Penentuan Aset Program Jaminan Kematian

4. Penentuan Aset Program Jaminan Kematian

a. Aset Investasi terdiri dari Deposito, Saham, Obligasi dan Reksadana;dan

b. Aset Non Investasi terdiri dari kas setara kas, bank investasi dan piutang iuran Program JKM.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan pembuka adalah konsep biaya perolehan, kecuali untuk penyertaan tertentu yang disajikan berdasarkan metode ekuitas serta investasi pada saham, obligasi, dan reksadana yang termasuk dalam kelompok diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Investasi dalam kelompok ini disajikan sebesar nilai wajarnya.

Laporan posisi keuangan pembuka telah disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual.

Mata uang penyajian dan fungsional dalam laporan keuangan konsolidasian penutup ini adalah mata uang Rupiah.

Laporan keuangan Program JKM telah disajikan sesuai PSAK 45 (Revisi 2011): Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.

3.b. Instrumen Keuangan Pengembangan Aset

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, pengembangan aset Program JKM dilakukan dalam bentuk investasi yang dikembangkan dalam penempatan instrumen investasi dalam negeri. Instrumen investasi tersebut meliputi:

www.bpjsketenagakerjaan.go.id LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 445 655 www.bpjsketenagakerjaan.go.id LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 445 655

1 (satu) bulan serta sertifikat deposito yang tidak dapat diperdagangkan (non negotiable certificate deposit) pada bank paling tinggi 15% dari jumlah investasi untuk setiap bank.

b. Surat berharga yang diterbitkan Negara Republik Indonesia Tidak terdapat pembatasan jumlah dan persentase.

c. Surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia Tidak terdapat pembatasan jumlah dan persentase.

d. Surat utang korporasi yang tercatat dan diperjualbelikan secara luas dalam Bursa Efek - Minimal memiliki peringkat A- atau setara dari perusahaan pemeringkat efek yang telah memperoleh izin dari lembaga pengawas di bidang pasar modal; - Maksimal 50% dari Aset Bersih;dan - Setiap emiten paling tinggi 5% dari jumlah investasi.

e. Saham yang tercatat dalam Bursa Efek - Maksimal 50% dari Aset Bersih;dan - Setiap emiten paling tinggi 5% dari jumlah investasi.

f. Reksadana - Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; - Maksimal 50% dari Aset Bersih;dan - Setiap manajer investasi paling tinggi 15% dari jumlah investasi.

g. Repurchase agreement - Menggunakan kontrak perjanjian dengan standar Global Master Repurchase Agreement (GMRA); - Jenis jaminan terbatas pada surat berharga yang diterbitkan Negara Republik Indonesi dan/atau

Bank Indonesia; - Jangka waktu tidak melebihi 90 hari; - Nilai repurchase agreement tidak lebih dari 80% dari nilai pasar surat berharga yang dijaminkan; - Maksimal 50% dari Aset Bersih;dan - Setiap counterpart paling tinggi 2% dari jumlah investasi.

h. Efek beragun aset yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi kolektif efek beragun aset - Telah mendapat pernyataan efektif dari lembaga pengawas di bidang pasar modal; - Paling kurang memiliki peringkat A- atau yang setara dari perusahaan pemeringkat efek yang telah

memperoleh izin dari lembaga pengawas di bidang pasar modal; - Dilakukan melalui penawaran umum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.; - Maksimal 50% dari Aset Bersih;dan - Setiap manajer investasi paling tinggi 10% dari jumlah investasi.

Aset Keuangan

Klasifikasi Aset Keuangan antara lain adalah Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar, dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset pada saat awal pengakuannya. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Kategori ini terdiri dari dua sub kategori, yaitu aset keuangan untuk tujuan diperdagangkan (trading) dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar (Fair Value Option).

656 LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Aset Keuangan yang masuk dalam kategori untuk diperdagangkan (trading) jika memiliki tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat (short term profit taking) dan aset keuangan yang merupakan bagian dari portofolio intrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Dalam hal pengertian diperdagangkan tersebut menggambarkan aktivitas pembelian dan penjualan yang bersifat aktif dan berulang, dan umumnya digunakan untuk tujuan memperoleh laba dari fluktuasi harga jangka pendek.

