Tujuan Model Pembelajaran VCT Langkah – Langkah Pembelajaran VCT

sumber untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya tahu dan mengerti nilai-nilai yang terkandung dan yang dibahas dalam proses pembelajaran namun, siswa juga dibelajarkan bagaimana menggunakan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

e. Kelemahan Model Pembelajaran VCT

Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memerhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa. Akibatnya sering terjadi benturan atau konflik dalam diri siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru.

3. Pendekatan Saintific

Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud 2013 memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah scientific appoach dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, menalar, mencobamencipta, menyajikanmengkomunikasikan. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian method of inquiry harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

a. Pengertian Scientific

Menurut Kemendikbud 2013 Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

b. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: 1 Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2 Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. 3 Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. 4 Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5 Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. 6 Untuk mengembangkan karakter siswa.

c. Langkah-Langka Pendekatan Scientific

Langkah-langkah pendekatan ilmiah scientific appoach dalam proses pembelajaran Kemendikbud 2013 meliputi : 1. Observing mengamati Objek PPKn yang dipelajari dalam PPKn adalah buah pikiran manusia, sehingga bersifat abstrak. Mengamati objek PPKn dapat dikelompokkan dalam dua macam kegiatan yang masing-masing mempunyai ciri berbeda, yaitu: a. Mengamati fenomena lingkungan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik PPKn tertentu.Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat dijelaskan serta dinilai secara ilmiah. Melakukan pengamatan terhadap fenomena

Dokumen yang terkait

PERANAN PEMBELAJARAN PPKn DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN TERHADAP PENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA PADA SISWA SMP TUNAS HARAPAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 63 87

PELAKSANAANMODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA PELAJARAN PPKn KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BALAPULANG

0 7 64

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KEMANDUNGAN 3 KOTA TEGAL

5 37 250

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN KESADARAN HAK ASASI MANUSIA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2009 2010

0 3 153

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) Pada Mata pelajaran PKn Kelas V di SD Negeri 2 Nogosari Kabupaten Boyolali

0 0 17

PENERAPAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN NILAI DEMOKRASI SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Melalui Model Role Playing pada Kelas X-E MIIA SMA Negeri 5 Bandung.

0 1 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE TERHADAP CIVIC DISPOSITION SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2016 2017 | Aini | 11254 23687 1 SM

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) DI KELAS V SDN SUKOAGUNG PATI

0 0 25

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Value Clarification Technique Terhadap Civic Disposition Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 20