Pengertian Lari Sprint Teknik Lari Sprint

beragam seperti halnya aktivitas otot-otot, pola waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet dari tahap reaksi sampai tahap transisi tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di tempat Djoko Pekik Irianto,2004. Teknik yang baik ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki dan badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan IAAF, 2003. Teknik lari sprint lari 100 m dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap reaksi dan dorongan 2. Tahap lari akelerasi 3. Tahap transisiperubahan 4. Tahap kecepatan maksimum 5. Tahap pemeliharaan kecepatan 6. Finish Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu: 1. Start Menurut IAAF 2003 suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut: a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba- aba “bersedia”. b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba- aba “siap”. c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang maksimal IAAF level II, 2003. 2. Tahap Akselerasi Pada tahap akselerasi diupayakan frekuensi lari yang tinggi secepat mungkin dengan dari sedikit mengadopsi postur lari yang normal. Ciri- ciri dari tahap ini adalah: a. Kontak awal dengan lintasan oleh ayunan kaki depan selebar kurang lebih 30 cm dibelakang proyeksi vertikal titik pusat gravitasi. b. Kecepatan langkah setinggi mungkin dengan tahap melayang yang pendek. c. Tahap dukungan pendek memerlukan dorongan kuat dari telapak kaki. d. Badan diluruskan dari sedikit menuju lari yang normal setelah 10 langkah kira-kira 20 meter. 3. Tahap kecepatan maksimal Setiap langkah sprint terdiri dari tahap-tahap kontak dengan tanah atau dukungan dan suatu tahap melayang atau ayunan. Tahap-tahap ini dapat diuraikan lebih lanjut kedalam tahap sanggatopang depan front support dan tahap sanggatopang belakang rear support serta tahap ayunan depan front swing dan tahap ayunan belakang rear swing IAAF level II,2003 . b. Daya Tahan Daya tahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan intensitasnya dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi dan pada waktu yang sama mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki daya tahan apabila tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya tahan, dari semua kemampuan biomotor harus dikembangkan lebih dahulu. C. Kecepatan Adalah kemampuan untuk barjalan atau bergerak dengan sangat cepat. Kecepatan berlari sprint yang asli berkenaan dengan kemamapuan alami untuk mencapai percepatan lari yang sangat tinggi dan untuk menempuh jarak pendek dalam waktu yang sangat pendek. d. Kelentukan Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas. Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu sebab umum terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek juga menghalangi kecepatan dan daya tahan karena otot-otot harus bekerja lebih keras untuk mengatasi tahanan menuju kelangkah yang panjang. e. Koordinasi Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dengan tingkat kesukaran dengan tepat dan dengan efesien dan penuh ketepatan. Seorang atlet dengan koordinasi yang baik tidak hanya mampu melakukan skill dengan baik, tetapi juga dengan tepat dan dapat menyelesaikan suatu tugas latihan. Selain faktor- faktor fisik yang telah dijelaskan diatas, dalam penguasaan teknik sprint terdapat pula faktor lain yang tidak kalah penting pengaruhnya, yaitu faktor psikologis. III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik cross-sectional untuk meneliti besarnya VO 2 maks dan daya ledak otot antara atlet renang dibandingkan dengan atlet lari sprint yang sedang melakukan latihan persiapan Pekan Olahraga Provinsi di Bandar lampung.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di lapangan stadion olahraga Pahoman.

C. Populasi dan Sampel penelitian

1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan Nazir, 2003. Populasi penelitian ini adalah para atlet renang dan lari sprint yang sedang melakukan latihan persiapan Pekan Olahraga Provinsi di Bandar lampung. 2. Sampel Penelitian Sampel Penelitian adalah sebagian populasi yang dipilih dengan kriteria tertentu hingga dianggap mewakili populasinya Nazir, 2003. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling, di mana semua subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dijadikan objek penelitian. Kriteria inklusi sampel pada atlet renang dan lari sprint: 1. Atlet dengan jenis kelamin laki-laki. 2. Umur subjek penelitian 18 - 25 tahun. 3. Berbadan sehat Tekanan darah= 11070 - 12080 mmHg, Respirasi= 16-20 xmenit, Nadi= 60-80 xrmenit. 4. Subjek merupakan atlet yang dipersiapkan untuk mengikuti Pekan Olahraga Provinsi. 5. Bersedia untuk menjadi subjek penelitian yang dinyatakan dengan mengisi lembar informed consent. Kriteria eksklusi : 1. Subjek tidak bersedia dijadikan objek penelitian.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KAPASITAS VITAL PARU DAN TEKANAN ARTERI RATA-RATA PADA ATLET PRIA CABANG OLAHRAGA RENANG DAN LARI CEPAT PERSIAPAN PEKAN OLAHRAGA PROVINSI 2013 DI BANDAR LAMPUNG COMPARISON OF LUNG VITAL CAPACITY AND MEAN ARTERIAL PRESSURE IN SWIMMER AND SPRIN

0 10 30

Kontribusi Sistem Respirasi terhadap VO2 MaksStudi Korelasional Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga di Surakarta

0 3 4

STUDI PERBANDINGAN PERSONALITY TRAITS ANTARA ATLET CABANG OLAHRAGA INDIVIDU DAN BEREGU.

0 3 16

PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA KONSENTRASI.

1 6 40

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LUNCURAN START RENANG GAYA PUNGGUNG PADA ATLET RENANG TCS SEMARANG TAHUN 2007.

0 2 85

4. Pekan Olahraga Pelajaran Daerah (POPDA) Cabang Olahraga Renang

0 0 10

5. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Provinsi DIY Cabang Olahraga Renang

0 0 8

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI ZIG ZAG DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN SEPAK BOLA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI ZIG ZAG DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI P

0 1 16

PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK TUNGKAI PADA ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK TUNGKAI PADA ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISY

0 0 14

PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK LENGAN ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK LENGAN ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKA

0 4 10