Aset Keuangan yang masuk dalam kategori diukur pada nilai wajar (Fair Value Option) jika menghasilkan informasi yang lebih relevan, karena FVO mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan suatu pengukuran atau pengakuan yang akan timbul (accounting mismatch). Accounting mismatch bisa saja terjadi, sebagai contohnya adalah ketika terdapat liabilitas berdasarkan kontrak asuransi yang pengukurannya memasukkan informasi terkini (contoh cadangan teknis) namun aset keuangan terkait tidak diukur pada nilai wajar.

Aset Keuangan Dimiliki hingga Jatuh Tempo Kategori ini memiliki dua sub kategori, yaitu aset keuangan Nonderivatif dengan pembayaran tetap/telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, kategori kedua adalah entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

Penilaian intensi dan kemampuan entitas untuk memiliki investasi hingga jatuh tempo, tidak hanya ketika pertama kali diakui, tetapi juga pada setiap tanggal pelaporan keuangan. Sedangkan entitas tidak memiliki intensi positif jika belum menetapkan periode kepemilikan investasi, bermaksud untuk menjual sewaktu- waktu (selain dalam situasi yang tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi sebelumnya) sebagai reaksi terhadap perubahan suku bunga atau risiko pasar, kebutuhan likuiditas, perubahan ketersediaan dan tingkat pengembalian investasi alternatif, perubahan sumber dan syarat pembiayaan, atau perubahan risiko mata uang asing dan pihak penerbit memiliki hak untuk menyelesaikan pada suatu jumlah yang secara signifikan lebih rendah dari harga perolehan yang diamortisasi.

Entitas tidak memiliki kemampuan untuk memiliki investasi hingga jatuh tempo jika tidak memiliki sumber daya keuangan yang tersedia untuk melanjutkan pendanaan investasi tersebut hingga jatuh tempo.

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Kategori ini memiliki dua sub kategori, antara lain adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan aset keuangan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan pinjaman yang diberikan atau piutang tidak dapat diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengakuan Awal Aset keuangan diakui pada saat entitas terikat dengan ketentuan sesuai dalam perjanjian. Untuk aset keuangan yang diperoleh di bursa efek dicatat dengan menggunakan tanggal perdagangan (trading date).

Pengukuran Pengukuran aset keuangan Program Jaminan Kematian dibagi atas pengukuran awal dan pengukuran selanjutnya. Masing-masing pengukuran memiliki kategori sebagai berikut:

www.bpjsketenagakerjaan.go.id LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 445 657

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pengukuran Awal

Nilai Wajar

- Diukur sebesar nilai wajar (harga beli)

- Diukur sebesar harga perolehan (harga beli ditambah biaya transaksi) - Biaya transaksi diakui sebagai beban - Biaya transaksi adalah biaya tambahan

tahun berjalan

selain harga beli yang dapat dikaitkan secara langsung dengan perolehan.

Pengukuran Selanjutnya

- Diukur dengan nilai wajar

- Diukur pada harga perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Komponen harga perolehan adalah diskonto, premium dan biaya transaksi.

- Kenaikan dan penurunan nilai wajar diakui - Instrumen utang, sebelum diukur pada nilai

sebagai selisih penilaian investasi

wajar, dilakukan amortisasi antara biaya perolehan dan nilai par (nominal) dengan menggunakan suku bunga efektif dan diakui sebagai pendapatan bunga.

- Metode suku bunga efektif adalah metode yg

untuk menghitung harga perolehan (harga beli ditambah biaya transaksi) yg diamortisasi dari aset keuangan dan

digunakan

untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yg relevan.

metode

- Suku bunga efektif adalah suku bunga yg secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat neto dari aset keuangan.

- Saat menghitung suku bunga efektif, Program JKK mengestimasi arus kas dengan mempertimbangakan seluruh persyaratan konraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangakan kerugian di masa depan.

- Bagian bunga yg terjadi diantara tanggal pembayaran bunga terakhir dan tanggal pembelian (accrued interest) diamortisasi sampai dengan pembayaran bunga yang pertama kali.

Perhitungan Suku Bunga Efektif adalah sebagai berikut:

PV Present value Nilai wajar yang merupakan nilai kini dari aset keuangan yg diperoleh. CF Cash flow

Arus kas bersih yg akan diterima berdasarkan ketentuan perjanjian. i

Interest

Suku bunga efektif

t Time

Jangka waktu

658 LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Penurunan Nilai Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan. Peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang. Penurunan nilai atas aset keuangan dalam kategori Nilai Wajar tidak ada pengujian penurunan nilai. Sedangkan untuk kategori yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang dilakukan pengujian penurunan nilai.

Pembalikan Penurunan Nilai Ketentuan pembalikan penurunan nilai tidak diterapkan pada aset keuangan dalam kategori Nilai Wajar seperti halnya tidak diterapkannya ketentuan penurunan nilai pada aset keuangan dalam kategori Nilai Wajar. Sedangkan dalam kategori yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang pembalikan penurunan nilai tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat melebihi nilai tercatat pada tanggal pemulihan apabila sebelumnya tidak terjadi penurunan nilai. Jumlah pembalikan penurunan nilai dalam yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang diakui sebagai keuntungan tahun berjalan.

Hirarki Nilai Wajar Hirarki Nilai Wajar yang digunakan dalam kategori Nilai Wajar adalah harga kuotasi pasar aktif dan teknik penilaian. Pasar aktif yaitu harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin, dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Harga kuotasi pasar yang sesuai untuk aset keuangan yaitu harga penawaran (bid price) di pasar.

Sukuk Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu atas aset berwujud tertentu, manfaat atas aset berwujud tertentu dan jasa baik yang sudah ada maupun yang akan ada, aset proyek tertentu atau kegiatan investasi yang telah ditentukan.

SUKUK

Nilai Wajar

Biaya Perolehan

Klasifikasi Model usaha entitas bertujuan tidak untuk Model usaha entitas bertujuan untuk memperoleh arus kas kontraktual atau memperoleh arus kas kontraktual dan persyaratan kontraktual tidak menentukan persyaratan

kontraktual menetukan tanggal tertentu pembayaran pokok tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau bagi hasil (mudharabah) atau dan/atau bagi hasil (mudharabah) atau imbalan (ijarah)

imbalan (ijarah)

Reklasifikasi

Tidak dapat direklasifikasikan ke kategori diukur pada biaya perolehan, kecuali terjadi perubahan model usaha.

Pengakuan dan Penghentian Diakui pada saat entitas terikat dengan ketentuan dalam perjanjian. Pengakuan

Dihentikan pengakuannya ketika berakhirnya hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari sukuk.

Pengukuran Awal

Diukur pada nilai wajar (harga beli). Biaya

Diukur pada biaya perolehan diukur pada

transaksi yang terjadi diakui sebagai

nilai wajar ditambah biaya transaksi

beban

Pengukuran Selanjutnya

Diukur pada nilai wajar. Kenaikan dan

Diukur pada biaya perolehan yang

penurunan nilai wajar diakui sebagai

diamortisasi secara garis lurus

selisih penilaian investasi

Penurunan Nilai

Tidak ada pengujian penurunan nilai

Dilakukan pengujian penurunan nilail, kecuali jumlah terpulihkan dihitung sebesar jumlah yang akan diperoleh dari pengembalian

pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya.

www.bpjsketenagakerjaan.go.id LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 445 659

Pembalikan Penurunan Nilai Mengacu pada ketentuan atas aset

Tidak diterapkan keuangan

Hirarki Nilai Wajar

Harga Kuotasi Pasar Aktif

Teknik penilaian nilai wajar yang digunakan adalah penggunaan harga transaksi wajar paling kini dan referensi nilai wajar intrumen lain yang secara substansi sama.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan adalah setiap kewajiban yang berupa suatu kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain atau dengan kondisi yang berpotensi merugikan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan dan diukur pada harga perolehan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif. Pengakuan dan penghentian pengakuan atas liabilitas keuangan diakui pada entitas terkait dengan ketentuan dalam perjanjian.

Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perusahaan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).

Penghentian liabilitas keuangan dilakukan ketika liabilitas keuangan diselesaikan, dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.

Klasifikasi Instrumen Keuangan Manajemen mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Saham

Aset Keuangan untuk Tujuan

Aset Keuangan yang Diukur

Obligasi

pada Nilai Wajar

Saham

Aset Keuangan yang Ditetapkan untuk

Reksadana

Diukur pada Nilai Wajar

Sukuk Obligasi

Aset Keuangan Nonderivatif dengan

KIK-EBA

Pembayaran Tetap atau telah Ditentukan

Sukuk

Aset Keuangan

Dimiliki Hingga Jatuh

Jatuh Temponya

Obligasi

Tempo

Entitas Mempunyai Intensi Positif dan

KIK-EBA

Kemampuan untuk Memiliki Aset

Sukuk

Keuangan Hingga Jatuh Tempo

Obligasi Bank

Aset Keuangan Nonderivatif dengan

Deposito

Pinjaman yang Diberikan

Piutang Iuran

Pembayaran Tetap atau telah Ditentukan

Piutang Investasi

dan Piutang

Piutang Hasil Investasi

Tidak Mempunyai Kuotasi di Pasar Aktif

660 LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Utang Jaminan

Harga Perolehan

Liabilitas Jaminan Dalam Proses

Liabilitas

Diamortisasi dengan

Liabilitas Jaminan Belum dilaporkan

Keuangan

Iuran yang Belum merupakan Pendapatan

Metode Suku Bunga Efektif

Liabilitas Lain

3.c. Piutang

Piutang terdiri dari Piutang Iuran, piutang investasi, dan piutang hasil investasi.

Piutang Iuran

Piutang iuran Program JKM adalah iuran Program JKM yang sudah jatuh tempo tetapi belum diterima pelunasannya sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2011), piutang iuran yang masih harus diterima dan dicatat dalam laporan keuangan ketika memiliki kemungkinan untuk adanya keuntungan ekonomis di masa mendatang kepada Program JKM dan dapat diukur secara andal. Program JKM menetapkan bahwa piutang yang memenuhi kriteria andal adalah piutang yang telah mendapat persetujuan perusahaan peserta, sedangkan piutang iuran yang tidak memenuhi persyaratan tersebut disajikan dalam catatan atas laporan keuangan sebagai aset kontinjensi.

Klasifikasi Piutang Iuran Program JKM adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi Umur Piutang sebagai berikut :

Klasifikasi Umur Tunggakan

Lancar

0 bulan < x ≤ 1 bulan Kurang Lancar

2 bulan < x ≤ 3 bulan Macet

di atas 3 bulan

2. Piutang Iuran diakui sebesar Data Upah Siap Rekonsiliasi (DUSR) yang telah mendapat persetujuan dari perusahaan, apabila tidak tersedia DUSR maka dapat digunakan Iuran Terakhir Rekonsiliasi Final (ITRF) sebagai dasar perhitungan surat pemberitahuan yang sudah dicetak. Piutang iuran yang dihitung berdasarkan data ITRF maksimum 3 bulan belum membayar iuran.

3. Direktorat Operasional dan Pelayanan harus melakukan evaluasi atas kriteria perusahaan strategis dan bukti obyektif penurunan nilai (penyisihan) secara periodik pada akhir tahun. Hasil dari evaluasi tersebut disampaikan kepada Direktorat Keuangan untuk dilakukan (penyisihan) penurunan nilai.

Berikut disajikan persentase penyisihan piutang iuran per 1 Januari 2014 sebagai berikut:

0-1 bulan

Kurang Lancar

2-3 bulan

Perubahan pengakuan piutang iuran dan penentuan penyisihan piutang iuran sebagai bagian dari penerapan ketentuan transisi atas PSAK No. 50 dan 55 (Revisi 2006) sebagaimana diatur dalam Buletin Teknis Edisi 4.

