Dalam kerangka pemikiran di atas, apabila jenis sanksi pidana denda ditetapkan sebagai salah satu sarana pidana dalam menanggulangi tindak
pidana, maka pendekatan humanistik dengan menerapkan prinsip-prinsip individualisasi pidana seyogyanya juga menjadi latar belakang pemikiran bagi
kebijakan legislatif dalam menetapkan kebijakan operasionalisasi pidana denda khususnya yang berkaitan dengan penetapanperumusana ancaman pidana
denda, jumlahbesarnya pidana denda dan pelaksanaan pidana denda demi terwujudnya kebijakan sistem pidana denda yang humanis sekaligus rasional.
F. METODE PENELITIAN
Pada prinsipnya, inti dari metodologi setiap penelitian hukum adalah menguraikan tentang tata cara bagaimana suatu penelitian hukum itu harus
dilakukan.
25
Metode penelitian hukum yang diterapkan dalam penelitianpenulisan ini pada pokoknya mencakup :
1. Metode Pendekatan Masalah dan Tipe Penelitian
Mengingat permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada kebijakan legislatif, khususnya yang menyangkut sistem pidana denda, maka
pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan Yuridis Normatif. Namun untuk lebih menunjang penelitian ini, dilakukan pendekatan Yuridis Empiris,
Historis, dan Komparatif.
Menurut Sunaryati Hartono
26
, “Penggunaan metode sosial di
samping penelitian normatif, akan memberikan bobot lebih pada penelitian
25
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 1996,
hal. 17
26
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada akhir Abad Ke-20, Alumni,
Bandung, 1994, hal. 142.
yang bersangkutan. Demikian pula dengan pendekatan komparatif
27
atau studi perbandingan hukum, diperlukan karena bermanfaat untuk dapat lebih
memahami dan mengembangkan hukum nasional. Pendekatan yuridis empiris diperlukan untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan pidana denda di dalam praktek pengadilan yang didasarkan pada kebijakan legislatif selama ini.
Pendekatan Yuridis Historis dilakukan untuk melihat perkembangan sistem pidana pada masa-masa lalu dan melihat proses terjadinya
perundang-undangan itu sendiri, terutama pada tahap legislatif; dan Pendekatan Yuridis Komparatif diperlukan untuk melihat sistem sanksi
pidana denda di beberapa KUHP negara asing. Adapun tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
tipe penelitian deskriptif
, yaitu penelitian untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang masalah aktual dengan mengumpulkan data,
menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan.
28
Selain itu, dipakai atau diterapkan juga
tipe penelitian preskriptif
, yakni penelitian yang sifat analisisnya mengarah pada prediksi masa yang akan
datang guna menemukan kebijakan yang diharapkan.
29
2. Jenis-Jenis dan Sumber Data
Sebagaimana uraian di atas, bahwa penelitian ini merupakan penelitian normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder
30
, maka jenis data penelitian ini
27
Rene David dan John E. Brierly, Major Legal Systems in the world, dalam Barda Nawawii Arief, Perbandingan Hukum Pidana, Rajawali Pers, Jakarta, 1990, hal.v
28
Soenaryo, Metode Riset I, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 1985, hal.8
29
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986, hal. 10
30
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Press,
Jakarta, 1985, hal.5
meliputi data sekunder, disamping dibutuhkan juga data primer sebagai penunjang.
a. Data Sekunder dalam penelitian ini meliputi : 1 Bahan hukum primer, yaitu bahan -bahan hukum yang mempunyai
kekuatan mengikat
31
antara lain: a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan beberapa
KUHP Negara asing; b Beberapa undang-undang di luar KUHP yang memuat sistem
pidana denda , yaitu : 1 UU No.7Drt1955 tentang Undang-Undang tentang Tindak
Pidana Ekonomi. 2 UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Hayati;
3 UU No. 7 tahun 1992 jo. UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan;
4 UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan; 5 UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
6 UU No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika; 7 UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan LingkunganHidup; 8 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
9 UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; 9 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
11 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek; 12 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No.20 Tahun
31
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 11
2001 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 13 UU No. 15 Tahun 2002 tentang Pencucian Uang;
14 UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta; 15 UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran;
16 UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum 17 UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT; 18 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
19 UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
c. Piagam-piagam hasil Konggres PBB 2 Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya
dengan bahan hukum primer dan dapat membantu dalam menganalisis dan memahami bahan hukum primer antara lain :
a Rancangan KUHP; b Hasil Karya Ilmiah makalah, tulisan di majalah hukum;
c Hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan. b. Data Primer
Data primer sebagai data empiris, penulis peroleh dari hasil melakukan wanwancara langsung secara mendalam
depth interview dengan
beberapa hakim Pengadilan Negeri Semarang dan petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang
3. Metode Pengumpulan Data