Teknik Mengukur Manfaat Intangible dalam Investasi

7. Teknik Mengukur Manfaat Intangible dalam Investasi

Salah satu tantangan terbesar dalam menilai kelayakan sebuah investasi pembangunan teknologi informasi adalah menilai atau memperkirakan manfaat apa yang akan diperoleh oleh perusahaan nantinya. Dikatakan sebagai tantangan karena kebanyakan manfaat yang diberikan oleh teknologi informasi bersifat intangible atau sulit dikuantifikasikan ke dalam satuan angka finansial dan tidak secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. David Silk pada tahun 1990 menawarkan langkah-langkah untuk membantu manajemen dalam mengukur manfaat intangible tersebut (Silk, 1990). Adapun pendekatan tersebut terdiri dari 6 (enam) langkah utama sebagai berikut.

Langkah pertama adalah mencoba untuk menkonseptualisasikan dampak atau manfaat yang kira-kira akan diperoleh perusahaan dengan diimplementasikannya sistem baru. Misalnya adalah Sistem Informasi Penagihan (Automatic Billing System) yang diharapkan dapat memberikan serangkaian manfaat seperti: mengurangi kesalahan, mempercepat pengiriman tagihan, mereduksi durasi pembayaran, dan lain sebagainya.

Langkah kedua adalah melihat perubahan langsung apa yang kira-kira akan terjadi terkait dengan manfaat yang telah didefinisikan pada langkah sebelumnya. Contohnya adalah sebagai berikut:

• Mengurangi kesalahan – berarti akan terjadi perubahan dalam hal: keluhan

pelanggan berkurang, kepuasan pelanggan meningkat, biaya memperbaiki kesalahan dapat direduksi (biaya komunikasi, kertas, peralatan kantor, dan waktu yang hilang), dan lain sebagainya;

• Mempercepat pengiriman tagihan – berarti akan terjadi perubahan dalam hal:

ketepatan pembayaran, tertib administrasi, pendjadwalan pemasukan, dan lain sebagainya;

• Mereduksi durasi pembayaran – berarti akan terjadi perubahan dalam hal:

pemasukan diterima lebih cepat, memperkecil opportunity loss karena keterlambatan pembayaran, dan lain sebagainya.

Langkah berikutnya adalah menentukan jenis indikator ukuran apa yang dapat dipergunakan untuk merepresentasikan masing-masing perubahan tadi, seperti:

• Mengurangi keluhan

jumlah keluhan

• Mengurangi kesalahan

jumlah kesalahan

• Mempercepat tagihan

waktu pengiriman

• Mempercepat pembayaran

waktu pembayaran

dan seterusnya. Langkah keempat adalah memperkirakan kuantitas perubahan yang terjadi terhadap

masing-masing indikator ukuran yang ada jika sistem baru diimplementasikan. Dalam hal ini misalnya:

• Jumlah keluhan berkurang dari sekitar 10 buah per hari menjadi tidak lebih

dari 2 per hari; • Jumlah kesalahan berkurang dari sekitar 150 buah per hari menjadi tidak lebih

dari 10 per hari; • Waktu pengiriman tagihan ke klien atau pelanggan dari rata-rata 2 minggu

menjadi sekitar 2 hari; • Waktu pembayaran dari rata-rata 6 minggu menjadi 1 minggu;

dan seterusnya.

Langkah selanjutnya adalah mentransformasikan perubahan kuantitas indikator tersebut ke dalam satuan finansial terkait dengan hal tersebut. Misalnya:

• Melayani sebuah keluhan membutuhkan seorang customer service

menggunakan telepon selama kurang lebih 30 menit, sehingga dengan berkurangnya jumlah keluhan dari 10 menjadi 2, maka waktu komunikasi yang dihemat adalah kurang lebih 4 jam. Jika 1 jam perusahaan harus membayar katakanlah Rp 25,000 untuk telepon interlokal, maka dalam sehari yang bersangkutan telah menghemat biaya sebesar Rp 100,000.

• Waktu pembayaran yang tadinya biasa dilakukan dalam 6 minggu menjadi 1

minggu berarti perusahaan akan memperoleh uang satu bulan lebih cepat. Jika perusahaan memiliki 1000 orang pelanggan, dan nilai transaksi per masing- masing pelanggan sebesar Rp 1 juta, maka perusahaan tersebut berhasil mendapatkan uang Rp 1 milyar lebih cepat. Jika bunga bank dalam setahun sebesar 12%, maka sama saja dengan perusahaan berhasil mendapatkan bunga yang selama ini hilang – karena keterlambatan pembayaran – sebesar Rp 10 juta per bulannya.

dan seterusnya. Langkah keenam atau langkah terakhir adalah menggunakan total hasil perhitungan di atas

sebagai jumlah manfaat yang diberikan sistem teknologi informasi kepada perusahaan. Barulah berdasarkan karakteristiknya, pergunakanlah metode pengukuran cost-benefit seperti ROI, IRR, NPV, Value Analysis, dan lain sebagainya.