Piutang Investasi

Piutang Investasi merupakan piutang yang timbul karena pelepasan investasi.

www.bpjsketenagakerjaan.go.id LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 445 661

Piutang hasil investasi Program JKM terdiri dari:

a. Piutang yang timbul dari pendapatan bunga kontraktual yang berasal dari berbagai jenis investasi berpendapatan tetap antara lain deposito berjangka/obligasi;dan

b. Piutang yang timbul dari pendapatan dividen, baik yang berasal dari saham, reksadana dan bagi hasil sukuk.

3.d. Utang Jaminan Kematian

Utang Jaminan Kematian merupakan kewajiban yang timbul karena terjadinya peristiwa kematian, atas diri tertanggung (peserta) yang sudah ditetapkan dan disetujui namun pada tanggal laporan belum dibayarkan kepada peserta. Utang jaminan ini merupakan klaim jaminan yang telah ditetapkan dan disetujui namun pada tanggal laporan belum dibayarkan kepada peserta. Utang Jaminan Kematian diakui pada saat penetapan jaminan telah disetujui sebesar jumlah yang ditetapkan untuk dibayarkan kepada ahli waris.

3.e. Liabilitas Jaminan Kematian Dalam Proses

Liabilitas Jaminan Kematian dalam proses merupakan jumlah klaim atas jaminan yang diajukan oleh peserta namun belum disetujui atau belum ditetapkan dan dapat diestimasi berdasarkan jumlah klaim yang diajukan. Liabilitas jaminan dalam proses ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaria.

3.f. Liabilitas Jaminan Kematian Belum Dilaporkan

Liabilitas Jaminan Kematian belum dilaporkan (Incurred But Not Reported/IBNR) adalah estimasi jumlah klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan sampai akhir periode pelaporan. Liabilitas ini ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaria. Atas jumlah estimasi jumlah klaim yang telah dibentuk, dilakukan tes kecukupan liabilitas dengan menggunakan estimasi kini (current estimate). Estimasi jumlah Liabilitas Jaminan Kematian belum dilaporkan diakui pada akhir periode berdasarkan data historis minimal selama 3 tahun. Liabilitas Jaminan Kematian belum dilaporkan disajikan dalam pos cadangan teknis dalam kelompok liabilitas.

3.g. Iuran Yang Belum Merupakan Pendapatan

Iuran yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari iuran yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggunannya masih berjalan pada akhir periode. Program JKM merupakan program asuransi jangka pendek karena masa pertanggungan kurang dari satu tahun. Iuran yang belum merupakan pendapatan disajikan dalam pos cadangan teknis dalam kelompok liabilitas. Iuran yang belum merupakan pendapatan diakui pada saat pembentukannya sebesar jumlah yang dibentuk berdasarkan perhitungan aktuaria.

3.h. Liabilitas Lain

Liabilitas lainnya adalah liabilitas yang tidak dapat digolongkan dalam salah satu pos liabilitas dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri.

Iuran Belum Rinci Penerimaan iuran dari perusahaan yang belum didukung dengan data upah tidak dapat diakui sebagai pendapatan iuran atau penambah utang JHT. Penerimaan iuran dimaksud akan dicatat pada akun “Iuran Belum Rinci” pada kelompok liabilitas kepada peserta.

3.i. Aset Neto

Merupakan aset Program JKM setelah dikurangi liabilitasnya. Aset neto program JKM tidak diklasifikasikan menjadi aset neto terikat dan aset neto tidak terikat karena pemberi sumber daya adalah penerima manfaat dari sumber daya tersebut, bukan pihak lain yang tidak menerima manfaat dari program JKM. Pada akhir periode pelaporan aset neto akan bertambah atau berkurang sebesar jumlah pendapatan setelah dikurangi beban selama periode pelaporan.

662 LAPORAN TAHUNAN PT. JAMSOSTEK (Persero) 2013 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

3.j. Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

Provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi diakui dan diukur serta informasi yang memadai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Provisi diakui apabila ketiga kondisi berikut dipenuhi: