Sasaran Program 1: Tersedianya Iptek Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Mendukung Pencapaian Kualitas Lingkungan Hidup

1.1. SP 1/IKU 1 Target satu: 3 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan dengan 60% tingkat kemanfaatan

Capaian kinerja SP 1/IKU 1 target 1 berupa sintesa hasil dan tingkat kemanfaatan penelitian lingkungan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Capaiankinerja penelitian kualitas lingkungan tahun 2017

Kinerja No

1 Sintesa Hasil Penelitian Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM

1 1 100 Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks

1 1 100 Pembangunan Berkelanjutan) Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan,

1 1 100 Jumlah

3 3 100 2 Kemanfaatan Iptek Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan ISTM

40% 67 Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks

6 0% 60% 100 Pembangunan Berkelanjutan) Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan,

Berdasarkan Tabel 10, target 3 sintesa hasil penelitian penelitian kualitas lingkungan pada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 3 sintesa tahun 2017 dari RPPI 10, RPPI 11 dan RPPI 12. Substansi sintesa bidang lingkungan yang dihasilkan pada tahun 2017 disajikan pada Tabel 11. Sedangkan capaian laporan penelitian yang berada dibawah koordinasi RPPI litbang kualitas lingkungan disajikan pada Tabel 12.

Tabel 11. Sintesa hasil penelitian integratif kualitas lingkungan tahun 2017

No

Sintesa

Paket Informasi

1 RPPI 10: Sintesa Hasil - Indeks pencemar air pada danau prioritas Penelitian Integratif Kualitas

- Kualitas air di wilayah pesisir dan laut Lingkungan untuk IKLH dan

- Uji tingkat pencemaran tanah untuk produksi ISTM

biomassa dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam

- Aplikasi formulasi tingkat pencemaran udara berdasarkan parameter deposisi asam - Kualitas udara untuk IKLH 2 RPPI 11: Sintesa Hasil

Formulasi Indeks Kualitas Air dalam penilaian Penelitian Integratif Kualitas

status air sungai

Lingkungan untuk IPB (Indeks Pembangunan Berkelanjutan) 3 RPPI 12: Sintesa Hasil

Status riset efisiensi pola konsumsi air rumah tangga Penelitian Integratif Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan

Tabel 12. Kinerja tingkat judul penelitian litbang kualitas lingkungan tahun 2017

Kinerja No

RPPI

Target Realisasi (%)

1 RPPI 10: Kualitas Lingkungan untuk IKLH dan 3 3 100 ISTM 2 RPPI 11: Kualitas Lingkungan untuk IPB (Indeks

1 1 100 Pembangunan Berkelanjutan) 3 RPPI 12: Pola Konsumsi dan Produksi

1 1 100 Berkelanjutan Jumlah

5 5 100

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa pada tingkat judul penelitian, seluruh kegiatan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu tersusunnya 5 Laporan Hasil Penelitian (LHPt) tahun 2017. LHPt tersebut selanjutnya menjadi penyusun utama sintesa hasil penelitian yang menjadi output RPPI 10, 11 dan 12.

Sedangkan progres persen kemanfaatan/outcome litbang lingkungan tahun 2017 mencapai sebesar 53.3% atau 89% dari target (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 3 RPPI. Dari ketiga RPPI tersebut, RPPI 10 hanya mencapai tingkat kemanfaatan 40% atau 67% dari target 2017 (60%). Terlepas dari tidak tercapainya target tahun 2017, kemanfaatan penelitian bidang lingkungan menunjukan peningkatan dari tahun 2015 dan 2016 (Gambar 9). Namun, sebagai akibat dari tidak tercapainya kinerja kemanfaatan iptek/outcome tahun 2017, maka capaian kinerja rata-rata IKU 1 target 1 menurun dari tahun 2016 ( Gambar 10).

Gambar 9. Perkembangan nilai persen kemanfaatan penelitian bidang lingkungan

Gambar 10. Perbandingan capaian kinerja penelitian lingkungan tahun 2015-2017 Target dalam PK tahun 2017 ditetapkan lebih tinggi dari target 2017 yang tercantum

dalam dokumen Renstra BLI 2015-2019. Perhitungan capaian kinerja penelitian litbang lingkungan tahun 2017 terhadap Renstra BLI 2015-2019 disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Progres capaian terget Renstra BLI 2015-2019 penelitian lingkungan

Target 2019 Renstra No

Target 2017 Renstra

Indikator Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

1 Sintesa RPPI 10

2 Kemanfaatan Iptek RPPI 10

Dengan capaian tahun 2017 sebesar 53.3% persen kemanfaatan/outcome, maka litbang kualitas lingkungan telah mencapai 76,2% dari target Renstra dan 106,7% dari target Renstra di tahun 2017. Meskipun capaian persen kemanfaatan penelitian bidang kualitas lingkungan tidak memenuhi target Penetapan Kinerja 2017, namun masih dalam koridor pencapaian target Renstra BLI 2015-2019.

1.2. SP 1/ IKU 2 target dua: 3 sintesa hasil penelitian sosekjak dan perubahan iklim dengan 60% tingkat kemanfaatan

Capaian target 1 IKU 1 berupa sintesa hasil dan tingkat kemanfaatan penelitian bidang sosial, ekonomi, kebijakan (sosekjak) dan perubahan iklim disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14.Capaian kinerja penelitian litbang sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017

Kinerja No

1 Sintesa Hasil Penelitian RPPI 13: Sosial, ekonomi, kebijakan dan

1 1 100 pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik

RPPI 14: Keekonomian dan daya saing industri 1 1 100 serta kebijakan tata kelola LHK

RPPI 15: Politik dan hukum LHK 1 1 100 Jumlah

3 3 100 2 Kemanfaatan Iptek RPPI 13: Sosial, ekonomi, kebijakan dan

pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik RPPI 14: Keekonomian dan daya saing industri

serta kebijakan tata kelola LHK RPPI 15: Politik dan hukum LHK

Berdasarkan Tabel 14, target 3 sintesa hasil penelitian penelitian sosial, ekonomi, kebijakan dan perubahan iklim pada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 3 sintesa tahun 2017 dari RPPI 13, RPPI 14 dan RPPI 15. Sedangkan capaian laporan penelitian yang berada dibawah koordinasi RPPI litbang sosekjak dan perubahan iklim disajikan pada Tabel 15. Adapun substansi sintesa penelitian integratif yang dihasilkan pada tahun 2017 disajikan pada Tabel 16

Tabel 15. Capaian judul penelitian litbang sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017

Kinerja No

1 RPPI 13: Sosial, ekonomi, kebijakan dan 10 10 100 pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik

2 RPPI 14: Keekonomian dan daya saing industri 3 3 100 serta kebijakan tata kelola LHK

3 RPPI 15: Politik dan hukum LHK 3 3 100 Jumlah

Tabel 16. Sintesa hasil penelitian sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017

No Sintesa

Paket Informasi

1 RPPI 13: Sosial, - Ketersediaan dan manfaat perhutanan sosial terhadap ekonomi, kebijakan

pemenuhan pangan, obat dan energi bagi masyarakat dan pemberdayaan - Pendekatan lanskap dalam implementasi PS lingkup DAS

masyarakat serta - Potensi dan resolusi konflik kawasan hutan resolusi konflik - Resolusi konflik kebijakan pengelolaan KHDTK di Kalimantan

- Model KHDTK untuk resolusi konflik - Konservasi daerah pesisir dan pulau kecil untuk mitigasi dan

adaptasi dampak perubahan iklim di Sulawesi Utara - Model pengelolaan KPH berbasis masyarakat adat Papua

- Penguatan tata kelola lokal pada kawasan hutan terkonversi

pertanian di KHDTK Subanjeriji - Pencegahan kebakaran hutan dan lahan: Perspektif pemanfaatan oleh komunitas lokal di Sumatera Selatan - Kajian kebijakan pengembangan pemanfaatan wilayah tertentu

(wisata alam) di kphl rinjani barat - Resolusi konflik tenurial di Taman Nasional Meru Betiri 2 RPPI 14:

- Optimasi penggunaan lahan perhutanan sosial sebagai Keekonomian dan

peningkatan efektivitas kebijakan alokasi 12,7 juta ha daya saing industri

- Dampak Peraturan Perdagangan Nasional dan Internasional serta kebijakan tata

Terhadap Perdagangan Hasil Hutan

kelola LHK - Desain peraturan perdagangan karbon hutan - Efisiensi Perijinan Bidang LHK (Kehutanan, PETI,

Pertambangan dalam Kawasan Hutan, Jasa Lingkungan) - Instrumen Evaluasi Keberhasilan KPH - Pengelolaan Mangrove Lestari dalam Mendukung Peningkatan

Ekonomi Daerah - Kebijakan Perdagangan HHBK dan Market Intelligence Lintas

Sektor

Tata kelola pemulihan fungsi danau Rawapening 3 RPPI 15: Politik dan - Kebijakan Alokatif Lahan di Tingkat KPH hukum LHK

- Persepsi Lembaga Politik Terhadap Penerapan Politik

Lingkungan dan Kehutanan - Analisis akademik revisi UU 41/1999

- Kelembagaan pengelolaan sampah ramah lingkungan: pola-pola

insentif dan - Kepentingan lintas sektor dan antar tingkat peraturan pemerintah dalam karhutla dan pencemaran - Peran hukum tradisional terhadap pembangunan lingkungan

hidup dan kehutanan

Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa tingkat judul penelitian, seluruh kegiatan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu tersusunnya Laporan Hasil Penelitian (LHPt) tahun 2017. Sejumlah total 13 LHPt dihasilkan dibawah RPPI sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017. LHPt tersebut selanjutnya menjadi penyusun utama sintesa hasil penelitian yang menjadi output tingkat RPPI.

Capaian persen kemanfaatan/outcome tahun 2017 litbang sosekjak dan perubahan iklim mencapai sebesar 59.12% atau 98.5% dari target tahun 2017 (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 3 RPPI. Dari ketiga RPPI tersebut, hanya RPPI 14 yang mencapai target tingkat kemanfaatan tahun 2017. Terlepas dari tidak tercapainya target tahun 2017, kemanfaatan penelitian bidang penelitian sosekjak dan perubahan iklim menunjukan peningkatan dari tahun 2015 dan 2016 (Gambar 11)

Gambar 11. Progres kemanfaatan penelitiansosekjak dan perubahan iklim

Perbandingan capaian kinerja IKU 1 target 2 dengan tahun sebelumnya disajikan pada gambar 12. Berdasarkan gambar 12, Penurunan dalam capaian persen kemanfaatan menyebabkan capaian kinerja IKU 1 target 2 menurun dari tahun sebelumnya.

Gambar 12. Capaian kinerja penelitian sosekjak dan perubahan iklim 2015-2017

Berdasarkan dokumen Renstra BLI tahun 2015-2019, target outcome litbang sosekjak dan perubahan iklim yang harus diperoleh pada tahun 2019 adalah minimal 70%, sedangkan target tahun 2017 adalah 50%. Capaian penelitian sosekjak dan perubahan iklim disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Capaian Renstra BLI 2015-2019 penelitian sosekjak dan perubahan iklim

Target 2019 Renstra No

Target 2017 Renstra

Indikator Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

1 Sintesa RPPI 10

2 Kemanfaatan Iptek RPPI 10

Berdasarkan tabel 17, dengan capaian tahun 2017 sebesar 53.3% outcome, maka litbang sosekjak dan perubahan iklim telah mencapai 76,2% dari target renstra tahun 2019 dan 106,7% dari target renstra di tahun 2017. Meskipun capaian persen kemanfaatan penelitian bidang sosekjak dan perubahan iklim tidak memenuhi target Penetapan Kinerja 2017, namun masih dalam koridor pencapaian target Renstra BLI 2015-2019.

Penelitian bidang sosekjak dan perubahan iklim juga menghasilkan policy brief yang merupakan media penyampaian hasil penelitian kepada Menteri LHK sebagai pengambil bahan kebijakan. Tahun 2017 dihasilkan 15 policy brief sebagai berikut:

1) Strategi Indonesia bergabung dalam Trans Pacific Partnership, tinjauan lingkungan

2) Kebijakan Reklamasi Pantai Utara Jakarta

3) Kebijakan Penanganan Kantong Plastik di Indonesia : Tinjauan Kritis

4) Peran Konservasi Ekosistem Esensial Mangrove untuk Mitigasi Perubahan Iklim

5) Kriteria Penilaian Cepat Kesesuaian Habitat Untuk Lokasi Pelepasliaran Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson): Taman Nasional Bukit Tigapuluh

6) Menggagas Energi Biomassa Hutan Sebagai Sumber Energi Terbarukan

7) Mendorong Kesiapan Implementasi REDD+ di Indonesia

8) Penerapan Bioteknologi pada Seleksi Sengon Unggul Toleran Penyakit Karat Tumor untuk Mendukung Pemuliaan Tanaman Partisipatif

9) Kiat Mensejahterakan Masyarakat Lokal Melalui Perhutanan Sosial

10) Memastikan Program Perhutanan Sosial (12,7 juta ha) Tepat Sasaran

11) Peluang Blue Carbon sebagai komponen khusus NDC Indonesia

12) Penyelamatan Sejarah Hutan Tropis Purba Melalui Konservasi Fosil Kayu

13) Langkah Strategis Menuju Percepatan Realisasi Capaian Program Perhutanan Sosial

14) Kebijakan Fiskal Untuk Mendorong Keterlibatan Swasta Dalam REDD+

15) Macadamia Untuk Danau Toba

1.3. SP 1/ IKU 1 Target ketiga: 1 Paket pengelolaan laboratorium rujukan nasional

Penyelenggaraan 1 paket pengelolaan laboratorium rujukan nasional telah dilaksanakan oleh BLI pada tahun 2017 atau mencapai 100% dari target. Capaian tahun 2017 ini sama dengan capaian kinerja tahun 2016, namun secara progres mengalami peningkatan. Paket pengelolaan laboratorium rujukan nasional berisi dua kegiatan utama yaitu: pengelolaan laboratorium rujukan nasional dan pembinaan laboratorium lingkungan daerah.

a. Pengelolaan laboratorium lingkungan rujukan nasional

Kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan secara garis besar terbagi menjadi kegiatan pengembangan metode, kalibrasi, metrologi dan kajian isu aktual bidang lingkungan sebagaimana disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan tahun 2017

No Kegiatan

Hasil kegiatan

1 Penyusunan RSNI  7 Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang pengujian metode pengujian

lingkungan

parameter  2 RSNI bidang pengujian lingkungan lingkungan

 5 Pengembangan metode pengujian

2 Kalibrasi  Road show kalibrasi pada 2 laboratorium lingkungan

daerah  Uji banding 6 laboratorium kalibrasi  Pengembangan peralatan kalibrasi  Pelayanan pengujian kalibrasi

3 Metrologi  Uji Profisiensi 130 laboratorium lingkungan  Workshop metrologi lingkungan nasional

4 Kajian isu aktual  1 kajian isu aktual tentang penanganan sampah plastik

Dalam penyusunan RSNI pengujian lingkungan, 7 SNI dan 2 RSNI dalam proses konsensus yang dihasilkan kegiatan pengelolaan laboratorium rujukan adalah:

1) SNI 7184.5.2017 : Karakteristik limbah B3 bagian 5 : Pengujian toksisitas akut limbah secara oral pada hewan mencit : Up and Down.

