e Cahaya atau penerangan
f Radiasi dari bahan radioaktif, sinar ultra violet atau infra merah
5. Bahaya biologis
Dari berbagai lingkungan terdapat bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat dilingkungan kerja atau
berasal dari aktifitas kerja.Potensi bahaya ini ditemukan pada industri makanan, farmasi, pertanian, pertambangan, minyak dan gas bumi.
6. Bahaya Ergonomi
Bahaya yang disebabkan karena desain kerja, penataan tempat kerja yang tidak nyaman bagi pekerja sehingga dapat menimbulkan kelelahan pada
pekerja. 7.
Bahaya Psikologis Bahaya yang disebabkan karena jam kerja yang panjang,
shift
kerja yang tidak menentu, hubungan antar pekerja yang kurang baik. Hal ini juga
dapat ditimbulkan karena faktor stress berupa pembagian pekerjaan yang tidak proporsional, serta mengabaikan kehidupan sosial Ramli,2010.
2.4 Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko harus dilakukan secara komprehensif dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen proses. Menurut
ASNZS 4360 tentang Standar Manajemen Risiko langkah-langkahnya sebagai berikut.:
1. Menentukan Konteks
2. Identifikasi Risiko
3. Penilaian Risiko
a Analisa risiko
b Evaluasi risiko
4. Pengendalian Risiko
5. Komunikasi dan Konsultasi
6. Pemantauan dan Tinjau Ulang
Gambar 2.3 Proses Manajemen Risiko
1. Konteks Manajemen Risiko
Manajemen risiko sangat luas dan dapat diaplikasikan untuk berbagai kegiatan atau keperluan. Penetapan konteks ini meliputi:
a. Konteks Startegis
Setiap organisasi pasti memiliki visi dan misi yang menjiwai dan menjadi landasan perusahaan.Dalam upaya mencapai visi dan misi
terdapat berbagai risiko berupa peluang dan hambatan dalam pencapaian tujuan organisasi. Konteks ini akan menjelaskan lebih rinci
berbagai ancaman yang terkait dengan organisasi atau perusahaan. b.
Konteks Manajemen Risiko Setelah mendapatkan gambaran jelas mengenai konteks strategis dan
organisasional, dilanjutkan dengan merumuskan konteks yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.Setiap organisasi
atau perusahaan memiliki masalah kesehatan dan keselamatan kerja berbeda sehingga risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang di
hadapi juga berbeda. c.
Kriteria risiko Penetapan kriteria risiko sangat penting dan menjadi landasan dalam
mengelola risiko.Kriteria risiko digambarkan dalam bentuk kombinasi antara kemungkinan dan keparahan yang ditimbulkannya, baik secara
kualitatif dan kuantitatif. 2.
Identifikasi Risiko Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya
atau risiko yang mungkin terjadi di lingkungan kegiatan dan bagaimana dampak atau keparahan yang terjadi.
3. Penilaian Risiko
Risk Assessment
Penilaian risiko menutut adalah upaya untuk menghitung besarnya suatu risiko dan menetapkan apakah risiko tersebut dapat diterima atau di tolak.
Penilaian risiko
risk assessment
mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa
risiko
risk analysis
dan mengevaluasi risiko
risk evaluation
. Kedua tahap ini sangat penting karena akan menentukan langkah strategi pengendalian risiko
Ramli,2010. Penilaian risiko atau
risk assessment
adalah proses evaluasi
hazard
untuk dapat menentukan tingkatan tindakan yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko
sehingga pada tingkat yang diterima. Ketika evaluasi risiko harus dilakukan terhadap
hazard
seseorang harus mempertimbangkan dua hal sekaligus,
likelihood
dan
consequences
kejadian yang terjadi. Menurut Siahaan 2007
likelihood
didefinisikan sebagai kesempatan akan terjadinya sesuatu benar-benar terjadi, sedangkan
consequences
adalah ukuran kedahsyatan atau kekejaman yang diderita jika terjadi kecelakaan yang dapat
dibedakan pula dalam akibat terhadap manusia, masyarakat, lingkungan atau peralatan produksi lain. Salah satu cara untuk penilaian risiko adalah dengan
menggunakan metode HIRA
hazard identification and risk assessment.
