BAHAN DAN METODE Manfaat Penelitian

BAB IV BAHAN DAN METODE

4.1. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah observasional dengan metode pengukuran cross- sectional 4.2. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2011 sd Juni 2013 di Instalasi Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap dan Poliklinik Pulmonologi dan Alergi Immunologi RS H. Adam Malik Medan. 4.3. Subjek Penelitian Penderita Pneumonia Komunitas yang dirawat inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. 4.4. Kriteria Inklusi 1. Usia di atas 18 tahun 2. Gambaran klinis dan radiologik sesuai dengan diagnosis pneumonia komuniti 3. Bersedia mengikuti penelitian. 4.5 Kriteria Eksklusi 1. Pasien pindahan dari rumah sakit lain. 2. Baru pulang dari rumah sakit 10 hari yang lalu. 3. Menderita pneumonia dalam 30 hari terakhir. 4. Menggunakan ventilasi mekanik. 5. Pasien dengan fibrosis kistik paru maupun tuberkulosis paru yang aktif. 18 Universitas Sumatera Utara 6. Pasien HIV, alkoholisme dan adanya kerusakan organ lanjut end-organ damage 4.6 Besar Sampel Studi ini menggunakan sampel tunggal untuk uji hipotesis proporsi suatu populasi. Dan perkiraan besar sampel : Zα√P0Q0 + Zβ√PaQa 2 = Po – Pa 2 0,2 2 1,96 √0,198 x 0,802 + 1,036√0,398 x 0,602 = 51,4 ≈ 52 orang. Dimana: Zα: deviat baku untuk α = 0,05 : 1,96 Zβ : deviat baku untuk β= 0,10: 1,036 Pa: Proporsi sekarang : 0,398 Qa= 1 – Pa= 1- 0,216= 0,602 Po: Proposi terdahulu : 0,198 Qo= 1- Po = 1- 0,198= 0,802 Keterangan: Christ Crain dkk, 2006 4.7.Cara Kerja a. Seluruh pasien yang didiagnosis menderita pneumonia komunitas dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi. Setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap, ureum, creatinin, elektrolit, albumin AGDA, KGD Adrandom dan Procalcitonin. b. Dilakukan penilaian derajat keparahan pneumonia dengan skor PSI. Jika subjek memiliki skor ≤ 90 maka disebut ringan, skor 91-130 disebut sedang dan jika berada pada skor 130 disebut berat. 19 Universitas Sumatera Utara c. Kadar procalcitonin diukur menggunakan metode e lectrochemiluminescence immunoassay ECLIA dengan reagen kit Elecsys BRAHMS PCT dan dengan alat cobas 6000. 4.7.1. Pengambilan sampel darah Sampel darah diambil dari vena mediana cubiti dengan terlebih dahulu dilakukan tindakan anti septik dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering. Pengambilan darah sebanyak 6 cc dilakukan dengan menggunakan dispossible syringe 10 cc yang dibagi atas 2 bagian. Bagian pertama sebanyak 3 cc darah dengan antikoagulan EDTA untuk pemeriksaan darah lengkap. Bagian kedua sebanyak 3 cc darah tanpa antikoagulan dan diambil serumnya untuk pemeriksaan PCT. Pengambilan sampel darah dilakukan tanpa memperdulikan hari keberapa pasien dirawat, dimana apabila ditemukan pasien sepsis maka diambil sampel darahnya dalam waktu 24 jam. Dan pada saat pengambilan sampel darah, pasien dalam posisi berbaring. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan alat cell Dyne 3700 dan morfologi darah tepi teridentifikasi dari blood film dengan pewarnaan giemsa. Pemeriksaan laju Endap Darah dilakukan dengan cara Westergen. 4.7.2. Teknik Pemeriksaan PCT Prinsip tes : Sanwich principle. Total durasi pemeriksaan 18 menit. • Inkubasi 1 : antigen dalam sampel 30 uL, suatu antibody spesifik PCT biotinylated monoclonal dan suatu antibodi spesifik monoklonal yang dilabel dengan kompleks ruthenium dan bereaksi membentuk kompleks sandwich. • Inkubasi 2 : setelah penambahan mikropartikel yang dilapisi streptavidin, kompleks akan menjadi berikatan ke solid phase melalui interaksi dari biotin dan streptavidin. • Campuran reaksi diaspirasi ke dalam masurung cell dimana mikropartikel ditangkap secara magnetik ke permukaan elektroda. 20 Universitas Sumatera Utara Substansi yang tidak berikatan kemudian dipindahkan dengan Procell. Aplikasi voltase terhadap elektroda akan menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur oleh photomultiplier. • Hasil ditentukan melalui kurva kalibrasi yang merupakan instrument spesifik oleh 2 point calibration dan suatu kurva master yang disediakan melalui barcode reagen. d. Berdasarkan kadar procalcitonin subjek penelitian akan dibagi menjadi 4 kelas yaitu: Klas I: PCT 0,1 ngml Klas II: 0,1 ≤ PCT 0,25 ngml Klas III: 0,25 ≤ PCT 0,5 ngml Klas IV: PCT ≥ 0,5 ngml 4.8. Analisa Data • Untuk melihat gambaran karakteristik dan kadar PCT pada subjek PK disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan. • Untuk melihat hubungan kadar PCT berdasarkan tingkatannya terhadap derajat keparahan PK dengan skor PSI digunakan uji somers’d • Untuk menilai perbedaan rerata pada dua kelompok digunakan uji Mann-Whitney. • Analisa data menggunakan program SPSS 15 for windows. • Untuk semua uji statistik p 0,05 dianggap bermakna dalam statistik. 21 Universitas Sumatera Utara 4.9.Ethical Clearence dan Informed consent. Ethical clearance izin untuk melakukan penelitian diperoleh dari Komite Penelitian Bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang ditanda tangani oleh Prof.Dr.Sutomo kasiman, SpPD, SpJP K 24 Juli 2011 dengan nomor 316 KOMETFK USU2011. Informed Consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian ini. 4.10. Kerangka Operasional Gambar 4.10.1 Kerangka Operasional Penderita Pneumonia komunitas Kriteria Inklusi Kriteria eksklusi Nama Umur J. Kelamin Darah lengkap, Ureum, Creatinin, Elektrolit, Albumin, KGD Adrandom, AGDA, Foto Thorak. SKOR PSI Kadar Procalcitonin Derajat Keparahan PK 22 Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN