Pengukuran Daya Ledak Otot

Rumus di atas menyatakan bahwa daya ledak menghasilkan suatu momentum, dan momentum ini merupakan tenaga untuk menghasilkan gerakan yang kuat dan cepat. Tabel 2 . Kriteria Daya Ledak Otot Depkes, 2004 Kriteria Pria cm Baik Sekali 241 Baik 214-240 Sedang 160-213 Kurang 137-159 Kurang sekali 137 Dasar untuk mengembangkan daya ledak oleh Pyke 1991 secara sederhana ada tiga rancangan, yaitu 1 menambah kekuatan dengan menjaga jarak dan waktu konstan; 2 menambah jarak tindakan kekuatan dengan menjaga kekuatan dan waktu konstan; dan 3 mengurangi waktu kecepatan gerak, dengan menjaga kekuatan dan jarak konstan. Pengembangan daya ledak khusus dalam latihan kondisi berpedoman pada dua komponen, yaitu pengembangan kekuatan untuk menambah daya gerak, dan mengembangkan kecepatan untuk mengurangi waktu gerak.

C. Latihan Fisik Terprogram

Yang dimaksud dengan latihan fisik terprogram adalah latihan fisik yang dilakukan secara teratur dengan intensitas, frekuensi, dan durasi tertentu, serta memiliki tujuan tertentu pula YMCA Fitness Assessment, 2008.

1. Intensitas Latihan

Sebaiknya para atlet diberi latihan hingga denyut jantungnya mencapai 80-95 dari denyut jantung maksimal. Sedangkan denyut jantung maksimal yang boleh dicapai pada saat melakukan latihan adalah 220 – umur dalam tahun. Denyut jantung yang 80-95 dari denyut jantung maksimal tersebut dinamakan target zone. Jika intensitas latihan yang diberikan kurang dari target zone ini, maka hasilnya tidak banyak memperbaiki endurance Kosasih E, 2010.

2. Durasi Latihan

Durasi latihan sebaiknya berkisar antara 40-45 menit di dalam target zone bila ingin mendapatkan perbaikan endurance. Ini belum termasuk waktu pemanasan dan pendinginan Kosasih E, 2010.

3. Frekuensi Latihan

Sebaiknya berlatih minimal 3 kali seminggu untuk mendapat hasil yang baik karena endurance seseorang akan mulai turun setelah 48 jam jika tidak menjalani latihan. Bagi seorang atlet, semakin tinggi faktor endurance yang diperlukan dalam cabangnya, semakin tinggi pula angka VO 2 maks yang harus dimilikinya Kosasih E, 2010.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KAPASITAS VITAL PARU DAN TEKANAN ARTERI RATA-RATA PADA ATLET PRIA CABANG OLAHRAGA RENANG DAN LARI CEPAT PERSIAPAN PEKAN OLAHRAGA PROVINSI 2013 DI BANDAR LAMPUNG COMPARISON OF LUNG VITAL CAPACITY AND MEAN ARTERIAL PRESSURE IN SWIMMER AND SPRIN

0 10 30

Kontribusi Sistem Respirasi terhadap VO2 MaksStudi Korelasional Pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga di Surakarta

0 3 4

STUDI PERBANDINGAN PERSONALITY TRAITS ANTARA ATLET CABANG OLAHRAGA INDIVIDU DAN BEREGU.

0 3 16

PROFIL PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BELA DIRI, CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN CABANG OLAHRAGA KONSENTRASI.

1 6 40

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LUNCURAN START RENANG GAYA PUNGGUNG PADA ATLET RENANG TCS SEMARANG TAHUN 2007.

0 2 85

4. Pekan Olahraga Pelajaran Daerah (POPDA) Cabang Olahraga Renang

0 0 10

5. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Provinsi DIY Cabang Olahraga Renang

0 0 8

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI ZIG ZAG DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN SEPAK BOLA NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI ZIG ZAG DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI P

0 1 16

PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK TUNGKAI PADA ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK TUNGKAI PADA ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISY

0 0 14

PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK LENGAN ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH CIRCUIT WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA LEDAK LENGAN ATLET CABANG OLAHRAGA VOLI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKA

0 4 10