2. Bila menggunakan air yang sisemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar
tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebihan.
3. Aliran air yang masuk hendaklah di arahkan ke saluran telinga dan bukan
langsung ke gendang telinga. 4.
Jangan menggunakan peniti atau jepit rambut untuk membersihakan kotoran telinga karena dapat menusuk gendang telinga.
Mubarak Chayatin, 2007.
2.2.3 Tujuan Perawatan Kebersiahan Diri atau personal hygiene
Tujuan perawatan kebersihan diri yaitu memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain Mubarak Chayatin, 2008.
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi kebersihan diri
a. Praktek sosial
Kebersihan diri seseorang sangat mempengaruhi praktek sosial sesorang. Selama masa anak-anak, kebiasaan keluarga mempengaruhi praktik hygiene,
misalnya frekuensi mandi, waktu mandi, dan jenis hygiene mulut. b.
Citra tubuh Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya, citra
tubuh sangat mempengaruhi dalam praktik kebersihan seseorang. Ketika seorang perawat dihadapkan pada klien yang tampak berantakan, tidak rapi, atau tidak
peduli dengan hygiene dirinya, maka dibutuhkan edukasi tentang pentingnya
Universitas Sumatera Utara
hygiene untuk kesehatan, selain itu dibutuhkan juga kepekaan perawat untuk
melihat kenapa hal ini bisa terjadi, apakah memang kurang ketidaktauan klien akan kebersihan perorangan atau ketidakmampuan klien dalam menjalankan
praktik kebersihan dirinya, hal ini bisa dilihat dari partisipasi klien dalam hygiene harian.
c. Status sosial ekonomi
Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktek kebersihan perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan kebersihan
perorangan yang rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting dalam praktek
hygiene seperti, sabun, sampo, sikat gigi dan pasta gigi.
d. Pengetahuan dan motivasi
Pengetahuan tentang hygiene akan mempengaruhi praktek hygiene seseorang. Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi merupakan kunci penting dalam
pelaksanaan hygiene tersebut. Permasalahan yang sering terjadi adalah ketiadaan motivasi karena kurangnya pengetahuan. Sebagai seorang perawat yang bisa
dilakukan dalam hal ini adalah mendiskusikan dengan klien, memeriksa kebutuhan praktek hygiene klien dan memberikan informasi yang tepat dan
adekuat kepada klien, tetapi bagaimanapun juga kembalinya adalah klien, bahwa klienlah yang berperan penting dalam menentukan kesehatan dirinya.
e. Variabel budaya
Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempengaruhi perawatan hygiene
seseorang. Di Asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan
Universitas Sumatera Utara
sehingga mandi bisa dilakukan 2-3 kali dalam sehari, sedangkan di Eropa memungkinkan hanya mandi sekali dalam seminggu. Beberapa budaya juga
memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan kebersihan tidaklah penting. Dalam hal ini sebagai seorang perawat jangan menyatakan
ketidaksetujuan jika klien memiliki praktek hygiene yang berbeda dari nilai-nilai perawat, tetapi diskusikan nilai-nilai standar kebersihan yang bias dijalankan oleh
klien. f.
Pilihan pribadi Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih produk yang berbeda misalnya, sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi menurut pilihan dan
kebutuhan pribadi. g.
Kondisi fisik Pada keadaan sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya Potter Perry, 2005.
2.2.5 Dampak yang sering Timbul pada masalah kebersihan diri atau