Sasaran program 2: Tersedianya iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung pencapaian pada devisa dan penerimaan negara .

2. Sasaran program 2: Tersedianya iptek bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang mendukung pencapaian pada devisa dan penerimaan negara .

Sasaran program kedua dicapai melalui IKU 2: Jumlah paket iptek untuk mendukung peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup pada devisa dan penerimaan negara meningkat setiap tahun. Pada tahun 2017, IKU 2 memiliki 3 (tiga) target yaitu:

a. 3 Sintesa hasil penelitian pengelolaan hutan; 60 % kemanfaatan(kumulatif)

b. 3 Sintesa hasil penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan; 60 % kemanfaatan (kumulatif)

c. 60 % Pengembangan iptek bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan Capaian target-targetpada IKP/ IKU 2 pada tahun 2017 disajikan pada Tabel 23 berikut. Tabel 23. Capaian kinerja IKU 2 tahun 2017

1 6 Sintesa hasil penelitian 6 Sintesa hasil penelitian pengelolaan 104.4 pengelolaan hutan serta 60%

hutan serta 65.2% kemanfaatan kemanfaatan (kumulatif)

(kumulatif)

2 3 Sintesa hasil penelitian 3 Sintesa hasil penelitian peningkatan 102.1 peningkatan nilai tambah hasil

nilai tambah hasil hutan serta 62.5% hutan serta 60% kemanfaatan

kemanfaatan (kumulatif)

(kumulatif) 3 60% Pengembangan iptek bidang 60% pengembangan iptek bidang

100 peningkatan nilai tambah hasil

peningkatan nilai tambah hasil hutan hutan 4 102.2

Pada tahun 2017 seluruh target dalam IKU 2 mencapai target kinerja yang ditetapkan. Penyebab kesuksesan pencapaian target dalam IKU 2 adalah sebagai berikut::

1. Kegiatan penelitian pada IKU 2 baik pada litbang pengelolaan hutan maupun litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan didukung oleh hampir semua Balai Besar dan Balai Litbang lingkup BLI. Hal ini menyebabkan proses publikasi dan diseminasi menjadi lebih masif dan menyebabkan persen kemanfaatan hasil penelitian menjadi lebih tinggi.

2. Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan pada IKU 2 sebagian besar merupakan penelitian tahun jamak, sehingga proses pemanfaatan hasil penelitian tahun 2017 sudah berjalan.

3. Dukungan dari Balai Besar dan Balai Litbang menimbulkan manfaat positif yaitu kedekatan dengan pengguna. Hal ini pula yang menyebabkan persen kemanfaatan/outcome litbang pada IKU 2 menjadi lebih tinggi.

4. Pengembangan pada litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan sudah mulai dilaksanakan tahun 2015, sehingga tahun 2017 merupakan implementasi tahun ketiga dalam pengembangan.

2.1. SP 2/ IKU 2 target satu: 6 Sintesa antara hasil penelitian integratif bidang pengelolaan hutan dengan 60 % kemanfaatan

Capaian IKU 2 target 1 berupa sintesa hasil dan persen kemanfaatan penelitian pengelolaan hutan disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Capaianpenelitian pengelolaan hutantahun 2017

Kinerja No

RPPI

Target Realisasi (%)

1 Sintesa Hasil Penelitian RPPI 1: Konservasi Keanekaragaman Hayati;

1 1 100 RPPI 2: Konservasi Sumberdaya Air;

1 1 100 RPPI 3: Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu

1 1 100 dan Hasil Hutan Bukan Kayu); RPPI 4: Sumber Pangan Alternatif dari Hutan;

1 1 100 RPPI 5: Sumber Energi Alternatif dari Hutan;

1 1 100 RPPI 6: Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan;

1 1 100 Jumlah

6 6 100 2 Kemanfaatan Iptek RPPI 1: Konservasi Keanekaragaman Hayati;

RPPI 2: Konservasi Sumberdaya Air;

RPPI 3: Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu

dan Hasil Hutan Bukan Kayu); RPPI 4: Sumber Pangan Alternatif dari Hutan;

RPPI 5: Sumber Energi Alternatif dari Hutan;

