Iuran bersih Proporsi atas iuran bersaih digunakan untuk memisahkan dana pengembangan Non JHT dan liabilitas Non JHT masing-masing program.

3. Iuran bersih Proporsi atas iuran bersaih digunakan untuk memisahkan dana pengembangan Non JHT dan liabilitas Non JHT masing-masing program.

Proporsi atas pendapatan iuran, beban jaminan dan iuran bersih menggunakan data series selama

5 (lima) tahun.

d. Penentuan Aset per program Penentuan aset untuk masing-masing program dilakukan dengan mengidentifikasi pos-pos aset yang sudah dipisahkan oleh akun. Untuk program JPK, penentuan aset program dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor: 89 tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan, dimana dalam PP tersebut menjelaskan bahwa aset program JPK PT Jamsostek adalah kas dan setara kas dan piutang iuran JPK. Sedangkan untuk program JHT, JKK, JKM dan BPJS penentuan aset diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Aset Investasi Berdasarkan langkah di atas selanjutnya ditentukan rincian instrumen investasi untuk masing- masing Program JHT, JPK, JKK dan JK, serta BPJS. Adapun strategi implementasi adalah sebagai berikut:

No.

Instrumen

Strategi Pembagian

1 Deposito JHT : Klasifikasi aset deposito JHT tidak mengalami identifikasi ulang. JKK, JK, BPJS : Klasifikasi Deposito didistribusi menurut nominal

penempatan dan diprioritaskan pada penempatan deposito kantor pusat.

2 Saham JHT : Klasifikasi aset saham JHT tidak mengalami identifikasi ulang. JKK, JK, BPJS: Klasifikasi saham didistribusikan menurut value cost ditambah SPE (AFS) dan market value (trading) pada proporsi weighted jumlah unit lembar minimal 1 satuan.

3 Obligasi JHT : Klasifikasi aset obligasi JHT tidak mengalami identifikasi ulang. JKK, JK, BPJS : Klasifikasi Obligasi didistribusikan menurut value cost

ditambah SPE (AFS) dan market value (trading) pada proporsi weighted average atas nilai aset dengan rounding pada nominal obligasi (face value) minimal dalam jutaan.

4 Reksadana JHT : Klasifikasi aset Reksadana JHT tidak mengalami identifikasi ulang. JKK, JK, BPJS : Klasifikasi Reksadana didistribusikan pada value cost + SPE (AFS) dan market value (trading) dengan proporsi weighted average atas value aset tersebut.

5 Property JHT : Klasifikasi aset property JHT tidak mengalami identifikasi ulang. BPJS : properti non JHT pada harga cost

6 Penyertaan JHT : Klasifikasi aset penyertaan JHT tidak mengalami identifikasi ulang. BPJS : Klasifikasi aset Penyertaan pada harga cost.

2. Aset Non Investasi Atas aset non investasi (aset lancar, aset tetap, dan aset lain) yang tidak terkait dengan investasi tidak dilakukan alokasi ke masing-masing program, baik JHT, JPK, JKK dan JK melainkan seluruhnya dialokasikan menjadi aset BPJS, kecuali untuk aset non investasi yang sudah dipisahkan secara akun sebagai aset program (piutang iuran, PPn atas sewa dan PPh 21 atas JHT).

Hal ini disebabkan sumber dana untuk aset tersebut adalah berasal dari ekuitas BPJS, yaitu modal, cadangan umum dan cadangan tujuan.

www.bpjsketenagakerjaan.go.id LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 445 437

1. Tahap Pertama Implementasi pengalihan aset tahap pertama dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan per 31 Desember 2011 yang bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai pendamping.

Sesuai Surat Deputi Kepala BPKP Nomor : SP-195/D5/03/2013 tanggal 8 Februari 2013 Perihal Hasil Pendampingan Identifikasi Aset Per Program PT Jamsostek (Persero), BPKP telah menyerahkan Laporan Hasil Pendampingan Identifikasi Aset Per Program.

Pada tahapan ini PT Jamsostek (Persero) melakukan “persiapan” pemisahan aset dengan mengacu kepada ketentuan perundangan yang sudah berlaku yaitu UU Nomor 40/2004 dan UU Nomor 24/2011, sedangkan PP Nomor 99/2013 sebagai aturan pelaksanaan belum ada.

2. Tahap Kedua Implementasi pengalihan aset tahap kedua dilakukan dengan melanjutkan hasil pisah aset laporan keuangan per 31 Desember 2011 dengan hasil pemisahan aset dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Parallel Run Proses parallel run adalah pencatatan pengelolaan keuangan secara simultan antara pencatatan pengelolaan keuangan yang berlaku saat ini (pencatatan JHT dan Non JHT) dan pencatatan pengelolaan keuangan berdasarkan pemisahan asset per program (JHT, JKK, JK, JPK dan BPJS). Paralel run dilakukan salama masa transisi, yaitu selama 2 (dua) sejak Januari 2012 sampai dengan Desember 2013. Manfaat dari pelaksanaan parallel run ini antara lain :