Apabila
t
hitung
≤
t
tabel
: H diterima, H
a
ditolak,
t
hitung
t
tabel
: H ditolak, H
a
diterima. 4 Untuk variabel X
4
tanggung jawab H
: bi = 0 tidak pengaruh antara tanggung jawab terhadap kepuasan kerja karyawan SBF
H
a
: bi ≠ 0 ada pegaruh antara tanggung jawab terhadap kepuasan kerja karyawan SBF
Apabila
t
hitung
≤
t
tabel
: H diterima, H
a
ditolak,
t
hitung
t
tabel
: H ditolak, H
a
diterima. 5 Untuk variabel X
5
penghargaan H
: bi = 0 tidak pengaruh antara penghargaan terhadap kepuasan kerja karyawan SBF
H
a
: bi ≠ 0 ada pegaruh antara penghargaan terhadap kepuasan kerja karyawan SBF
Apabila
t
hitung
≤
t
tabel
: H diterima, H
a
ditolak,
t
hitung
t
tabel
: H ditolak, H
a
diterima
5. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai F dapat dirumuskan sebagai berikut:
F =
2 2
1 1
R m
m N
R
………………………………………………. 3.6
Keterangan :
2
R = koefisien korelasi ganda N = Jumlah sampel
m = jumlah prediktor Sugiyono, 2007: 218
Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95 dan derajat kebebasan 5,
derajat bebas pembilang df
1
=k-1 dan derajat bebas penyebut df
2
=n-k, k merupakan banyaknya parameter koefisien model regresi linier dan n merupakan jumlah
pengamatan. Dasar pengambilan keputusannya yaitu: a - Jika F hit F tab maka H
diterima dan H
a
ditolak. - Jika F hit F tab maka H
ditolak dan H
a
diterima. b - Jika probabilitas 0,05 maka H
diterima dan H
a
ditolak. - Jika probabilitas 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Ho : bi = 0, variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Ha : bi ≠ 0, ada pengaruhnya antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika Ho diterima, berarti variabel bebas secara bersamaan tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat. Jika Ho ditolak, berarti variabel bebas secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sebelum perang dunia II, Indonesia Jawa merupakan salah satu penghasil gula
terbesar didunia sekaligus sebagai pengekspor gula terbesar kedua setelah Kuba. Puncak produksi dicapai pada tahun 1931, dengan produksi sebesar 3 juta ton, sekitar
2 juta ton diekspor. Setelah perang dunia II, pabrik-pabrik gula banyak yang mengalami kerusakan dan banyak yang tidak dapat dioperasikan kembali, pertanian
tebu juga terlantar. Produktivitas dan produksi gula terus merosot. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat diperlukan.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional dan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan impor gula semakin besar di Indonesia. Kesenjangan antara produksi
dan konsumsi gula didalam negeri terus membesar. Pemerintah menyadari konsekuensi dari situasi pergulaan seperti ini, sehingga mencanangkan pengembangan
industri gula keluar Jawa untuk meningkatkan gula nasional. Karena keterbatasan dana maka pemerintah mengundang pihak swasta untuk ikut melaksanakan
pengembangan industri gula. PT Gunung Madu Plantations didirikan pada 20 Oktober 1975 untuk menjawab
ajakan pemerintah tersebut, dan memilih Provinsi Lampung untuk pengembangan industri gula di Indonesia di luar Pulau Jawa untuk meningkatkan produksi gula