serta mempunyai jumlah tanggungan 1-3 orang sebesar 79 ada kemungkinan untuk menjawab ragu-ragu karena mereka tidak begitu mementingkan arti dari sebuah
penilaian, bagi mereka diberikan gaji atau upah tepat pada waktunya sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari itu sudah lebih dari cukup.
2. Dorongan Berprestasi
Tabel 18. Sikap responden dalam bekerja mendapatkan motivasi dari atasan.
Jawaban Jumlah
Persentase
Sangat Setuju 26
32,1
Setuju 52
64,2
Ragu-Ragu 2
2,5
Tidak Setuju 1
1,2 Sangat Tidak Setuju
Total 81
100
Sumber : Data diolah 2010, Lampiran 5
Berdasarkan Tabel 18, mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 64,2, sangat setuju sebesar 32,1, ragu-ragu sebesar 2,5 dan tidak setuju sebesar 1,2 bahwa
dalam bekerja mendapatkan motivasi dari atasannya. Jika atasan memberikan perhatian kepada bawahan karyawan maka karyawan akan lebih terpacu dalam
berprestasi. Motivasi dari atasan sangat berperan penting dalam kenyamanan karyawan saat bekerja, mereka akan merasa diperhatikan sehingga akan bekerja
secara maksimal. Karyawan yang termotivasi mempunyai keinginan dan kemauan untuk menghadapi dan mengatasi rintangan-rintangan. Bagi banyak orang, motivasi
diri sama dengan kerja keras, dan kerja keras akan membuahkan keberhasilan dan kepuasan pribadi. Dalam karakteristik karyawan SBF yang belum menikah sebesar
5, hal ini bisa menjadi alasan untuk menjawab ragu-ragu dalam mendapatkan motivasi dari atasan, karena pada usia 20-30 tahun karyawan baru tersebut tentunya
akan merasa butuh motivasi lebih dari atasan dalam bekerja karena pengalaman kerja
mereka sedikit. Ketika para karyawan semakin bertambah lanjut usianya maka semakin merasa cukup motivasi yang diberikan oleh atasan karena sesuai dengan
pengalaman kerja yang mereka miliki telah cukup mewakili. Tabel 19. Sikap responden tentang memiliki dorongan untuk berprestasi
tinggi.
Jawaban Jumlah
Persentase
Sangat Setuju 17
21
Setuju 59
72,8
Ragu-Ragu 5
6,2
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Total 81
100
Sumber : Data diolah 2010, Lampiran 5 Berdasarkan Tabel 19, mayoritas responden menyatakan setuju sebesar 72,8 bahwa
dalam bekerja memiliki dorongan untuk berprestasi tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukan. Dorongan berprestasi penting demi memacu meningkatkan kreatifitas para
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Responden menjawab sangat setuju sebesar 21, ragu-ragu 6,2. Adanya dorongan untuk berprestasi tinggi merupakan
adanya suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung dari luar kesadaran kita. Dalam karakteristik karyawan SBF yang mayoritas
pendidikan terakhirnya adalah SMA sebesar 55,6 dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembangan diri dari karyawan sangat baik, karena pengembangan diri bisa diukur
dari tingkat pendidikan yang dicapai. Pengembangan diri merupakan proses yang harus terjadi di dalam diri sendiri, bukan orang lain. Artinya karyawan menciptakan
kondisi baru di luar dengan melakukan perubahan di dalam diri sendiri.
3. Kesempatan Berkembang