Jenis Perjanjian Hukum Perjanjian
3. Periode 1960-1965
Pada masa ini telah dilakukan pembenahan dalam program pembangunan maupun dalam pelaksanaannya. Hal ini dapat dimungkinkan karena adanya kestabilan di
bidang politik, ekonomi dan keuangan. Lembaga pemerintah mulai melaksanakan pembangunan yang memberikan titik awal kebangkitan Jasa Konstruksi Nasional.
Pada saat Indonesia mulai membangun yaitu pada awal periode 1965 dialami beberapa kesulitan antara lain teknologi, manajemen, dan tenaga terampil serta
ahli padahal pembangunan tidak mungkin ditunda-tunda lagi.
20
Para penyedia jasaKontraktor Pelaksana pada umumnya adalah Perusahaan Negara PN yang berasal dari Perusahaan milik Belanda yang dinasionalisasikan
oleh Pemerintah, seperti NV Hollandshe Beton sekarang PT Hutama Karya, NV Associatie sekarang PT Adhi Karya, Nederlandshe Aanneming Maatschappij
sekarang PT Nindya Karya. Volker Aanneming Maatschappij sekarang PT Waskita Karya dan lain-lain. Pekerjaan langsung ditunjuk Pemerintah tanpa
tender. Sektor swasta belum diikutsertakan. Setelah itu, pada tahun 1966 Pemerintah melarang kontrak cost plus fee.
Dapat dikatakan bahwa kontrak konstruksi pada masa itu lebih bersifat formalitas bukan sebagai acuan yang dapat digunakan baik oleh penyedia jasa maupun
pengguna jasa.
4. Periode 1967-1996 Pada tahun 1969, Pemerintah menetapkan suatu program pembangunan yang
terencana. Program ini dikenal dengan nama Pembangunan Jangka Panjang Tahap
20
http:duniajasakonstruksi.blogspot.com201109sejarah-jasa-konstruksi.html diakses pada tanggal 15 Februari 2014, 13.19 WIB
I PJPI 1969-1994 yang terdiri dari 5 lima Rencana Pembangunan Lima Tahun REPELITA yaitu:
21
REPELITA I : 1969-1974 REPELITA II : 1974-1979
REPELITA III : 1979-1984 REPELITA IV : 1984-1989
REPELITA V : 1989-1994
Setelah tahun 1994 mulai memasuki Pembangunan Jangka Panjang Tahap II PJP II yang dimulai dengan REPELITA VI: 1994-1999. Pada tahun 1970 merupakan
awal kebangkitan dari industri jasa konstruksi, dimulai dengan program pembangunan yang lebih terencana serta perusahaan-perusahaan jasa konstruksi
eks Belanda yang statusnya telah berubah menjadi persero berbentuk PT yang dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara BUMN.
5. Periode 1997-2002 Pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter yang menyebabkan industri
jasa konstruksi mengalami penurunan yang sangat drastis. Hal ini menyebabkan proyek-proyek pembangunan yang tengah dilaksanakan terhenti. pengguna jasa
tidak mampu membayar penyedia jasa karena Lembaga-lembaga pembayaran seperti Bank juga mengalami nasib yang sama. Banyak penyedia jasa yang
berasala dari sektor swasta menjadi pailit yang berakibat meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.
21
Nazarkhan Yasin, Op.Cit, hlm.8