UPAYA PENINGKATAN KINERJA

F. UPAYA PENINGKATAN KINERJA

Laporan Kinerja (LKj) merupakan salah satu perangkat untuk melakukan evaluasi kinerja institusi. Terdapat beberapa permasalahan yang sangat berpengaruh pada pencapaian kegiatan penelitian dan pengembangan di tahun 2017 dan memerlukan segera penanganan di tahun 2018 antara lain:

1. Masih kurangnya kontribusi BLI dalam mendukung pengambilan kebijakan strategis tingkat kementerian LHK. Meskipun kerjasama dalam tataran teknis khususnya di UPT telah banyak berjalan, namun dalam penyusunan kebijakan tingkat kementerian yang sangat dinamis, kontribusi BLI belum sesuai dengan yang diharapkan.

2. Upaya diseminasi hasil penelitian belum mencapai target yang diharapkan. Rendahnya nilai kemanfaatan penelitian/outcome menunjukan upaya publikasi dan diseminasi hasil litbang melalui berbagai media masih harus terus ditingkatkan.

3. Terdapat realisasi kegiatan yang masih dibawah target yang ditetapkan dalam dalam Renstra BLI 2015-2019 antara lain pembentukan stasiun riset kehati di Taman Nasional dan Nilai SAKIP BLI. Hal ini memerlukan upaya percepatan di tahun 2018 sehingga target-target tersebut dapat tercapai pada akhir periode Renstra.

4. Kegiatan-kegiatan pengembangan khususnya yang berbentuk pilot iptek belum seluruhnya terlihat hasilnya dilapangan. Perlu diupayakan pembangunan fisik hasil penelitian yang lebih nyata di lapangan sehingga pilot iptek yang terbentuk representatif untuk dijadikan contoh dan diadopsi oleh pihak lain.

5. Keterlambatan penetapan judul-judul penelitian dan pengembangan yang disebabkan adanya proses untuk mengakomodir mekanisme penetapan standar biaya output 5. Keterlambatan penetapan judul-judul penelitian dan pengembangan yang disebabkan adanya proses untuk mengakomodir mekanisme penetapan standar biaya output

6. Penetapan status KHDTK masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini menghambat proses pengembangan KHDTK yang akan dilakukan dengan memanfaatkan mekanisme pendanaan SBSN.

7. Tidak tersedia peneliti dengan jumlah memadai untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan pada beberapa Satker. Meskipun permasalahan ini dapat diselesaikan dengan optimalisasi tenaga yang ada, namun tidak optimal untuk mendukung kegiatan litbang.

8. Pemanfaatan dana PNBP laboratorium secara langsung belum dapat dilakukan. Penyediaan dasar hukum bagi penggunaan dana PNBP dari laboratorium tersebut menjadi penting untuk menunjang operasionalisasi laboratorium rujukan.

9. Meskipun dalam jumlah yang kecil, masih dijumpai adanya kurang tertib administrasi keuangan dan BMN.

Terhadap permasalahan yang dihadapi tersebut, perlu dilakukan tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun 2017 sebagai berikut:

1. BLI akan menempatkan sejumlah peneliti dengan kualifikasi yang sesuai untuk melakukan pendampingan secara aktif kepada Eselon I teknis dalam penyusunan kebijakan. Untuk memfasilitasi hal tersebut, sejumlah peneliti akan ditempatkan di Manggala Wanabhakti secara bergilir untuk terlibat langsung dalam pengambilan kebijakan Eselon I teknis sesuai proses bisnis yang disepakati. Selain itu, upaya mensosialisasikan 200 inovasi BLI kepada pihak pengguna merupakan sarana penting dalam memperluas aplikasi hasil litbang.

2. Monitoring pada rencana diseminasi hasil penelitian dan lembar pernyataan output hasil penelitian untuk memastikan adanya upaya tindak lanjut atas hasil penelitian, baik proses publikasi, diseminasi, maupun pemanfaatan langsung kepada pengguna. Upaya mendorong akreditasi jurnal-jurnal penelitian lingkup BLI merupakan upaya yang tidak terpisahkan dari proses ini.

3. Memastikan terpenuhinya kebutuhan tenaga peneliti pada kegiatan Satker lingkup BLI. Sehubungan dengan permasalahan ini telah dilakukan alih fungsi pegawai yang ada dan perpindahan peneliti lingkup BLI.

4. Melakukan upaya koordinasi efektif untuk terbitnya peraturan yang diperlukan bagi penggunaan dana PNBP hasil pengujian pada laboratorium. Selain itu, BLI akan mengembangkan laboratorium-laboratorium unggulan untuk dapat berfungsi strategis dalam forensik dan peningkatan PNBP.

5. Mempercepat mekanisme penyaringan judul penelitian dan pengembangan tahun 2019 agar seiring dengan mekanisme penyusunan rencana kerja pemerintah. Dengan percepatan ini, maka kekurangselarasan penyusunan dalam penyusunan rencana program akan dapat dieliminasi.

6. Pengarusutamaan kegiatan pengembangan dengan pengkajian rencana pengembangan secara lebih komprehensif. Seiring dengan kebutuhan iptek bidang LHK yang terus berkembang pesat, maka upaya pengembangan iptek harus dilakukan dengan tata waktu yang terukur dan skala yang representatif.

7. Memastikan pilot iptek litbang baik di KPH maupun yang dikembangkan bersama masyarakat, pemerintah daerah, dan industri mendapatkan hasil yang representatif dan dalam waktu yangsingkat. Pengkajian setiap metode pengembanganharus dilakukan secara lebih komprehensif bersama pihak terkait. Mengingat pembangunan pilot iptek yang representatif memerlukan sumber dana yang memadai, maka pemanfaatan sumber dana alternatif perlu terus dikembangkan.

8. Mempercepat penetapan status KHDTK yang dilakukan dengan koordinasi secara berkala dengan Ditjen. Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.

9. Meningkatkan pengendalian pelaksanaan keuangan dan anggaran melalui Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) untuk menghilangkan potensi temuan pemeriksaan keuangan.

10. Mengaplikasikan sistem e-Kinerja secara menyeluruh sehingga target-target program dan kegiatan dapat terpantau pelaksanaannya sampai kepada masing-masing penanggung jawab kegiatan. Hal ini merupakan rekomendasi dari evaluasi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal.

11. Percepatan kinerja pembentukan stasiun riset di Taman Nasional pada tahun 2018- 2019 sehingga target 12 stasiun riset di Taman Nasional di tahun 2019 dapat terpenuhi. Selain itu, upaya penerapan akuntabilitas kinerja baik aspek perencanaan program, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, maupun evaluasi kinerja perlu mendapatkan prioritas.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA UPT RUMAH SAKIT PARU JEMBER SEBELUM DAN SESUDAH BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

24 263 20

ANALISIS KOMPARATIF PROFITABILITAS BERDASARKAN KINERJA KOMITMEN DAN KONTIJENSI PADA BANK CAMPURAN DAN BANK ASING DI INDONESIA

17 269 16

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

6 92 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107