Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri ini terbagi menjadi 3
kelompok, yaitu industri mikro dan kecil, industri menengah dan industri besar.
5
Pengertian UMKM dan karakteristiknya yaitu: a. Usaha Mikro
Berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, menengah adalah usaha produktif milik orang
perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro yaitu:
6
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
tiga ratus juta rupiah
b. Usaha Kecil Berdasarkan Pasal 1 butir 2, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
5
Kementrian Koperasi dan UMKM, PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH UMKM DAN USAHA BESAR UBTAHUN 2011
– 2012. Jakarta: DEPKOP, 2012. Diakses pada 9 Juli 2014 dari
http:www.depkop.go.idphocadownloaddata_umkmsandingan_data_umkm_2011-2012-new.pdf.
6
UU No.20 tahun 2008. Pasal 6 butir 1 tentang UMKM. Di akses pada 30 Desember 2014 dari http:www.bi.go.ididtentang-biuu-biDocumentsUU20Tahun2008UMKM.pdf.
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil yaitu:
7
1 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00
lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling
banyak Rp. 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. c. Usaha Menengah
Berdasarkan Pasal 1 butir 3, usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yaitu:
8
1 Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000
7
Ibid. Pasal 6 butir 2
8
Ibid. Pasal 6 butir 3.
sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan
paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah. UMKM erat kaitannya dengan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat
merupakan kegiatan yang bertumpu pada sektor riil, yang mampu menyerap potensi dan sumber daya yang ada dan tersedia di masyarakat setempat secara
swadaya, dan hasilnya ditunjukan untuk kemakmuran seluruh anggota masyarakat, bukan untuk orang seorang atau kelompok tertentu. Selain itu,
UMKM itu sendiri juga memiliki pengaruh yang sangat signifikan bagi pencapaian program pemerintah dalam hal mengurangi pengangguran dan
mengentaskan kemiskinan.
9
Meskipun demikian, UMKM masih memiliki banyak kendala, diantaranya yaitu akses pembiayaan bagi sebagian besar UMKM di seluruh
Indonesia.
10
Keterbatasan akses pembiayaan ini menyebabkan sebagian besar industri UMKM di Indonesia hanya mengandalkan modal yang dimiliki
sendiri. Berikut adalah alokasi sumber modal yang dimiliki oleh industri UMKM di Indonesia baik dari modal sendiri maupun modal pinjaman..
9
Muhammad. Bank Syariah dan Prospek Pengembangan UKM. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. h. 135
10
Kabar Bisnis, Empat Kendala Penghambat Pengembangan UMKM. Artikel Diakses tanggal 9 September 2014 dari http:www.kabarbisnis.comread2845011.
Tabel 2.1
11
Sumber Permodalan UMKM
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sumber permodalan UMKM sebagian besar adalah modal sendiri dengan persentase mencapai
69,82 dan modal pinjaman hanya sebesar 4,76. Sebagian Besar modal pinjaman tersebut yang berasal dari bank yaitu sebesar 59,78 . Hal ini
menunjukkan masih rendahnya suntikan modal yang diberikan ke sektor UMKM dari lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan lainnya.