Pengetahuan Mahasiswa FISIP UI dalam Usaha-Usaha Mitigasi Bencana

47 Dari kutipan tersebut FISIP UI masih sangat kurang dalam pengamanan kebencanaan kebakaran karena masih banyaknya bangunan gedung yang tidak memiliki standarisasi alat pemadam kebakaran. Seharusnya keamananan warga FISIP UI merupakan faktor utama dalam sebuah instansi pendidikan. Hal tersebut di atas berkaitan dengan kesejahteraan sosial dimana individu dapat melaksanakan fungsi sosialnya, dalam konteks ini yaitu mahasiswa dapat melaksanakan proses belajar tanpa hambatan rasa takut akan keamanan yang kurang terkait kebencanaan di kampus FISIP UI. Kurangannya proses pemberian pendidikan mitigasi bencana selain karena kebijakan kampus FISIP UI yang belum sepenuhnya melibatkan seluruh komponen warga FISIP, kemudian dari fasilitas pengamanan kebakaran yang kurang lengkap di setiap gedung. FISIP UI masih belum menempatkan prioritas keamanan kebencanaan kebakaran dengan Sumber Daya Manusia pegawai K3L yang kurang mencukupi poin temuan lapangan 4.1.2.1 dan 4.1.2.2.

4.2.3 Pengetahuan Mahasiswa FISIP UI dalam Usaha-Usaha Mitigasi Bencana

Mitigasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya bencana. Tahap mitigasi memfokuskan pada tindakan jangka panjang untuk mengurangi resiko bencana. Implementasi strategi mitigasi dapat dipandang sebagai bagian dari proses pemulihan jika tindakan mitigasi dilakukan setelah terjadinya bencana. Namun demikian, meskipun pelaksanaannya merupakan upaya pemulihan, tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi resiko pada masa mendatang dikategorikan sebagai tindakan mitigasi. Seperti halnya perubahan paradigma dalam memandang bencana, dahulu orang melihat bencana sebagai hal yang tidak dapat dikelola, namun saat ini paradigma itu telah berubah, bencana mampu kita kelola sedemikian rupa sehingga dampak dari bencana tersebut dapat diminimalisasikan. Hal yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan tindakan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana seperti melakukan sosialisasi, edukasi, dan simulasi bencana kepada 48 masyarakat, dalam konteks penelitian ini adalah mahasiswa, sebagai bagian dari upaya manajemen penanggulangan bencana di dalam sistem usaha kesejahteraan sosial bidang kebencanaan. Berdasarkan temuan lapangan yang didapatkan bahwa pencegahan merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya bencana. Berdasarkan informasi mahasiswa, dijelaskan bahwa mereka telah melakukan tindakan-tindakan pencegahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mereka lakukan untuk mencegah kebakaran. Tindakan sehari-hari yang mereka lakukan tercermin bahwa mereka telah sadar untuk dapat menghindari bahaya terjadinya bencana kebakaran. poin temuan lapangan 4.1.3. Pada tahap mitigasi, tindakan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi dampak. Mitigasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya bencana. Menurut Coppola 2007 dalam Steven 2011, mitigasi Mitigation, adalah sebuah upaya yang kita kenal dengan istilah pencegahan sebelum terjadinya bencana atau bersifat pelunakan resiko. Bab 2, Sub-Bab Mitigasi Bencana 2.3. Upaya pemberian pemahaman mahasiswa terhadap mitigasi bencana merupakan hal yang diperlukan. Mitigasi sendiri menjadi kebutuhan dari para mahasiswa sebagai upaya mengurangi resiko terhadap bencana. Setiap individu yang tinggal disuatu wilayah akan selalu punya resiko terhadap suatu bencana. Pemahaman mahasiswa terhadap mitigasi bencana dan implementasinya di kampus sangat penting. Pengetahuan merupakan suatu yang harus dilakukan untuk meminimalisasi resiko bencana yang terjadi. Mahasiswa banyak mendapatkan pemahaman tentang mitigasi bencana dari kegiatan sosialisasi. Salah satu bencana yang rentan dapat terjadi merupkan bencana kebakaran. Perlunya ada pemahaman mahasiswa tentang mitigasi bencana. Dari informasi yang disampaikan oleh informan dapat ditangkap bahwa mahasiswa membutuhkan pengetahuan tentang mitigasi bencana dari sisi pengimplementasian penggunaan alat-alat maupun tindakan yang dapat dilakukan ketika terjadi bencana kebakaran. Pengetahuan mitigasi bencana dapat berupa teori tentang tindakan- tindakan mitigasi bencana, praktek tindakan yang dilakukan ketika terjadi bencana 49 kebakaran maupun mengetahuan penggunaan peralatan pemadam kebakaran yang telah tersedia. Mahasiswa dapat memahami cara-cara yang dilakukan ketika bencana terjadi. poin temuan lapangan 4.1.3. Sejauh ini pemahaman mereka tentang mitigasi bencana meliputi pemahaman secara teoritis. Tetapi ketika terjadi kebakaran masih terjadi kepanikan dan kurang melakukan tindakan cepat tanggap. Walaupun secara pemahaman mereka telah tahu tindakan mitigasi yang harus dilakukan. Sosialisasi yang mereka dapatkan selama ini berupa sosialisasi cara-cara untuk menghindari bencana kebakaran jika terjadi berupa perlindungan diri, cara memadamkan api dengan alat sederhana, dan upaya-upaya untuk mencegah kebakaran agar tidak terjadi kebakaran. poin temuan lapangan 4.1.3. Perlunya pemahaman tentang kebakaran memang hal yang penting karena tidak semua kebakaran dapat dipadamkan dengan air. Cara memadamkan kebakaran tergantung dari jenis bahan bakar penyebab kebakarannya. Ketidaksesuaian antara cara memadamkan kebakaran dengan jenis bahan bakar penyebab kebakaran dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui jenis bahan bakar penyebab kebakaran. Berdasarkan penyebabnya, terdapat empat kelas kebakaran yaitu kebakaran kelas A,B,C,D. Dari jenis kebakaran yang paling ringan hingga kebakaran yang berat. Bab 2, Sub-Bab Bencana Kebakaran 2.2.1. Terdapat juga simulasi bencana yang diadakan oleh pihak FISIP UI pada tahun 2014 lalu. Tetapi belum semua mahasiswa FISIP UI mengetahui dan mengikuti kegiatan simulasi tersebut. Dalam simulasi itupun tidak adanya himbauan untuk berkumpul di safe meet point yang ada. Himbauan yang ada mengajak semua mahasiswa untuk berkumpul di ruang lapang di sekitar gedung FISIP UI. Mahasiswa juga mengatakan mereka masih memerlukan pendidikan mitigasi bencana yang dapat memudahkan mereka untuk mengimplementasikan tindakan-tindakan dalam keadaan darurat ketika kebakaran terjadi. Informan juga menjelaskan bahwa peralatan dan infrastruktur yang ada di FISIP UI sebagai alat- alat mitigasi bencana belum dibarengi dengan pemahaman untuk penggunaannya. poin temuan lapangan 4.1.3. 50

