Karakterisasi Zeolit
3. Karakterisasi Zeolit menggunakan Surface Area Analyzer (SAA)
Karakterisasi Surface Area Analyzer yang digunakan berupa porositas yang dapat mengetahui luas permukaan, total pori, rerata pori, dan distribusi pori yang dihasilkan dari zeolit alam dan zeolit alam teraktivasi asam yang dihasilkan dari adsorpsi dan desorpsi terhadap gas nitrogen namun sebelum itu dilakukan pembersihan dari pengotor pada pori-pori adsorben atau dibuat keadaaan nol dengan cara degassing, sehingga didapatkan hasil Gambar 4.3 dan data dalam
Tabel 4.3 yang menunjukkan hasil dari uji porositas sehingga diketahui luas permukaan, total pori, rerata pori, dan distribusi pori yang di ambil dari multipoint BET plot dan multipoint BJH dari zeolit tersebut ( Is Fatimah, 2012 ).
Gambar 4.3 menunjukkan pola adsorpsi tipe III yang dapat dilihat dari ukuran pori zeolit yang menunjukkan zeolit alam termasuk dalam jenis mesopori yang memiliki ukuran 20-500 Å dan zeolit teraktivasi asam memiliki jenis ukuran mikropori < 20 Å dengan sifatnya monolayer (Utami, 2012). Dari hasil ukuran pori tersebut terlihat bahwa ukuran pori semakin kecil karena distribusi pori meningkat ketika dilakukan proses aktivasi dengan asam sulfat.
a b
Gambar 4.3 a dan b menunjukkan garis hyteris loop untuk zeolit alam dan zeolit
teraktivasi asam
Tabel 4.3 interpretasi SAA terhadap zeolit alam dan zeolit alam teraktivasi asam
Zeolit
Total pori
Luas permukaan
Rerata pori (Ǻ)
(ccgram) 2 (m gram)
Alam 1 1.065x10 76.448 2.78725x10
Teraktivasi asam 1 1.522x10 180.459 1.68665x10
Table 4.4 distribusi pori zeolit alam dan zeolit alam teraktivasi asam Zeolit
Teraktivasi asam 24,3
Dari Tabel 4.3 zeolit alam memiliki luas permukaan dan total pori yang lebih kecil dibandingkan luas permukaan dan total pori dari zeolit teraktivasi asam. Dari rerata pori zeolit alam lebih besar dibandingkan zeolit sesudah diaktivasi hal ini dikarenakan dari distribusi pori Tabel 4.4 yang menunjukkan jumlah mikropori yang berkurang dan meningkatnya jumlah meso dan makropori dari zeolit. Hasl ini menunjukkan bahwa aktivasi asam membuat luas permukaan dan total pori menjadi lebih luas karena adanya pelarutan senyawa-senyawa pengotor yang menutupi pori namun rerata pori mengalami penurunan disebabkan oleh permukaan zeolit yang memiliki pori-pori yang kecil menjadi tertutup akibat dari luas permukaan yang bertambah (Rosdiana, 2006).
Suyati (2005) menyatakan bahwa penambahan nikel sebesar 4,35 pada zeolit aktif meningkatkan luas permukaan pori sekitar 42,32, volume pori total juga meningkat sebesar 41,29 namun jejari pori menurun sebesar 4,29. Ini berarti zeolit mengalami restrukturisasi khususnya pada saat proses kalsinasi ataupun aktivasi. Sehingga zeolit alam mengalami peningkatan pada total pori dan luas permukaan zeolit namun rerata pori dan distribusi pori mengalami berbanding terbalik.