Pertumbuhan Lapangan Usaha w triwulan

A. Pertumbuhan Lapangan Usaha w triwulan

mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan w tumbuh

I/2015 (q‐to‐q). Tanaman pangan

ekspansif 105,40 persen yang

Triwulan I/2015

/w

disebabkan oleh efek musiman tanaman padi

Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan palawija yang mengalami panen raya. dan Perikanan pada triwulan :/ I/2015 Pertumbuhan juga didukung oleh tanaman

sebelumnya tumbuh 4,00 persen. Pertumbuhan tt didorong oleh cuaca yang kondusif dalam

dibandingkan triwulan yang sama tahun hortikultura yang tumbuh 11,54 persen,

terjadi

hampir pada semua subkategori. mendukung perkembangan tanaman Subkategori Tanaman Perkebunan mengalami

hortikultura seperti duku dan rambutan serta pertumbuhan paling tinggi sebesar 8,52 persen

beberapa komoditas sayuran. Sementara itu didukung oleh adanya peningkatan permintaan

subkategori lainnya mengalami penurunan. kopi dan peningkatan produktivitas tanaman

Penurunan yang cukup tajam terjadi pada kopi yang sudah ada. Selanjutnya, Subkategori

Subkategori Kehutanan dan Penebangan Kayu Perikanan mengalami pertumbuhan sebesar

sebesar minus 12,49 persen. Hal ini disebabkan 8,45 persen. Hal ini didorong oleh kenaikan

terlambatnya aktivitas produksi karena produksi perikanan budidaya sebagai dampak

menunggu pengesahan Rencana Kerja Tahunan revitalisasi tambak udang di sepanjang Jawa

(RKT) perusahaan HPH dan HTI yang turun pada (RKT) perusahaan HPH dan HTI yang turun pada

I. Selanjutnya Tanaman Perkebunan sudah tua sehingga produksi minyak mentah mengalami konstraksi sebesar 6,59 persen

I hanya mencapai 674.068 barrel disebabkan penurunan produktivitas kebun

triwulan

perhari. Penurunan sedikit teredam oleh karet karena mulainya musim gugur daun,

peningkatan pertumbuhan bijih logam, yang disamping harga yang masih rendah. Selain itu

disebabkan kelonggaran pembatasan ekspor terjadi penurunan produksi kelapa sawit karena

dari pemerintah terhadap pelaku usaha masih rendahnya harga CPO. Selanjutnya

tambang bijih logam.

Perikanan turun minus 2,98 persen diakibatkan Pertumbuhan Lapangan Usaha cuaca buruk yang menyebabkan nelayan

Pertambangan dan Penggalian pada triwulan enggan melaut. Di samping itu penurunan juga

I/2015 (q‐to‐q) mengalami kontraksi sebesar disebabkan adanya larangan penangkapan

8,18 persen. Kontraksi terbesar terjadi pada lobster, kepiting, dan rajungan dalam kondisi

pertambangan batubara sebesar 22,01 yang disebabkan

Tiongkok karena penurunan pertumbuhan .i

bertelur. pembatasan impor oleh negara

Grafik 7. ekonomi negaranya, o dimana Tiongkok

merupakan tujuan ekspor utama komoditas g

Laju Pertumbuhan

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (persen)

s.

batubara. Di samping itu penurunan harga

batubara yang dimulai dari awal tahun

.b batubara yang berdampak pada menurunnya

menyebabkan lesunya pasar penjualan

IV I w

0 produksi batubara.

2015 w

/w

Laju Pertumbuhan Pertambangan dan Penggalian

y ‐on‐y

q ‐to‐q

tt

B. Lapangan

2 Pertumbuhan Usaha

Pertambangan 0 dan Penggalian Triwulan

Kinerja ‐6 Lapangan Usaha Pertambangan

‐8 dan Penggalian triwulan I/2015 bila ‐10

y ‐on‐y

q ‐to‐q

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya (y‐on‐y), mengalami penurunan sebesar 1,23 persen. Penurunan ini disebabkan

C. Pertumbuhan Lapangan Usaha Industri

oleh terjadinya kontraksi Pertambangan

Pengolahan Triwulan I/2015

Minyak, Gas dan Panas sebesar minus 2,97 Industri Pengolahan triwulan I/2015 persen. Kontraksi yang terjadi di antaranya

mengalami pertumbuhan sebesar 3,97 persen disebabkan oleh sumur minyak Indonesia yang

melambat dibanding capaian periode yang melambat dibanding capaian periode yang

kinerja industri ini. Subkategori Industri Barang tumbuh melambat sebesar 8,36 persen.

Galian bukan Logam terpuruk ke angka minus Perlambatan disebabkan oleh merosotnya nilai

5,58 persen. Penyebabnya antara lain tukar rupiah, fluktuasi harga BBM dan

banyaknya program infrastruktur yang belum penurunan permintaan ekspor dari negara‐

dijalankan, pelemahan geliat bidang properti negara seperti Eropa dan Jepang. Selanjutnya

dan pengerjaan berbagai proyek yang belum Subkategori Industri Batubara dan Pengilangan

masif.

