Berdasarkan uraian di atas, fenomena kebijakan legislatif mengenai sanksi pidana denda yang berkorelasi dengan hukum penitensier menarik sekali
untuk dikaji. Karena secara substansial, masalah yang berkaitan dengan hukum penitensier
21
merupakan bagian penting dari pemidanaan, khususnya dalam merumuskan kebebasan yang diberikan kepada hakim dalam menentukan jenis
pidana, jumlah besarnya serta cara pelaksanaan sanksi pidana denda. Ditinjau dari sudut sistem pemidanaan, kebijakan legislatif sesuai dengan
fungsi
22
yang diembannya mempunyai peran yang sangat penting, karena di sini akan ditetapkan sistem sanksi pidana dan pemidanaan yang akan mendasari
dan mempermudah penerapannya maupun pelaksanaannya dalam rangka operasionalisasi pidana denda secara
inconcreto dalam kesatuan sistem
pidana denda.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada pemikiran latar belakang di atas, dirumuskan permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kebijakan legislatif menetapkan sistem pidana denda di dalam KUHP dan di luar KUHP Undang-undang Pidana Khusus, khususnya
dalam penetapan ancaman pidana denda, penetapan jumlah pidana denda, dan penetapan eksekusi pelaksanaan pidana denda;
21
Menurut E. Utrecht, hukum penitensier merupakan sebagian dari hukum positif yang menentukan jenis sanksi atas pelanggaran, lamanya sanksi itu dirasakan oleh pelanggar dan cara
serta tempat sanksi itu dilaksanakan. Sanksi hukuman maupun tindakan merupakan suatu sistem, dan sistem inilah yang dipelajari oleh ilmu hukum penitensier. Lihat : E. Utrecht, Hukum
Pidana II, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, hal. 268
22
Tugas-tugas legislatif legislasi merupakan salah satu fungsi DPR yang diatur dalam perubahan kedua UUD’45. Pasal 20A menyebutkan bahwa DPR memiliki fungsi Legislasi, fungsi
anggaran, dan fungsi pengawasan. Selanjutnya , Pasal 21 menyatakan bahwa “setiap anggota Dewan punya hak mengajukan usul rancangan undang-undang”
2. Bagaimanakah kebijakan sistem pidana denda dalam KUHP yang akan
datang ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan judul dan rumusan permasalahan tujuan penelitian ini ialah : 1. Untuk mengetahui kebijalan Legislatif dalam menetapkan sistem pidana
denda di dalam KUHP dan di luar KUHP Undang-undang Pidana Khusus, khususnya mengenai penetapan ancaman pidana denda,
penetapan jumlah pidana denda, dan penetapan pelaksanaaneksekusi pidana denda ;
2. Untuk mencari suatu kemungkinan Kebijakan Sistem Pidana Denda dalam KUHP yang akan datang.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi 2 dua manfaat atau kegunaan, yaitu manfaat dari praktis dan manfaat dari segi teoritis .
1. Manfaat dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan : a. Dapat menambah dan memperluas pengetahuan dalam hal Kebijakan
Legislatif, khususnya Kebijakan Legislatif mengenai Sistem Pidana Denda di dalam KUHP luar dan di luar KUHP Undang-undang
Pidana Khusus; b. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya
pembaharuan KUHP yang berasal dari WvS, khususnya mengenai Sistem Pidana Denda.
2. Manfaat dari segi teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi sebagai bahan dokumentasi dalam studi Sistem Peradilan Pidana, serta dapat
dijadikan bahan kajian yang berguna dalam perkembangan Ilmu Hukum Pidana.
E. KERANGKA KONSEPSIONAL