Non Performing Financing NPF
Kualitas pembiayaan daoat ditentukan berdasarkan 3 parameter:
13
a. Prospek Usaha Penilaian prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponen-
komponen berikut: 1 Potensi pertumbuhan usaha;
2 Kondisi pasar dan posisi nasabah pembiayaan dalam persaingan;
3 Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja; 4 Dukungan dari grup atau afiliasi; dan
5 Upaya yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan dalam rangka memelihara lingkungan hidup.
b. Kinerja Nasabah Pembiayaan Penilaian kinerja performance nasabah pembiayaan meliput
penilaian terhadap komponen-komponen: 1 Perolehan laba;
2 Struktur permodalan; 3 Arus kas; dan
4 Sensitivitas terhadap risiko pasar. c. Kemampuan Membayar
13
Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014. h. 221-222
Penilaian kemampuan membayar meliputi penilaian terhadap komponen-komponen:
1 Ketepatan pembayaran pokok dan bunga; 2 Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah
pembiayaan; 3 Kelengkapan dokumentasi pembiayaan;
4 Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan; 5 Kesesuaian penggunaan dana; dan
6 Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
Kualitas pembiayaan pada bank syariah dapat dilihat dari NPF bank syariah tersebut. NPF pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang
dikategorikan dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet.
14
Tabel 2.2 Kriteria Kualitas Pembiayaan
15
No. Kualitas Pembiayaan
Kriteria
1. Pembiayaan Lancar
a. Pembayaran angsuran pokok danatau bagi hasil tepat waktu; dan
b. Memiliki rekening yang aktif; atau c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin
dengan agunan tunai cash colateral.
14
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. h. 359
15
Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No.1310DPbs. Jakarta: BI, 2011. Diakses pada 11 Mei 2015 dari
http:www.bi.go.ididperaturanperbankanDocumentse23620c42f9141f6ad163539fe8056c3lampiran _se_131012.pdf
2. Perhatian Khusus
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil yang belum
melampui Sembilan puluh hari: atau b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau
c. Mutasi rekening relative aktif; atau d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap
kontrak yang diperjanjikan; atau e. Didukung oleh pinjaman baru
3. Kurang Lancar
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bagi hasil; atau
b. Sering terjadi cerukan; atau c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif
rendah d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak
yang diperjanjikan lebih dari Sembilan puluh hari; atau
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah 4.
Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
danatau bagi hasil; atau b. Terdapat cerukan yang bersifat
permanen; atau c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180
hari atau d. Terdapat kapitalisasi bunga; atau
e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun
pengikatan jaminan. 5.
Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
danatau bagi hasil; atau b. Kerugian operasional ditutup dengan
pinjaman baru; atau c. Dari segi hukummaupun kondisi
pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar
Pembiayaan bermasalah NPF adalah suatu kondisi pembiayaan,
dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali
pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial
loss. Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya pembiayaan bermasalah, antara lain:
16
- Analisis keuangan yang kurang baik; - Struktur pembiayaan yang kurang tepat;
- Support dan dokumentasi yang buruk; - Monitoring yang kurang baik;
- Analisis penjamin yang kurang memadai. Dari sisi nasabah, beberapa hal yang menyebabkan pembiayaan
menjadi bermasalah, antara lain: - Prosuk dan jasa yang buruk;
- Kontrol keuangan yang buruk; - Faktor eksternal, seperti bencana, ekonomi, persaingan, dan
teknologi.
NPF pembiayaan bermasalah mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah
semakin buruk. Dengan semakin tingginya NPF akan mengakibatkan
16
Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014. h. 94-95
hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba.