Sebagai pendukung laporan keuangan per program yang sangat bermanfaat dalam perhitungan kinerja per program (surplus defisit).

4. Sebagai pendukung laporan keuangan per program yang sangat bermanfaat dalam perhitungan kinerja per program (surplus defisit).

Pelaksanaan pararel run dilakukan berdasarkan saldo awal laporan per 31 Desember 2011 dan pembukuan dilakukan secara terpisah sesuai dengan masin-masing program meskipun secara pelaporan keuangan masih belum terpisah. Untuk mendukung pararel run ini, telah dilakukan penambahan sekitar 2.000 akun baru untuk menampung seluruh transaksi investasi meliputi dana, hasil, beban, utang, dan piutang per program (JHT, JKK, JK, JPK & BPJS). Penambahan akun ini juga diikuti dengan setup aplikasi (SIPT OL dan SIINVEST), setup laporan keuangan, dan jurnal standar sehingga dapat menampung pemisahan aset dan memproses transaksi selanjutnya.

b. Pool of Fund dalam Pelaksanaan Investasi Pengelolaan investasi dilakukan sebagaimana praktik yang berjalan selama ini, yaitu dengan metode pool of fund. Berdasarkan pola ini, maka penempatan dan penjualan/ pencairan investasi tidak harus dipecah secara fisik nominal per program, namun dapat dilakukan secara gabungan (pooling) tetapi diikuti dengan pemecahan administratif secara proporsional per program atas sumber dana dan hasil investasinya. Hal ini dilakukan agar mampu menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang lebih kompetitif, dibandingkan pengelolaan dana yang terpecah-pecah secara fisik nominal per program.

Dalam proses pemisahan aset program JHT, JKK, JKM, JPK dan BPJS, ada beberapa kebijakan yang dilakukan pada pos-pos aset dan liabilitas, yaitu:

a. Rebalancing Rebalancing merupakan proses penyamaan aset dan liabilitas program. Rebalancing dilakukan untuk memindahkan aset yang mengalami kekurangan (under) atau kelebihan (over) terhadap liabilitas akan didistribusi secara merata ke seluruh instrument investasi menurut weighted average atas value aset investasi tersebut. Setelah dilakukan rebalancing akan dilakukan proses rounding atas aset investasi.

438 LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Masing-masing aset memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, sehingga mempengaruhi kebijakan alokasi pemisahan asetnya. Proses rounding perlu dilakukan untuk mencegah odd lot yaitu satuan instrumen yang ganjil sehingga tidak memungkinkan untuk dicatatkan sebagai instrumen efek atau surat berharga. Proses rounding secara langsung akan berdampak kepada proporsi per masing- masing instrumen dapat berbeda antara satu program dengan program lainnya, meskipun jumlah nya tidak signifikan. Apabila setelah proses rounding masih terdapat selisih, maka aset yang dijadikan sebagai penyeimbang (balancing) adalah kas setara kas dan deposito breakable.

Berikut “satuan” terkecil instrumen investasi yang tidak dapat dipecah menjadi fraksi dibawahnya:

Instrumen

Satuan

Jumlah Unit

Bebas

c. Dana Deposito Jasa Konstruksi (Jakon) Program Jasa Konstruksi merupakan program tambahan di luar program pokok sebagaimana ditetapkan untuk diselenggarakan oleh PT Jamsostek (Persero) berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 yaitu terdiri dari 4 (empat) program masing-masing program JHT, JKK, JK dan JPK.

Program Jakon hanya mencakup 2 program dengan masa pertanggungan di bawah satu tahun yaitu program JKK dan JK. Karekteristik program jasa konstruksi adalah bersifat proyek (jangka pendek), sehingga setelah proyek pengerjaan selesai maka Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tidak mempunyai kewajiban pertanggungan terhadap tenagakerja yang bekerja pada proyek tersebut.

Sesuai karekteristik program Jasa konstruksi, maka dana program yang sudah selesai proyek diakui sebagai dana BPJS. Sedangkan dana program JKK dan JKM adalah sebesar cadangan teknis program jasa Konstruksi

Di dalam Keputusan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor: KEP/05/012014 tentang Pedoman Transaksi Keuangan Pada Masa Transisi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Direksi BPJS Ketenagakerjaan menetapkan pedoman transaksi keuangan yang mengatur alur transaksi, pencatatan dan pelaporan seluruh transaksi yang digunakan pada masa transisi BPJS Ketenagakerjaan. Yang dimaksud dengan masa transisi adalah periode sampai dengan ditetapkannya Keputusan Direksi tentang System Operating Procedure (SOP) Keuangan yang mengacu pada peraturan perundangan yang baru.