2.1.4. Kekuatan dan Kelemahan FAO Organisasi Pangan dan Pertanian
1. Adapun kekuatan dari Organisasi Pangan dan Pertanian, sebagai
berikut:
Memiliki kepercayaan diri bahwa negara-negara anggotanya
memiliki kecakapan atau keahlian berorganisasi dan berpengalaman dalam bekerja untuk mencapai tujuan;
mampu merangkul masalah-masalah global; memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi dan membuat solusi secara
independen berdasarkan idiologi atau perspektif nasional yang spesifik.
Bersama-sama dengan struktur kerja organisasi yang luas,
kapasitas networking organisasi yang mendunia, dan berdasarkan pada hubungan langsung dengan badan-badan
pemerintahan, institusi penelitian dan akademik, serta badan-badan nasional maupun internasional lainnya.
Memiliki campuran yang unik antara pengalaman
operasional dan normatif dari staf organisasinya.
Bantuan-bantuan teknik ditawarkan organisasi kepada negara-negara tanpa bias politik ataupun komersil, untuk
memberi dukungan yang dibutuhkan oleh pemerintah. FAO menyadari akan kompetensi dasar dan keahlian khusus yang
dimiliki staf intinya, sama baiknya dengan ahli-ahli dari luar
dengan kualitas yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2. Kelemahan dari Organisasi Pangan dan Pertanian yaitu FAO
terlalu desentralisasi, dengan proporsi staf yang bertugas di pusat yang banyak, yang jauh dari pengamatan akan masalah-masalah
yang kompleks di lapangan.Selain itu difusi dalam struktur organisasi akan mencegah organisasi tersebut untuk konsentrasi
pada wilayah kunci, dan mengurangi kemampuannya untuk
mencapai hasil yang berkualitas tinggi.
2.1.5. FAO Organisasi Pangan dan Pertanian dan Indonesia
Indonesia menjadi anggota FAO tanggal 28 November 1949, menegaskan kembali ketertarikannya pada upaya peningkatan taraf hidup
rakyatnya, dan memberikan sumbangan pada kerja internasional dalam pembangunan pangan dan pertanian. Sejak saat itu, Indonesia dan FAO
telah bekerja sama secara erat untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatan Indonesia dalam bekerja dengan FAO dimulai pada tahun
1950 ketika mempersiapkan selebaran-selebaran mengenai makanan dan gizi yang berimbang. Dan dalam perencanaan pertanian. FAO memberikan
bantuan teknis dalam bidang statistik pertanian, produksi beras dan perencanaan kehutanan.
Kerja sama antara Indonesia dan FAO berlangsung sejak 1949. Sampai tahun 1992, lebih 300 program dan proyek yang telah
dilaksanakan FAO di seluruh Indonesia. Melibatkan sampai 1.000 tenaga ahli dan konsultan, termasuk beberapa orang dari Indonesia. Ratusan juta
dolar yang berasal dari luar maupun dalam negeri yang telah ditanamkan
Universitas Sumatera Utara
di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan. Program dan proyek tersebut memperoleh dana dari Pemerintah Indonesia, UNDP, dan badan-
badan multilateral yang lain, negara-negara donor, dan oleh FAO sendiri. Ribuan tenaga ahli dan perencana Indonesia telah memetik manfaat dari
program latihan yang diselenggarakan oleh FAO serta berbagai proyeknya yang terdapat di dalam maupun luar negeri. Demikian juga dengan para
ahli di berbagai bidang yang lain dan para administrator.
26
2.1.6. FAO Organisasi Pangan dan Pertanian di Indonesia