keberlangsungan pangan mengandaikan bahwa ketiga subsistem pangan yang lain mencapai kinerja yang optimal.
16
1.5.2.2. Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan dalam upaya memperbaiki mutu menu makanan rakyat sudah ditetapkan sejak tahun 1974 dan disempurnakan
dengan INPRES 201979. Namun secara operasional, diversifikasi pangan belum dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan Widyakarya Pangan dan
Gizi LIPI, 1988,
17
Langkah awal dapat dimulai dengan pengembangan sumber pangan lokal, eksotik, bernilai ekonomi tinggi, mengandung protein,
vitamin dan bergizi baik. Kampanye ”makan ikan” dan ”minum susu” akan mampu memperbaiki kecukupan protein dan vitamin, yang dapat saja
yang menyimpulkan dua pengertian tentang diversifikasi pangan. Pertama, diversifikasi pangan dalam rangka
pemantapan swasembada beras yaitu agar laju peningkatan konsumsi beras dapat dikendalikan, setidak-tidaknya seimbang dengan kemampuan laju
peningkatan produksi beras. Kedua, diversifikasi pangan dalam rangka memperbaiki mutu gizi susunana makanan penduduk beragam dan
seimbang. Lebih lanjut toeri ini juga menjelaskan pentingnya strategi diversifikasi pangan yang harus dilakukan secara lebih serius, untuk
mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras, yang saat ini sangat tinggi dan sering mempengaruhi tekanan permintaan terhadap beras.
16
Fransiscus Welirang, Revitalisasi Republik Perspektif Pangan dan Kebudayaan, Jakarta: PT. Graffindo, 2007 hal. 54-56
17
Kesimpulan dan Rekomendasi Widyakarya, Pangan dan Gizi, LIPI pada tanggal 1-3 Juni 1998 tentang Diversifikasi Pangan
Universitas Sumatera Utara
mengurangi te kanan konsumsi terhadap bahan karbohidrat seperti beras yang sangat sensitif secara ekonomi dan politik. Kemudian, pengindustrian
pangan lokal ini harus memperoleh dukungan kebijakan yang memadai, mulai dari skema pembiayaan, insentif perpajakan, dan kemudahan
lainnya.
1.5.2.3. Ketersediaan Pangan
Dalam bukunya berjudul “Perencanaan Pangan dan Gizi, Suhardjo mengemukakan bahwa dalam memenuhi pangan nasional harus
menggunakan metode untuk dapat menakar ketersediaan pangan yaitu menggunakan metode Food Blance Sheet FBS dan hal tersebut dianggap
menguntungkan adapun faktor-faktor penyebabnya ialah :
18
- Dengan menggambarkan imbangan antara persediaan pangan
dihubungkan dengan kebutuhan yang seharusnya dipenuhi. Dapat dibandingkan terhadap konsumsi pangan yang nyata dari data
survei konsumsi pangan.
- Bila persediaan total energi yang dibandingkan dengan perkiraan
kebutuhan tidak banyak berbeda, maka diduga tidak terdapat masalah kekurangan gizi yang serius bila distribusinya merata.
Namun demikian bila persediaannya jauh lebih rendah dari perkiraan kebutuhan, maka dapat menyebabkan masalah
kekurangan gizi yang berat. Demikian pula hanlnya untuk protein.
18
Suhardjo, Perencanaan Pangan dan Gizi, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm. 22
Universitas Sumatera Utara
- Secara mudah dapat menggambarkan perkiraan persediaan zat gizi
berbagai kelompok jenis pangan, khususnya energi, protein dan lemak.
Sehingga dalam mengelola ketersediaan pangan di Indonesia metode ini dianggap sebagai dasar dalam mencukupi ketersediaan dan
ketahanan pangan nasional.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan melakukan
metode-metode ilmiah.
19
1.6.1. Jenis Penelitian