Hubungan antara Burnout dengan Motivasi Berprestasi Akademis pada

D. Hubungan antara Burnout dengan Motivasi Berprestasi Akademis pada

  Mahasiswa yang bekerja

  Dalam dunia kerja begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh sebuah institusi usaha seperti target produksi dan keuntungan, peningkatan produktivitas, penekanan biaya produksi, penjualan dan pemasaran, administrasi serta pemberdayaan baik sumber daya alam dan manusia (Dwivedi, 1981). Menurut Das (dalam Dwivedi, 1981) permasalahan tersebut memiliki kaitan dengan manusia selaku kunci dari tenaga kerja. Hubungan antar karyawan dan atasan, suasana dan tata tertib kerja, pembagian tanggung jawab dan tugas kerja sampai dengan pembayaran hak karyawan adalah sebagian permasalahan yang ada dalam dunia kerja. Kishore mengungkapkan (dalam Dwivedi, 1981) bila terjadi penanganan yang salah pada sumber daya manusia dalam dunia kerja akan berdampak buruk pada perusahaan sebagai institusi usaha. Permasalahan itu

  Bagi mahasiswa yang bekerja permasalahan yang mereka hadapi bukan hanya masalah belajar, akan tetapi bertambah dengan adanya tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai karyawan. Spickard (2001) dalam hasil penelitiannya sejak tahun 1997 terhadap para mahasiswa kedokteran yang mengalami penurunan prestasi belajar di Vanderbilt University Medical Center, Nashville, mengemukakan salah satu masalah yang dihadapi oleh mahasiswa adalah faktor pekerjaan yang diambil diwaktu luang mereka.

  Spickard menjelaskan masalah kerja yang berlebihan membuat para mahasiswa kedokteran tersebut mengalami tekanan yang berat terus menerus yang menghabiskan energi psikis mereka. Hal tersebut bukan hanya berdampak pada pekerjaan para mahasiswa tersebut, akan tetapi sisi kehidupan mereka yang lain seperti kehidupan sosial dan kehidupan pendidikan (Spickard, 2001).

  Penelitian yang dilakukan Shin, Rossario dan Morch (dalam Brian, 1999) terhadap 141 pekerja sosial dengan rentang usia 23 tahun sampai dengan 65 tahun mengenai coping terhadap burnout, menunjukkan bahwa pada rentang dibawah 25 tahun dengan status lajang dan menjalani studi mengalami kesulitan dalam melakukan coping. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pekerja dengan rentang dibawah 25 tahun yang masih studi mengalami kesulitan dalam membagi waktu dan prioritas kegiatan. Hal ini membuat mereka lebih cepat mengalami sindrom burnout, akibatnya konsentrasi kerja menurun, sikap yang kurang ramah terhadap penerima layanan, sering mengalami gangguan kesehatan ringan dan berat serta penurunan prestasi kerja maupun studi.

  Penelitian tentang kepuasan kerja dan burnout oleh Student Support Services Personel (SSSP) di Amerika, yang dilakukan oleh Brewer dan Clippard (1996) menunjukkan adanya kaitan permasalahan ditempat kerja yang menghasilkan burnout yang berdampak pada prestasi akademi para mahasiswa yang bekerja. Sampel yang diambil secara acak berjumlah 250 orang dari 1.702 populasi mahasiswa pada suatu fakultas. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur burnout yaitu MBI (Maslach Burnout Inventory) dan untuk kepuasan kerja menggunakan JSS (Job Satisfaction Scale). Menunjukkan bahwa sebagian

  kepuasan kerja. Hasilnya, banyak mahasiswa yang bekerja tersebut mengalami penurunan prestasi akademis oleh karena sering izin sakit, membolos, lupa mengumpulkan tugas dan gagal ujian. Brewer (1996) mengemukakan bahwa ketidak puasan kerja yang berakibat turunnya prestasi akademis para mahasiswa yang bekerja disebabkan kondisi menurunnya motivasi berprestasi para mahasiswa yang bekerja terhadap tugas-tugas kerja serta tugas-tugas akademis.

  Dalam sebuah artikel berjudul “Burnout in Medical College Students” pada sebuah situs internet yang dipublikasikan oleh Patient Information Publications (1997), mengulas bahwa banyak mahasiswa kedokteran yang mengambil praktek kerja di rumah sakit terkena sindrom burnout, mengalami turunnya pencapaian prestasi pribadi yang berdampak pada motivasi berprestasi akademis para mahasiswa kedokteran di kampus. Akibatnya prestasi akademis para mahasiswa kedokteran tersebut menurun.

  Permasalahan ditempat kerja berdampak serius pada diri mahasiswa tersebut apabila tidak ditangani dengan baik. Hal tersebut memberi dampak pada sisi kehidupan akademis mereka. Turunnya motivasi untuk berprestasi dalam perkuliahan adalah salah satu hasilnya.