Minyak Bumi mengalami kontraksi sebesar 5,08 persen. Kontraksi juga dipicu oleh kilang minyak

Grafik 9.

Indonesia yang sebagian besar sudah tua dan Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan

di

(persen) tidak efektif lagi untuk digunakan.

5 .i

Bila dibanding triwulan sebelumnya

Industri

Pengolahan triwulan I/2015 mengalami

kontraksi sebesar 0,53 persen sebagai akibat

dari merosotnya kinerja beberapa industri, di

I II s. III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

antaranya 0 Industri Makanan dan Minuman,

p 2011 2012 2013 2014 2015

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, Industri Kertas

.b

dan Barang dari Kertas, Industri karet, Barang

y ‐on‐y

q ‐to‐q

dari karet dan Plastik serta Industri Mesin dan Perlengkapan.

masih terjadi pada beberapa industri. w Pengadaan Listrik dan Gas serta

Namun demikian, pertumbuhan

D.E. Pertumbuhan

Lapangan Usaha

/w

Subkategori Industri Kimia, Farmasi dan Obat

Lapangan Usaha Pengadaan Air Triwulan

Tradisional tumbuh sebesar 6,55 persen dan

Subkategori Industri Furnitur mencatatkan :/

I/2015

Pada triwulan I/2015, kinerja Lapangan pertumbuhan

Subkategori Industri Tekstil dan Pakaian Jadi tt Pengadaan

sebesar 2,07 persen. Sementara Usaha Pengadaan Listrik dan Gas serta

Air tumbuh masing‐masing sebesar belum mampu h menunjukkan geliat 1,73 persen dan 2,27 persen (y‐on‐y). Kinerja

persaingannya dengan serbuan produk impor. Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas Pertumbuhannya mengalami kontraksi sebesar

didorong oleh peningkatan Ketenagalistrikan 2,22 persen. Selanjutnya, kinerja Subkategori

sebesar 3,79 persen. Hal ini tercermin dari Industri Kertas dan Barang dari Kertas merosot

peningkatan penjualan listrik di triwulan I/2015 hingga 2,59 persen yang disebabkan oleh

yang mencapai 48,57 tera Watt hour dan sepinya permintaan dunia, baik untuk pulp

peningkatan konsumsi listrik oleh rumah tangga maupun kertas. Di samping itu, perlambatan

dan industri yang merata di seluruh wilayah pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan tren

Indonesia. Sementara kinerja Pengadaan Gas penggunaan kertas yang terus menipis

turun sebesar 8,95 persen, disebabkan oleh turun sebesar 8,95 persen, disebabkan oleh

F. Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha PGN. Konstruksi Triwulan I/2015

Sementara bila dibandingkan dengan Kinerja Lapangan Usaha Konstruksi

triwulan IV/2014 Pengadaan Listrik dan Gas triwulan I/2015 dibanding triwulan I/2014

mengalami kontraksi sebesar minus 7,17 mengalami perlambatan sebesar 6,03 persen persen. Hal ini disebabkan terjadinya kontraksi

(y ‐on‐y). Salah satu penyebab perlambatan ini Listrik sebesar minus 6,33 persen yang

adalah perkembangan proyek infrastruktur sipil tercermin dari turunnya permintaan listrik

yang melambat karena kendala penganggaran. terutama dari perlambatan aktivitas industri.

Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstruksi Sementara Lapangan Usaha Pengadaan Air

triwulan I/2015 dibandingkan triwulan IV/2014 tumbuh 0,27 persen melambat dibanding

mengalami kontraksi sebesar 5,95 persen, yang triwulan yang sama tahun sebelumnya.

disebabkan oleh realisasi belanja infrastruktur d APBN yang terlambat. Selain itu lemahnya kurs .i

rupiah pada triwulan ini juga merupakan salah o (persen) satu alasan tertahannya aktivitas konstruksi. g

Grafik 10. Laju Pertumbuhan Listrik dan Gas

s.

Kenaikan suku bunga kredit yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia beberapa waktu lalu juga

.b Lapangan Usaha Konstruksi.

memberikan warna terhadap penurunan kinerja

IV I w

w 2015

Laju Pertumbuhan Konstruksi

/w 12

(persen)

y ‐on‐y

q ‐to‐q

Grafik 8 11.

Laju 6 Pertumbuhan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 4 Limbah dan Daur Ulang

tt

y ‐on‐y

‐to‐q 3

0 G. Lapangan

Usaha Perdagangan Besar dan

IV I Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor Triwulan I/2015

y ‐on‐y

q ‐to‐q

Kinerja Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor pada triwulan I/2015 tumbuh sebesar triwulan I/2014 (y‐on‐y) yang tumbuh 6,26 3,96 persen melambat dibanding capaian pada

persen, didorong oleh kinerja Subkategori triwulan I/2014. Perlambatan ini disebabkan

Angkutan Udara dan Angkutan Rel yang tumbuh oleh perlambatan pertumbuhan Perdagangan

masing ‐masing sebesar 8,56 persen dan 8,14 Mobil, Sepeda Motor, dan Reparasinya. Hal ini

persen. Pertumbuhan ini didukung oleh tercermin dari penurunan penjualan motor

peningkatan beberapa indikator produksinya, di sebesar

19 persen. Perlambatan pertumbuhan antaranya adalah jumlah penumpang dan Perdagangan Besar dan Eceran juga akibat

barang domestik untuk angkutan udara naik perlambatan aktivitas produksi barang dan

masing ‐masing sebesar 13,07 persen dan 8,11 penurunan volume barang impor.

persen serta jumlah penumpang dan barang untuk

Sementara angkutan rel naik masing‐masing sebesar

pada triwulan I/2015

Lapangan persen dan 6,08 persen.