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini berusaha untuk menggali dan menggambarkan dengan jelas serta eksplisit mengenai upaya mitigasi bencana kebakaran di wilayah FISIP UI dengan pendidikan kepada mahasiswa sebagai fokus utama. Langkah langkah yang berkaitan dengan hal tersebut sudah diambil oleh pihak yang berwenang, dalam hal ini dekanat FISIP UI. Konsep yang diutarakan dekanat dibantu oleh beberapa bagian seperti bagian infrastruktur dalam tataran implementasinya. Terkait dengan hal tersebut, maka poin yang harus diperhatikan adalah sudah sejauh mana pendidkan mitigasi bencana disosialisasikan dan diterapkan kepada mahasiswa FISIP UI.

5.1.1 Upaya pendidikan mitigasi bencana pada mahasiswa FISIP UI

Tindakan mitigasi bencana terdiri atas mitigasi struktural dan mitigasi nonstruktural. Mitigasi struktural adalah tindakan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan dampak bencana secara fisik Mitigasi nonstruktural adalah tindakan terkait kebijakan, pembangunan kepedulian, pengembangan pengetahuan, komitmen publik, serta pelaksanaan metode dan operasional termasuk mekanisme partisipatif dan penyebarluasan informasi yang dilakukan untuk mengurangi resiko terkait dampak bencana. Terkait upaya mitigasi struktural, pihak kampus FISIP UI telah berupaya mengadakan fasilitas tanggap darurat seperti springkler, hidran, APAR, pendeteksi asap, sirine, dan alarm. Sedangkan upaya mitigasi nonstruktural yang telah dilakukan pihak kampus FISIP UI meliputi pengembangan pengetahuan mahasiswa terkait kebencanaan. Berdasarkan penuturan informan mahasiswa, mereka mendapatkan materi terkait kebencanaan pada salah satu mata kuliah wajib Universitas. Selain itu, pihak kampus FISIP UI juga memberikan pendidikan mitigasi bencana kepada para OB dan pedagang kantin melalui sosialisasi dan penyuluhan mengenai cara menanggulangi kebakaran. Pihak kampus FISIP juga telah melakukan latihan simulasi bencana kebakaran pada