RPPI 6: Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan;

Berdasarkan Tabel 24 diketahui bahwa capaian IKU 2 target 1 adalah 6 sintesa iptek dengan 65,23% kemanfaatan atau 104% dari target tahun 2017. Adapun target 6 sintesa hasil penelitian pengelolaan hutan pada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 6 sintesa tahun 2017 dari RPPI 1, RPPI 2, RPPI 3, RPPI 4, RPPI 5, dan RPPI 6. Adapun capaian pada tingkat judul penelitian yang merupakan unsur penyusun sintesa disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Capaian judul penelitian dalam RPPI bidang pengelolaan hutan tahun 2017

Kinerja No

RPPI

Target Realisasi (%)

1 RPPI 1: Konservasi Keanekaragaman Hayati; 23 23 100 2 RPPI 2: Konservasi Sumberdaya Air;

8 8 100 3 RPPI 3: Peningkatan Produktivitas Hutan (Kayu

20 20 100 dan Hasil Hutan Bukan Kayu); 4 RPPI 4: Sumber Pangan Alternatif dari Hutan;

8 8 100 5 RPPI 5: Sumber Energi Alternatif dari Hutan;

6 6 100 6 RPPI 6: Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan;

9 9 100 Jumlah

Progres kemanfaatan/outcome litbang pengelolaan hutan mencapai sebesar 65.23% atau 109% dari target tahun 2017 (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 6 RPPI, dimana seluruhnya telah memenuhi target tahun 2017 (60%). Perbandingan nilai kemanfaatan penelitian bidang pengelolaan hutan dari tahun 2015- 2017 disajikan pada Gambar 14. Sedangkan perbandingan capaian kinerja IKU 2 target

1 dengan tahun sebelumnya disajikan pada Gambar 15, dimana capaian kinerja menurun dibanding tahun sebelumnya namun tetap berada diatas 100% (mencapai target).

Gambar 14. Persen kemanfaatan RPPI pengelolaan hutan tahun 2015 - 2017

Gambar 15. Perbandingan capaian kinerja penelitian pengelolaan hutan 2015-2017

Berdasarkan dokumen Renstra BLI tahun 2015-2019, target outcome litbang pengelolaan hutan yang harus diperoleh pada tahun 2019 adalah minimal 70%, sedangkan target Renstra tahun 2017 adalah 50%. Capaian hasil penelitian litbang pengelolaan hutan disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26. Capaian target Renstra BLI 2015-2019 penelitian pengelolaan hutan

Target 2019 Renstra No

Target 2017 Renstra

Indikator Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

1 Sintesa RPPI 1

2 Kemanfaatan Iptek RPPI 1

Dengan capaian progres outcome tahun 2017 mencapai 65.23%, maka outcome RPPI litbang pengelolaan hutan telah mencapai 130,5% dari target renstra 2017 dan 93.2% dari target renstra di tahun 2019. Beberapa outcome litbang pengelolaan hutan adalah:

1) Sengon toleran karat tumor dan boxtor sudah diterapkan oleh Pemda (Kab. Lumajang, Kab. Keerom Papua, Kab. Kepahiang, UPT Perbenihan Tanaman Hutan Jawa Timur)serta Perum Perhutani KPH Jember dan KPH Kedu Utara)

2) Benih unggul kayu pertukangan (Jati, Mahoni, Gmelina, Nyawai, Manglid dan Tisuk) sudah diluncurkan dan sudah diimplementasikan oleh Dinas Kehutanan Propinsi Sulawesi Selatan, UPT Perbenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Prop. Jawa Timur

3) Akasia dan Ekaliptus yang sudah diterapkan dalam bentuk kerjasama: PT. Arara Abadi, Sinarmas Forestry, Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan, PT. Bina Silva Nusa, PT. Plasma Nutfah Marind Papua

4) Benih unggul hasil pemuliaan jenis Nyamplung dan Malapari untuk biofuel sudah diterapkan/ditanam di KPH Yogyakarta

5) Benih unggul kayu putih dari KB klonsudah diluncurkan dan dikembangkan di KPH Biak Numfor dan perusahaan swasta

6) Input kebijakan penanganan konflik buaya muara (Crocodius porosus)dan anusia digunakan oleh BBKSDA NTT.

2.2. SP 2/ IKU 2 Target dua: 3 Sintesa antara hasil penelitian peningkatan nilai

tambah hasil hutan; 40 % kemanfaatan . Capaian IKU 2 target 2 berupa sintesa hasil dan tingkat kemanfaatan penelitian

peningkatan nilai tambah hasil hutan disajikan pada Tabel 27. Tabel 27. Kinerja outcome litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017

Kinerja No

RPPI

Target Realisasi (%)

1 Sintesa Hasil Penelitian RPPI 7: Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan paska

1 1 100 panen untuk energi, pangan dan obat-obatan alternatif dari hutan RPPI 8: Pengolahan hasil hutan

1 1 100 RPPI 9: Keteknikan hutan

1 1 100 Jumlah

3 3 100 2 Kemanfaatan Iptek RPPI 7: Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan paska

70 117 panen untuk energi, pangan dan obat-obatan alternatif dari hutan RPPI 8: Pengolahan hasil hutan

67.5 113 RPPI 9: Keteknikan hutan

Berdasarkan Tabel 27 diketahui bahwa capaian IKU 2 target 2 adalah 3 sintesa iptek dengan 62.5% kemanfaatan atau 102.1% dari target tahun 2017. Adapun target 3 sintesa hasil penelitian Pengelolaan Hutan pada tahun 2017 telah tercapai 100% dengan dihasilkannya 3 sintesa tahun 2017 dari RPPI 7, RPPI 8, dan RPPI 9. Sedangkan capaian pada tingkat judul penelitian yang merupakan unsur penyusun sintesa disajikan pada Tabel 28, dimana target 16 laporan hasil penelitian telah terpenuhi seluruhnya.

Tabel 28. Kinerja outcome penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017

No

RPPI

Target Realisasi Kinerja (%)

1 RPPI 7: Revitalisasi pemanfaatan hasil hutan 6 6 100 pasca panen untuk energi, pangan dan obat- obatan alternatif dari hutan 2 RPPI 8: Pengolahan hasil hutan

8 8 100 3 RPPI 9: Keteknikan hutan

2 2 100 Jumlah

Progres outcome penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan mencapai 65.23% atau 109% dari target tahun 2017 (60%). Capaian outcome tersebut diperoleh dari rerata persen kemanfaatan 3 RPPI, dimana seluruhnya telah memenuhi target tahun 2017 (60%).

Perbandingan nilai kemanfaatan penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan dari tahun 2015- 2017 disajikan pada Gambar 16. Sedangkan perbandingan capaian kinerja Perbandingan nilai kemanfaatan penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan dari tahun 2015- 2017 disajikan pada Gambar 16. Sedangkan perbandingan capaian kinerja

Gambar 16. Persen kemanfaatan RPPI peningkatan nilai tambah hasil hutan

Gambar 17. P erbandingan capaian kinerja peningkatan nilai tambah hasil hutan

Berdasarkan dokumen Renstra BLI tahun 2015-2019, target outcome litbang peningkatan nilai tambah hasil hutan yang harus diperoleh pada tahun 2019 adalah minimal 70%, dengan target tahun 2017 adalah 50%. Dengan capaian tahun 2017 sebesar 62.5% outcome, maka penelitian peningkatan nilai tambah hasil hutan telah mencapai 89.3% dari target Renstra dan 125% dari target Renstra di tahun 2017 (Tabel 29).

Tabel 29. Progres capaian target Renstra BLI 2015-2019 penelitian bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan

Target 2019 Renstra No

Target 2017 Renstra

Indikator Target Realisasi Persen Target Realisasi Persen

1 Sintesa RPPI 7

2 Kemanfaatan Iptek RPPI 7

Pendorong utama keberhasilan penelitian litbang peningkatan hasil hutan adalah sarana laboratorium yang memadai dan sarana publikasi berupa jurnal pengelolaan hasil hutan yang telah terakreditasi. Secara substansi, hasil penelitian litbang ini juga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil hutan.

Penampang tangensial fosil kayu hopea dan balau, hasil penelitian sifat dasar kayu

dan fosil kayu (Foto: dok. P3HH)

2.3 SP 2/ IKU 2 target ketiga: 60 % Pengembangan iptek bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan.

Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan telah mencapai progres 60% dengan tercapainya implementasi paket pengembangan tahun ketiga atau mencapai 100% dari target tahun 2017. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan terdiri dari 4 pengembangan pilot iptek yang telah terselesaikan seluruhnya di tahun 2017 (Tabel 30). Capaian substantif masing-masing pengembangan pilot iptek disajikan pada Tabel 31. Kegiatan pengembangan lain yang dilakukan dengan pembiayaan Kemenristek adalah pengembangan alat identifikasi kayu otomatis yang mampu mendeteksi jenis kayu secara cepat.

Tabel 30. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017

Kinerja No

Pilot Iptek

Target

Realisasi (%)

1 Aplikasi Pengembangan Pellet Kayu dari

1 LHPg 100 Biomassa untuk Masyarakat 2 Bioetanol Aren

1 LHPg

1 LHPg 100 3 Aplikasi Pengembangan Arang Terpadu

1 LHPg

1 LHPg 100 4 Biodiesel Nyamplung

Tabel 31. Pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan tahun 2017

No Pilot Iptek

Capaian

1 Aplikasi Hammer mill dan alat pembuat pellet kayu dengan kapasitas Pengembangan Pellet masing-masing 25 kg/jam dan 30 kg/jam menggunakan Kayu dari Biomassa

bahan baku kayu kaliandra. Karakteristik pellet kayu untuk Masyarakat

kaliandra adalah kadar air 8,16%, zat terbang 80,64%, kadar abu 2,59% kerapatan 1,127 g/cm3 dan kalor 4363,52 kal/g, emisi CO 1,45 ppm, dan CO2 6,1%. Pilot iptek diaplikasikan di Kabupaten Ciamis.

2 Pilot IPTEK Penyempurnaan reaktor bioethanol P3HH-3 yang mampu Bioetanol Aren

menghasilkan rendemen sebesar 18%. Pilot iptek dibangun di Kabupaten Boalemo dengan melibatkan KTH Aren Maju Bersama dan Aren Usaha Bersama. Ujicoba bioetanol aren pada kompor modifikasi tidak mengalami kendala.

3 Aplikasi Demplot aplikasi produk arang terpadu di Kabupaten Karo Pengembangan

pada tanaman buah dan Kabupaten Cianjur pada tanaman Arang Terpadu

padi dan kopi. Pada demplot padi di Kabupaten Cianjur dapat meningkatkan produksi dan pendapatan, secara finansial keuntungan meningkat hingga Rp.2,7 juta dibanding kontrol atau setara dengan Rp12-27 juta/ha.

4 Pilot IPTEK Penyempurnaan terdapat pada tabung reaktornya, yaitu Biodiesel Nyamplung reaktor multi fungsi yang terdiri dari satu tabung menjadi reaktor yang memiliki 2 tabung dengan sistem semi kontinyudengan masing-masing tabung berkapasitas 100 liter. Biodiesel minyak nyamplung yang dihasilkan memiliki karakteristik yang memenuhi SNI. Biodiesel nyamplung telah diaplikasi pada mesin traktor pertanian dan mesin tambak udang di Desa Batukaras.

Pellet kayu dari kayu kaliandra untuk bioenergi yang ramah lingkungan, merupakan salah satu hasil pengembangan bidang peningkatan nilai tambah hasil hutan (Foto. Dok. P3HH)

Peluncuran alat identifikasi kayu otomatis yang merupakan salah satu hasil pengembangan

bidang hasil hutan (Foto: dok. P3HH)

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA UPT RUMAH SAKIT PARU JEMBER SEBELUM DAN SESUDAH BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

24 263 20

ANALISIS KOMPARATIF PROFITABILITAS BERDASARKAN KINERJA KOMITMEN DAN KONTIJENSI PADA BANK CAMPURAN DAN BANK ASING DI INDONESIA

17 269 16

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

6 92 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107