nasabahnya dalam melakukan berbagai macam transaksi. Dilihat dari visi dan misi nya, BSM memfokuskan pada penghimpunan dana murah dan
mengutamakan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
2. Pembiayaan UMKM di Bank Syariah Mandiri
1
UMKM adalah usaha yang sangat strategis dan penting di Indonesia, dengan potensi yang sangat besar dengan jumlah pelaku usaha sebesar 48,85
juta usaha. Bagi BSM, pembiayaan di sektor UMKM cukup menarik karena menjanjikan yield yang tinggi. Marjin merupakan magnet yang menarik,
karena bisnis bank pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan marjin. BSM juga melihat, di samping pasar yang masih luas, pembiayaan
UMKM adalah pembiayaan dengan plafond yang tidak terlalu besar. Artinya bank tidak menaruh risiko yang begitu besar. Hal ini terlihat dari rendahnya
prosentase NPF terhadap UMKM yang hanya mencapai 7,4 dari total pembiayaan UMKM.
Di mata perbankan, saat ini sektor UMKM sedang menjadi bintang dan primadona. Hal ini dikarenakan UMKM dianggap tahan terhadap
gunjangan krisis, bank-bank pun berebut membiayai sektor ini. Sektor ini dianggap seksi karena pembiayaan di sektor ini bisa mendatangkan yield yang
tinggi. Marjin yang begitu besar menjadikan bank-bank berlomba berebut masuk ke sektor ini.
1
Wawancara pribadi dengan Jumbadi Micro Banking Group. Jakarta, 2 April 2015.
BSM memfokuskan pembiayaan ke sektor UMKM ini dengan dua model, yaitu:
a. Pembiayaan langsung Gambar 4.1
Skema Pembiayaan UMKM secara Langsung
b. Pembiayaan Linkage Program Gambar 4.2
Skema Pembiayaan UMKM secara Linkage
B. Pengaruh Pembiayaan UMKM terhadap Laba Operasional
Tabel 4.1
Hasil Uji Korelasi Laba UMKM
Ln_Laba Ln_UMKM
Pearson Correlation Ln_Laba
1 0.597
Ln_UMKM 0.597
1 Sig. 1-tailed
Ln_Laba .
Ln_UMKM .
N Ln_Laba
28 28
Ln_UMKM 28
28
Pada tabel Correlations dapat diketahui korelasi antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam hal ini terdapat variabel Laba dan UMKM.
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwasanya UMKM memiliki korelasi sebesar 0,597 atau sebesar 59,7 terhadap laba operasional Bank Syariah Mandiri. Ini
merupakan hasil yang cukup baik. Jika dilihat data berdasarkan laporan keuangan triwulan BSM, pembiayaan di sektor UMKM sejauh ini hanya pada kisaran 20-33
. Dengan prosentase tersebut, UMKM mampu memberikan keuntungan lebih dari 50 terhadap total laba operasional di BSM.
Tabel 4.2 Hasil Uji t UMKM
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
1.836 4.775
0.385 0.704
Ln_UMKM 0.796
0.295 0.415
2.703 0.012
0.826 1.211
a. Dependent Variable: Ln_Laba
Pada tabel tersebut, terlihat bahwasanya variabel UMKM memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,012 0,05 dan t hitung sebesar 2,703 t tabel sebesar
2,052. Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika dilihat berdasarkan nilai koefisiennya, variabel UMKM memiliki nilai positif
yaitu sebesar 0,796. Kedua hal ini membuktikan bahwa UMKM memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap laba operasional.
C. Pengaruh NPF terhadap Laba Operasional
Tabel 4.3 Hasil Uji Korelasi Laba NPF
Ln_Laba Ln_NPF
Pearson Correlation Ln_Laba
1 -0.609
Ln_NPF -0.609
1 Sig. 1-tailed
Ln_Laba .
Ln_NPF .
N Ln_Laba
28 28
Ln_NPF 28
28
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel NPF dan Laba sebesar - 0,609 atau sebesar - 60,9 . Ini menunjukkan bahwa
NPF memiliki hubungan yang kuat terhadap laba operasional. Hubungan antara NPF dan Laba adalah negatif, hal tersebut terlihat dari adanya tanda negatif -
pada hasil regresi.