4. Pengendalian risiko
Semua risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai harus dikendalikan, khususnya jika risiko tersebut dinilai memiliki dampak signifikan atau tidak dapat
diterima Ramli,2009. 5.
Komunikasi dan Konsultasi Langkah berikutnya adalah mengkomunikasikan risiko atau bahaya kepada
semua pihak yang berkepentingan dengan kegiatan organisasi atau perusahaan. 6.
Pemantauan dan Tinjauan Ulang.
Dari hasil pemantauan diperoleh berbagai masukan mengenai penerapan manajemen risiko. Selanjutnya manajemen melakukan tinjauan ulang untuk
menentukan apakah proses manajemen risiko telah sesuai dan menentukan langkah-langkah perbaikan Ramli,2009.
2.5Metode HIRA
Hazard Identification and Risk Assessment
Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan oleh
Flinder University
, langkah- langkah metode HIRA meliputi:
1. Klasifikasi aktivitas kerja
Step Of Work
2. Identifikasi potensi bahaya
Hazard
3. Identifikasi efek potensi bahaya
Hazard Effect
4. Penilaian risiko dibagi menjadi dua yaitu: C = consequency keparahan
dan L = likelihood kemungkinan Untuk melihat besarnya kemungkinan terjadinya risiko kecelakaan kerja
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Menilai Kemungkinan Risiko L
Level Rangking Risk Faktor by Likelihood
Very Likely
Hampir pasti terjadikemungkinan terjadi setiap hari
Likely Sering terjadi kemungkinan terjadi setiap mingguan
Possible Mungkin terjadi sewaktu-waktu kemungkinan terjadi setiap bulanan
Unlikely Bisa terjadi, tetapi jarang kemungkinan terjadi setiap satu tahunan
Highly Unlikely Hanya terjadi pada kondisi sangat khususkemungkinan terjadi lebih dari
satu tahunan Sumber Flinders University
Untuk melihat besarnya keparahan risiko kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 Menilai Keparahan Risiko C
Sumber Flinders University
5. Evaluasi Risiko
Dari hasil penelitian risiko kemudian dilakukan evaluasi risiko dengan ketentuan:
Level of Risk = Concequency X Likelihood
Tabel 2.3 Matriks Penilaian Risiko
Skala
Likelihood
kemungkinan
Very likely Likely
Possible Unlikely
Highly unlikely
C o
n se
q u
e n
c y
Keparaha
n
Fatality Extreme
High High
High Medium
Major injury High
High High
Medium Medium
Minor injury High
Medium Medium Medium
Medium First aid
Medium Medium Medium
Low Low
Negligible Medium
Medium Low Low
Low
Sumber Flinders University
Level Rangking Risk Faktor by Concequency
Fatality
Menyebabkan kematian
atau kecacatan
permanen
Mayor Injury
Luka-luka cacat
Minor Injury
Luka-luka mengakibatkan
hari kerja
hilang
First Aid
Bantuan Pertama Perawatan Medis
Negligible
Memerlukan perawatan ringan First Aid
Keterangan :
Low : Tidak perlu tindakan khusus hanya berupa pemantauan saja
: Pengendalian sesuai dan perlu dilakukan :Pengendaliannya mulai dari upaya menurunkan risiko hingga
tindakan praktis yang mungkin dilakukan : Perlu dilakukan perbaikan waktu itu juga
6. Hirarki Pengendalian Risiko
Dalam melakukan pengendalian risiko kecelakaan kerja dapat dilihat dalam tabel hirarki pengendalian risiko.
Tabel 2.4 Hirarki Pengendalian Risiko Hirarki Pengendalian Risiko
Eliminasi Melenyapkan mengilangkan bahaya
Subtitusi Menggantikan proses berbahaya dengan yang tidak
berbahaya Isolasi
Memisahkan atau mengisolasi hazard dari orang Pengendalian Secara
Teknis Metode
untuk mengurangi
risiko dengan
mendesain peralatan agar risiko dapat dikurangi. Pengendalian
Administrasi Pemecahan masalah dengan administrasi biasanya
meliputi modifikasi likelihood Penggunaan APD
Penggunaan pelindung
diri sebaiknya
dipertimbangkan jika semua metode lain sudah tidak praktis
Sumber Flinder University
2.6 Angkat dan Angkut