Usaha Perdagangan Besar dan

.i

Sementara bila dibandingkan dengan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

triwulan IV/2014 (q‐to‐q), kinerja Lapangan dibandingkan dengan triwulan IV/2014,

Usaha Transportasi dan Pergudangan pada mengalami kontraksi sebesar 0,41 persen

triwulan I/2015 mengalami kontraksi sebesar disebabkan oleh terjadinya penurunan jumlah

1,25 persen dikarenakan faktor musiman s.

penjualan motor sebesar minus 11,52 persen

angkutan dimana terjadi penurunan jumlah dan penurunan volume impor barang sebesar 6

.b persen. penumpang di awal tahun setelah peak season w di akhir tahun (triwulan IV/2014).

Grafik 13. Laju

Pertumbuhan Perdagangan Besar dan Eceran, Grafik 14. Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

(persen) /w

Laju Pertumbuhan Transporatsi dan Pergudangan

10 p

6 tt

y ‐on‐y

q ‐to‐q

y ‐on‐y

q ‐to‐q

H. Lapangan Usaha Transportasi dan

I. Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi Pergudangan Triwulan I/2015

dan Makan Minum Triwulan I/2015

Kinerja Lapangan Usaha Tranportasi dan Kinerja Lapangan Usaha Penyediaan Pergudangan pada triwulan I/2015 dibanding

Akomodasi dan Makan Minum triwulan I/2015 Akomodasi dan Makan Minum triwulan I/2015

sebelumnya (y‐on‐y). Hal ini disebabkan adanya pengguna jaringan data mengalami kebijakan pembatasan rapat di hotel oleh

peningkatan.

pemerintah. Hal ini tercermin dari tingkat Pada pertumbuhan triwulan I/2015 penghunian kamar (TPK) yang mengalami

dibandingkan dengan triwulan IV/2014 (q‐to‐q), penurunan. Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi

Sementara bila triwulan

tumbuh I/2015 sebesar 2,61 persen. Hal ini tercermin

dibandingkan triwulan IV/2014 (q‐to‐q), beberapa indikator produksi yang Lapangan

dari

mengalami peningkatan di antaranya Usaha Penyediaan Akomodasi dan

Makan jumlah pelanggan telepon seluler,

Minum pada triwulan I/2015 tumbuh

peningkatan

sebesar layanan data, internet dan televisi

0,20 persen. Hal ini disebabkan

broadband,

.i

berbayar.

penurunan jumlah kunjungan wisman pada

o Grafik 16.

triwulan I/2015 yang mengakibatkan jumlah

Laju Pertumbuhan Informasi dan Komunikasi g

malam kamar terjual hotel mengalami

(persen) penurunan.

14 s.

Grafik 12 p

.b 6

Laju Pertumbuhan Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

(persen)

8 w I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

4 /w

y ‐on‐y

q ‐to‐q 2

IV I II III p IV I II III IV I K.

tt 2013 2014 2015

I II III IV I II III

Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan

y ‐on‐y h q ‐to‐q

Asuransi Triwulan I/2015

Kinerja Lapangan Usaha Jasa Keuangan

dan

Asuransi pada triwulan I/2015 (y‐on‐y) J. Lapangan Usaha Informasi dan tumbuh sebesar 7,57 persen. Hal ini didukung

Komunikasi Triwulan I/2015

oleh meningkatnya beberapa indikator produksi

seperti permintaan jumlah kredit, pertumbuhan Komunikasi

Lapangan Usaha Informasi dan

triwulan I/2015 (y‐on‐y) tumbuh premi asuransi, dan pertumbuhan dana sebesar

10,06 persen. Hal ini disebabkan oleh kelolaan Industri Dana Pensiun. pertumbuhan yang tinggi pada Industri

Pada triwulan I/2015 dibandingkan Telekomunikasi karena adanya perluasan

dengan triwulan IV/2014, Lapangan Usaha Jasa

Keuangan dan Asuransi tumbuh sebesar 0,71

Grafik 18.

persen. Hal ini tercermin dari pertumbuhan Pertumbuhan Real Estat

Laju

(persen) kredit yang disalurkan melambat akibat

kebijakan perbankan lebih selektif dalam

penyaluran kredit baru. 8

Grafik 4 17. Laju 2 Pertumbuhan Jasa Keuangan dan Asuransi

y ‐on‐y

q ‐to‐q 10

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157