2) Standar Nasional Indonesia (SNI) 7119-2:2017 : Udara ambien – Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metode Griess- Saltzman menggunakan spektrofotometer.

3) Standar Nasional Indonesia (SNI) 7119-7:2017 : Udara ambien – Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO 2 ) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer.

4) Standar Nasional Indonesia (SNI) 7119-8:2017 : Udara ambien – Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metode neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer.

5) Standar Nasional Indonesia (SNI) 7119-3:2017 : Udara ambien – Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (HVAS) dengan metode gravimetric.

6) Standar Nasional Indonesia (SNI) 7119-4:2017 : Udara ambien–Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda destruksi cara basah menggunakan spektrofotometer serapan atom nyala.

7) Sampling Limbah Padat B3 (status : sudah konsensus, menunggu penomoran).

8) Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan (status : sudah konsensus, menunggu penomoran). Sedangkan 5 metode yang dikembangkan dalam pengelolaan laboratorium rujukan adalah:

1) Pengkajian parameter organoposfat dan pah dengan gc-ms dalam limbah padat dengan kromatografi gas –spektrofotometri massa (kg-sm).

2) Pengujian dermal corrosion

3) Pengkajian parameter sulfida sebagai H2S di air sungai

4) Pengkajian metode alternatif untuk pengukuran emisi sumber tidak bergerak

5) Pengkajian metode pengukuran getaran lingkungan

b. Pembinaan laboratorium lingkungan daerah

Pada tahun 2017, talah dilakukan pembinaan pada 6 laboratorium lingkungan daerah di

5 Provinsi. Laboratorium tersebut dibina sehingga meningkat kapasitasnya dan memenuhi standar mutu laboratorium sesuai ISO 17025. Dengan capaian tahun 2017, total telah dibina 16 laboratorium di 11 provinsi dalam kurun waktu 2015-2017 dan demikian telah melampaui target Renstra BLI 2015-2019 (Gambar 13). Daftar

6 laboratorium yang dibina tahun 2017 disajikan pada Tabel 20. Sedangkan status akreditasi 16 laboratorium daerah yang dibina disajikan pada Tabel 21.

Gambar 13. Perkembangan pembinaan laboratorium lingkungan daerah

Tabel 19. Daftar laboratorium lingkungan daerah yang dibina tahun 2017 Nilai Kesesuaian

dengan ISO 17025 No

Kegiatan

Hasil kegiatan

Setelah Awal pembinaan

1 Banten

Lab. DLHK Prov. Banten

60.0 92.7 2 Jawa Barat

Lab. DLHK Kota Depok

59.4 81.7 3 Sumatera Utara

Lab. DLHK Kota Serang

45.8 78.3 4 Sumatera Barat

Lab. DLHK Kab. Asahan

70.1 86.3 5 Sulawesi Selatan

Lab. DLHK Kab. Agam

Lab. DLHK Kab. Bulukumba

Tabel 20. Status akreditasi laboratorium daerah yang dibina tahun 2015-2017

No Provinsi

Lab Lingkungan

Tahun Akreditasi

1 Jawa Timur

Laboratorium LingkunganKabupaten

2015 Akreditasi

Tuban Laboratorium LingkunganKabupaten

2015 Akreditasi Tengah

Laboratorium LingkunganKabupaten

Barito Utara Laboratorium LingkunganKabupaten

2015 Belum Akreditasi

Katingan, Laboratorium LingkunganKabupaten

2016 Akreditasi Selatan

Laboratorium Lingkungan Prov.

Kalimantan Selatan

4 Jambi

Laboratorium Lingkungan Kabupaten

2016 Daftar Akreditasi

Sarolangun

5 Jawa Barat

Laboratorium Lingkungan Kabupaten

2016 Belum Akreditasi

Ciamis Laboratorium Lingkungan Kota Depok

2017 Daftar Akreditasi 6 Lampung

Laboratorium Lingkungan Kota Bandar

2016 Belum Akreditasi

Lampung

7 Kalimantan

2016 Daftar Akreditasi Barat

Laboratorium Lingkungan Kabupaten

Sintang

8 Banten

Laboratorium Lingkungan Kota Serang

2017 Daftar Akreditasi

2017 Daftar Akreditasi 9 Sumatera Barat Laboratorium Lingkungan Kab.Agam

Laboratorium Lingkungan Prov. Banten

2017 Daftar Akreditasi 10 Sulawesi

2017 Daftar Akreditasi Selatan

Laboratorium

LingkunganKab.Bulukumba

11 Sumatera

2017 Daftar Akreditasi Utara

Laboratorium Lingkungan Kab.Asahan

1.4. SP 1/ IKU 1 target keempat: 50% Pengembangan iptek bidang lingkungan serta 60% bidang sosekjak dan perubahan iklim (kumulatif)

Capaian kinerja IKU 1 target keempat yaitu pengembangan bidang lingkungan dan bidang sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017 disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Capaian kinerja pengembangan IKU 1 Tahun 2017

Kinerja No

1 Pengembangan bidang lingkungan

35% 70% 2 Pengembangan bidang sosekjak dan perubahan

85% Capaian pengembangan bidang lingkungan pada tahun 2017 baru mencapai 35% atau

Rata-Rata

70% dari target. Progres tersebut merupakan capaian paket pengembangan tahun pertama bidang lingkungan. Kegiatan pengembangan bidang lingkungan yang dalam Renstra BLI 2015-2019 direncanakan akan mulai dilaksanakan tahun 2016, namun kegiatan baru dapat mulai dilaksanakan tahun 2017

Sedangkan pengembangan bidang sosekjak dan perubahan iklim tahun tahun 2017 mencapai 60% atau 100 persen dari target. Capaian tersebut merupakan capaian paket pengembangan tahun ketiga yang dilaksanakan bidang sosekjak dan perubahan iklim. Secara keseluruhan capaian IKU 2 target 4 mencapai 85% dari yang ditargetkan ditahun 2017. Pengembangan bidang lingkungan terdiri dari 2 kegiatan pengembangan pilot iptek, sedangkan kegiatan sosekjak dan perubahan iklim terdiri dari 4 pengembangan pilot iptek. Capaian tingkat pilot iptek kedua bidang pengembangan disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Kinerja pengembangan bidang lingkungan serta sosekjak dan perubahan iklim tahun 2017

Kinerja No

A Pengembangan Iptek Bidang Lingkungan 1 Mitigasi dampak pencemaran udara dalam

1 pilot 100 darah dan penanggulangan kebisingan di lingkungan sekolah 2 Aplikasi formulasi tingkat pencemaran kualitas

1 pilot

1 pilot 100 udara berdasarkan parameter deposisi asam Jumlah

1 pilot

2 pilot 100 B Pengembangan Bidang Sosek

2 pilot

1 pilot 1 Pengembangan perhutanan sosial untuk

1 pilot

1 pilot 100 resolusi konflik tenurial kawasan hutan 2 Mitigasi perubahan iklim melalui

1 pilot

1 pilot 100 pengembangan sistem agroforestri 3 Kajian sosial ekonomi dan kebijakan energi

1 pilot

1 pilot 100 baru terbarukan 4 Kajian kelayakan sosial ekonomis jenis-jenis

1 pilot

1 pilot 100 tanaman untuk lahan gambut Jumlah

1 pilot

4 pilot

4 pilot 100

Ilustrasi salah satu pilot iptek bidang lingkungan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA UPT RUMAH SAKIT PARU JEMBER SEBELUM DAN SESUDAH BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

24 263 20

ANALISIS KOMPARATIF PROFITABILITAS BERDASARKAN KINERJA KOMITMEN DAN KONTIJENSI PADA BANK CAMPURAN DAN BANK ASING DI INDONESIA

17 269 16

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

6 92 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107