Kesejahteraan Sosial dan Bencana Bencana Kebakaran, Mahasiswa, dan Kampus FISIP UI

16

BAB 2 MEMAHAMI PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA DALAM

KETERKAITANNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN SOSIAL MAHASISWA FISIP UI Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, penelitian ini menggunakan beberapa teori yang akan digunakan sebagai kerangka teori yaitu konsep bencana, bencana kebakaran, kesejahteraan sosial, dan mitigasi bencana. Selain itu, untuk mendukung kerangka teori tersebut, dibutuhkan deskripsi beberapa pengertian konsep dari mahasiswa dan kampus FISIP UI sebagai kampus world class university.

2.1 Kesejahteraan Sosial dan Bencana

Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009, kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dalam kaitannya dengan bencana, kondisi kesejahteraan sosial masyarakat merupakan suatu tujuan yang terganggu atas terjadinya bencana. Dampak terjadinya bencana menyebabkan hilangnya harta benda bahkan nyawa yang mengancam kesejahteraan sosial individu tersebut maupun lingkungan sekitarnya. Dalam kaitannya dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial, terjadinya suatu bencana dapat mengancam keberfungsian sosial masyarakat. Seperti yang kita tahu, pekerja sosial memiliki peran yang besar dalam mengelola bencana salah satunya yaitu melakukan tindakan mitigasi bencana dalam usaha mencegah dampak bencana yang lebih luas. Seperti halnya perubahan paradigma dalam memandang bencana, dahulu orang melihat bencana sebagai hal yang tidak dapat dikelola, namun saat ini paradigma itu telah berubah, bencana mampu kita kelola sedemikian rupa sehingga dampak dari bencana tersebut dapat diminimalisasikan. Hal yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan tindakan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana seperti melakukan sosialisasi, edukasi, dan simulasi bencana kepada masyarakat, dalam konteks penelitian ini adalah mahasiswa, 17 sebagai bagian dari upaya manajemen penanggulangan bencana di dalam sistem usaha kesejahteraan sosial bidang kebencanaan.

2.2 Bencana Kebakaran, Mahasiswa, dan Kampus FISIP UI

2.2.1 Bencana Kebakaran Menurut undang-undang No. 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehinngga menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana ini terbagi ke dalam tiga sektor yaitu bencana alam, bencana non alam, serta bencana sosial. Bencana disaster adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu komunitas atau masyarakat yang mengakibatkan kerugian manusia, materi, ekonomi, atau lingkungan yang meluas yang melampaui kemampuan komunitas atau masyarakat yang terkena dampak untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri UNISDR, 2004 dalam MPBI, 2007. Menurut Asian Disaster Reduction Center 2003, bencana adalah gangguan serius pada masyarakat yang bisa menyebabkan kerugian secara meluas dan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dan lingkungan, dan untuk mengatasinya dibutuhkan kemampuan yang melebihi kemampuan manusia. Menurut UNDP, bencana adalah gangguan serius dari tatanan masyarakat yang mengakibatkan keruguan besar pada manusia, lingkungan, dan tidak mudah untuk ditanggulangi dengan hanya menggunakan sumber daya masyarakat itu sendiri. Tabel 2.1 Definisi Bencana Pendapat Ahli Definisi Bencana Undang-undang No. 24 Tahun 2007 bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau 18 faktor non alam maupun faktor manusia sehinngga menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis UNISDR, 2004 dalam MPBI, 2007 Bencana disaster adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu komunitas atau masyarakat yang mengakibatkan kerugian manusia, materi, ekonomi, atau lingkungan yang meluas yang melampaui kemampuan komunitas atau masyarakat yang terkena dampak untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri Asian Disaster Reduction Center 2003 Bencana adalah gangguan serius pada masyarakat yang bisa menyebabkan kerugian secara meluas dan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dan lingkungan, dan untuk mengatasinya dibutuhkan kemampuan yang melebihi kemampuan manusia. Pada penelitian ini, definisi bencana yang relevan dengan konsep kesejahteraan sosial adalah definisi dari UNISDR 2004, dalam MPBI 2007 yang mengatakan bahwa terjadinya bencana dapat mengancam keberfungsian sosial masyarakat. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita kehendaku, serta merugikan kita dan pada umumnya sukar untuk dikendalikan. Kebakaran disebabkan oleh api. Api terjadi karena persenyawaan dari adanya sumber panas, sinar matahari, dan reaksi kimia. Pada dasarnya api terbentuk oleh tiga unsur yaitu: 19 1. Oksigen Oksigen adalah gas yang tidak mudah terbakar nonflammeable gas dan juga merupakan kebutuhan hidup mendasar bagi makhluk hidup. Meskipun tidak dapat terbakar, oksigen mendukung proses pembakaran. Di atas permukaan bumi, kadar oksigen dalam udara berkisar 21. Untuk terjadinya pembakaran, hanya dibutuhkan kadar oksigen sebesar 16 2. Panas Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur suatu benda bahan bakar sampai ke titik dimana jumlah uap bahan bakar tersedia dalam jumlah cukup untuk menghasilkan pembakaran. Sumber-sumber panas antara lain:  Arus listrik Panas akibat arus listrik dapat terjadi karena adanya hambatan terhadap aliran arus listrik, kelebihan beban muatan, dan hubungan arus pendek  Gaya mekanik Panas yang dihasilkan oleh gaya mekanik biasanya berasal dari dua benda yang saling bergesek  Reasi kimia  Reaksi nuklir  Radiasi matahari 3. Bahan bakar Bahan kebakaran dalam istilah kebakaran adalah setiap benda, bahan, atau material yang dapat terbakar. Bahan bakar yang dapat menimbulkan kebakaran dapat berpa benda padat, cair, dan gas. Tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air. Cara memadamkan kebakaran tergantung dari jenis bahan bakar penyebab kebakarannya. Ketidaksesuaian antara cara memadamkan kebakaran dengan jenis bahan bakar penyebab kebakaran dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk 20 mengetahui jenis bahan bakar penyebab kebakaran. Berdasarkan penyebabnya, terdapat empat kelas kebakaran: 1. Kebakaran kelas A Kebakaran kelas A disebabkan oleh benda-benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, busa, sampah, dan pakaian. Sisa pembakaran api dari kelas A berupa abu. Bahan bakar api kelas A ini memiliki sifat mudah terbakar dan bukan terbuat dari logam. Media pemadam kebakaran untuk kelas A adalah air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Api Ringan APAR atau racun api. 2. Kebakaran kelas B Kebakaran kelas B disebabkan oleh bahan nonlogam dan berupa cairan, biasanya menimbulkan efek mendidih dan menimbulkan gelembung. Bahan bakar api kelas B adalah bensin, oli, minyak, spirtus, dan alkohol. Media pemadam kebakaran untuk kelas B adalah APAR. Kebakaran kelas B tidak boleh dipadamkan dengan menggunakan air karena berat jenis air lebih besar dari berat jenis penyebab kebakaran sehingga akan memperluas areal yang terbakar. 3. Kebakaran kelas C Kebakaran kelas C disebabkan oleh bahan bakar alat-alat listrik yang masih beraliran dan masih terpasang. Media pemadam kebakaran untuk kelas C adalah APAR. Sebelum memadamkan api, sumber listrik sebaiknya dimatikan terlebih dahulu. 4. Kebakaran kelas D Kebakaran kelas D disebabkan oleh bahan bakar logam seperti potassium, sodium, alumunium, dan magnesium. Bahan bakar jenis ini biasanya merupakan bahan bakar untuk laboratorium kimia. Kebakaran kelas D hanya dapat dipadamkan dengan alat pemadam khusus, seperti bahan kimia kering dry chemical 21 Untuk mencegah kebakaran, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan yaitu: 1. Alat Pemadam Api Ringan APARracun api APAR fire extinguisher adalah peralatan reaksi cepat yang multiguna karena dapat digunakan untuk memadamkan jenis kebakaran A, B, dan C. Bahan yang ada di dalam tabung pemadam kebakaran terdiri atas bahan kimia kering dry chemical, busa, dan CO2. Bagian dari alat pemadam api ringan ini adalah:  Pengukur tekanan Gauge  Kait pengaman Pin  Corong penyemprot Nozzle  Selang Hose  Label  Tanda gambar tag 2. Hidran air Terdapat tiga jenis hidran yaitu hidran gedung, hidran halaman, dan hidran kota. Hidran kota diletakkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit pemadam kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. 3. Detektor asap smoke detector Detektor asap merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi keberadaan asap yang yang berlebihan dalam suatu ruangan. Jika jumlah asap berlebih, maka detektor asap akan berbunyi sebagai tanda peringatan bagi penghuni ruangan 4. Alarm kebakaran Alarm kebakaran merupakan alat peringatan yang digunakan untuk memberitahu seluruh orang yang berada disekitar akan adanya bahaya kebakaran 5. Penyemprot air springkler Springkler adalah alat yang digunakan khusus dalam gedung untuk memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suhu tertentu. Fungsi dari springkler adalah untuk memadamkan api kecil yang baru muncul 22 Menurut Suprapto 2008, kebakaran adalah adanya api yang tidak dikehendaki. Peristiwa kebakaran terjadi diawali dengan pembakaran kemudian api tersebut sudah tidak dapat terkendali dan mengancam keselamatan jiwa dan harta benda. Persitiwa kebakaran tersebut memiliki beberapa proses sampai api tersebut padam. Menurut Mantra 2005 terdapat beberapa proses perkembangan api pada saat kebakaran yang terdiri atas: 1. Tahap penyalaanpeletusan. Tahap ini ditandai dengan munculnya api yang disebabkan oleh energi panas yang mengenai material dalam ruang. 2. Tahap pertumbuhan Api sudah mulai berkembang sesuai dengan kuantitas bahan bakar yang ada. Tahap ini adalah tahap yang paling baik untuk evakuasi. 3. Tahap Flashover. Merupakan tahap transisi dari tahap pertumbuhan menuju tahap pembakaran penuh. Tahap ini sangat cepat, suhunya biasanya berkisar antara 3000C – 6000C. 4. Tahap Pembakaran Penuh. Pada tahap ini kalor yang dilepaskan adalah yang paling besar karena api sudah menjalar ke seluruh ruang. Suhunya bisa mencapai 12000C. 5. Tahap Surut. Pada tahap ini seluruh material sudah habis terbakar dan temperatur sudah mulai turun serta laju pembakaran juga menurun 2.2.2 Mahasiswa Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher dalam Suwono, 1978 adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang makin menyatu dengan masyarakat, di didik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual. Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono 1978 mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk 23 perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas Hartaji, 2012 : 5. Dalam Kamus Bahasa Indonesia KBI, mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Menurut Siswoyo 2007: 121 mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam ber pikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup Yusuf, 2012: 27. 2.2.2 Kampus FISIP UI Dalam pengertian modern, kampus berarti, sebuah kompleks atau daerah tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas atau perguruan tinggi. Bisa pula berarti sebuah cabang daripada universitas sendiri. Misalkan Universitas Indonesia di Jakarta, memiliki beberapa lokasi yang fakultas yang terbagi sendiri sendiri untuk memiliki wilayah sendiri yang berupa fakultas- fakultas yang seluruhnya berada didalam wilayah Universitas. Universitas Indonesia yang telah menjadi world class university menuntut semua fakultas yang ada untuk mengikuti persyaratan yang ada juga. Infrastruktur merupakan salah satu persyaratan penting yang harus dimiliki. Ketersediaan infrastruktur yang dapat menunjang kehidupan para mahasiswa yang yang berada di lingkungan kampus. Kampus FISIP UI sebagai kampus world class university. Seiring berjalannya waktu, FISIP UI terus memperbaiki kualitas dari pelayanan kampus. Perbaikan tersebut berupa pembenahan sarana dan prasarana penunjang kegiatan 24 mahasiswa belajar. Salah satu yang menjadi perhatian yaitu penyediaan infrastruktur yang sesuai dengan standar. Lokasi gedung yang memiliki dua tangga di setiap sisi gedung yang berguna untuk jalan evakusai jika terjadi bencana. Alat-alat kebakaran seperti alat pemadam api ringan aparracun api, hidran air, detektor asap smoke detector, alarm kebakaran, penyemprot air springkler, yang semua harus berfungsi dengan baik dan menunjang pencegahan kebakaran. Keamanan dalam kampus memang menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga lingkungan kampus dapat dilakukan bersama oleh semua warga kampus FISIP UI agar meminimalisasi terjadinya bencana yang akan merugikan. Kampus FISIP UI harus menjadi lokasi yang aman dari bencana kebakaran dan meminimalisir resiko bencana kebakaran dengan adanya mitigasi bencana.

2.3. Mitigasi Bencana