Hukum Jaminan Pada Pelaksanaan Jasa Konstruksi

bahwa principal kontraktor akan memperbaiki setiap kerusakan yang timbul selama masa pemeliharaan sesuai ketentuan dalam kontrak. Jaminan pemeliharaan ini dapat berfungsi sebagai pengganti atas sejumlah uang termin terakhir untuk masa pemeliharaan yang biasanya ditahan oleh obligee. Apabila principal gagal atau tidak sanggup memenuhi kewajibannya sebagaimana yang ditetapkan dalam kontrak, maka surety akan membayar kerugian yang diderita oleh obligee, maksimum sebesar nilai jaminan. Adapun yang menjadi produk jaminan pada proses pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut: a. Bank Garansi Bank garansi merupakan jaminan dalam bentuk sebuah sertifikat yang diberikan oleh bank dalam penyelesaian suatu proyek ketika pelaksana atau kontraktor sebagai penerima kontrak ingkar atau cedera janji. Bank garansi menjadi suatu kepastian kepada pemilik proyek bahwa proyek tersebut akan berjalan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Jaminan pembayaran diberikan kepada pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. 37 b. Surety Bond Surety Bond adalah suatu bentuk perjanjian antara dua pihak, dimana pihak yang satu ialah pemberi jaminan surety yang memberikan jaminan untuk pihak kedua yaitu penyedia jasa principal untuk kepentingan pemilik proyek obligee. Bahwa apabila pihak yang dijamin yaitu principal yang oleh karena sesuatu sebab 37 http:ardra.bizekonomiekonomi-perbankan-lembaga-keuanganpengertian-manfaat- proses-bank-garansi diakses pada tanggal 13 April 2014 , 15.46 WIB lalai atau gagal melaksankan kewajibannya menyelesaikan pekerjaan yang diperjanjikan kepada obligee, maka pihak surety sebagai penjamin akan menggantikan kedudukan pihak yang dijamin untuk membayar ganti rugi maksimum sampai dengan batas jumlah jaminan yang diberikan oleh surety. 38 c. CorporatePersonal Guarantee CorporatePersonal Guarantee adalah jaminan berupa pernyataan kesanggupan yang diberikan oleh seorang pihak ketiga guna menjamin kewajiban-kewajiban debitur kepada kreditur, apabila debitur cidera janji wanprestasi. 39 38 http:upi-bonding.blogspot.com201001surety-bond.html diakses pada tanggal 13 April 2014, 16.01 WIB 39 http:andyhartanto.dosen.narotama.ac.idfiles2021301HUKUM-JAMINAN3.ppt diakses pada tanggal 13 April 16.29 WIB III. METODE PENELITIAN Penilitian Hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya. 1

A. Pendekatan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini, pendekatan masalah yang dilakukan adalah pendekatan normatif. Pendekatan Normatif adalah pendekatan masalah yang didasarkan pada peraturan perundang- undangan, teori-teori, dan konsep-konsep yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa, dan menelaah berbagai peraturan perundang-undangan serta dokumen yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. 2 Pendekatan normatif dilakukan dengan cara menelaah, mengutip dan mempelajari ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. 3 1 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Pers, Jakarta, 1990, hlm.1. 2 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004, hlm.164. 3 Ibid, hlm.40

B. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Menurut Abdulkadir Muhammad, penelitian hukum deskriptif bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran deskripsi lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku di tempat tertentu dan pada saat tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara jelas dan rinci dalam memaparkan karakteristik perjanjian, proses pemilihan penyedia jasa serta hubungan hukum kontraktual kedua belah pihak.

C. Data dan Sumber Data

Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka. 4 Adapun dalam mendapatkan data atau jawaban yang tepat dalam membahas skripsi ini, serta sesuai dengan pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini maka jenis data yang digunakan dalam penellitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan studi melalui wawancara terkait pengikatan pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda Blambanganumpu-Giham antara PT Kereta Api Indonesia Persero dengan PT Waskita Karya Persero Tbk. b. Data Sekunder 4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.cit ., hlm.11 Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan bahan-bahan hukum, jenis data sekunder yang dipergunakan dalam penulisan ini terdiri dari: 1. Bahan Hukum Primer 1. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, terdapat dalam peraturan perundang-undangan.: a. Undang-Undang No.181999 tentang Jasa Konstruksi b. Undang-Undang No.51999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat c. Peraturan Pemerintah No.292000 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi d. Peraturan Presiden No.542010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. e. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata f. Perjanjian tentang Pembangunan Jalur Ganda Blambanganumpu-Giham di Divre III Sumatera Selatan. 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan, yang terdiri dari literatur-literatur, buku-buku ilmu pengetahuan hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan. 3. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang berguna untuk memberikan penjelasan terhadap hukum primer maupun sekunder, seperti hasil penelitian, Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel-artikel dari internet dan bahan-bahan lain yang sifatnya karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan diperoleh dengan menggunakan metode pengumpulan data : 1. Studi Pustaka, dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca, menelaah dan mengutip peraturan perundang-undangan, buku- buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah Jasa Konstruksi yang akan dibahas. 2. Studi Dokumen, Menurut Abdulkadir Muhammad, studi dokumen adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang tidak dipublikasikan secara umum, tetapi dapat diketahui oleh pihak tertentu. Pengkajian dan analisis informasi tertulis mengenai hukum yang tidak dipublikasikan secara umum berupa dokumen yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian ini terkait isi perjanjian pekerjaan konstruksi antara PT Kereta Api Indonesia Persero dengan PT Waskita Karya, Persero, Tbk.

E. Pengolahan Data

Langkah selanjutnya setelah data terkumpul baik data primer maupun data sekunder dilakukan pengolahan data dilakukan dengan cara : 1. Seleksi Data, yaitu memilih mana data yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. 2. Pemeriksaan data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai kelengkapannya serta kejelasan . 3. Klasifikasi Data, yaitu pengelompokan data menurut pokok bahasan agar memudahkan dalam mendeskripsikannya.