Karakteristik Responden Pedagang Sapi Potong

Tabel 14. Jumlah Responden Pedagang Berdasarkan Lama Berdagang

Sapi potong

Sumber : Data Primer Diolah (2011) Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa persentase lama berdagang ternak sapi potong, responden paling banyak pada lama

No Tingkat pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

No Lama berdagang

(Tahun)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1 0 – 10

1 10,00

2 11 – 20

4 40,00

3 > 20

5 50,00

Jumlah

10 100,00

commit to user

32 berdagang > 20 tahun sebanyak 5 orang atau 50%. Lama berusaha akan

mempengaruhi pengalaman mereka dalam memasarkan ternak sapi potong. Pedagang semakin lama berpengalaman maka keberhasilan dalam menjual

dan membeli ternak sapi akan lebih mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Saksono (1988) bahwa pengalaman merupakan faktor penentu maju mundurnya kegiatan usaha.

D. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen akhir melalui pedagang perantara. Saluran pemasaran ternak sapi potong merupakan suatu bentuk organisasi dalam peternakan dan luar peternakan yang terdiri atas blantik, pedagang pengumpul, pedagang besar dan jagal (Swastha dan Handoko, 1997), lebih lanjut Napitupulu (1989) menyatakan bahwa bentuk saluran pemasaran lebih memberikan arti apabila harga pada setiap tingkatan dan fungsi-fungsi yang dilakukan pada setiap tingkatan tersebut. Hanifah dan Saefudin (1986) menyatakan bahwa panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui tergantung pada beberapa faktor, antara lain jarak antara produsen dan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diuraikan mengenai saluran pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Pengumpulan data untuk mengetahui berbagai hasil pemasaran ternak sapi potong yang digunakan dan diperoleh dengan cara penelusuran saluran pemasaran ternak sapi potong yaitu dimulai dari petani peternak sapi potong, blantik, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pemotong. Berikut ini terdapat 4 macam saluran pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul, dapat dilihat pada gambar dibawah ini sebagai berikut.

commit to user

33

Gambar 4. Saluran I Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen

Kabupaten Gunungkidul

Gambar 5. Saluran II Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen

Kabupaten Gunungkidul

. Gambar 6. Saluran III Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Playen

Kabupaten Gunungkidul

Gambar 7. Saluran IV Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan

Playen Kabupaten Gunungkidul

Pedagang

Blantik Pemotong

Pedagang Pedagang Besar Blantik Peternak Blantik

Konsumen

Pedagang Besar

Pedagang

Blantik Peternak Blantik

Pedagang Pemotong

Peternak

Konsumen

commit to user

34 Gambar saluran I, II, III, dan IV pemasaran ternak sapi potong jika

digambarkan dalam satu kesatuan, dapat dilihat pada gambar 8

Gambar 8. Saluran Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan

Playen Kabupaten Gunungkidul

Keterangan :

Saluran I

Pemasaran Ternak Sapi Potong Saluran II Pemasaran Ternak Sapi Potong Saluran III Pemasaran Ternak Sapi Potong Saluran IV Pemasaran Ternak Sapi Potong

Pedagang Pengumpul

Peternak

Pedagang Pemotong

Blantik

commit to user

35 Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui beberapa saluran pemasaran

ternak sapi potong yang dilalui di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Jenis Saluran Pemasaran dan Jumlah Responden Peternak

No Saluran Pemasaran

Jumlah Peternak

Persentase (%)

1 Saluran I

5 8,34

2 Saluran II

12 20,00

Saluran III Saluran IV

60 100,00 Sumber : Data Primer Diolah (2011)

a. Saluran Pemasaran I

Pada saluran pemasaran yang pertama, peternak menjual sapi langsung ke konsumen. Penjualan ini dengan cara konsumen mendatangi peternak, penjualan itu dilakukan pada saat Hari Raya Qurban. Hari-hari biasa peternak kurang luas dalam mencari informasi sampai kekonsumen langsung. Pada saluran pertama peternak tidak mengeluarkan biaya transportasi, parkir dan biaya tenaga kerja, karena ternak diambil langsung oleh konsumen.

b. Saluran Pemasaran II

Saluran pemasaran II ini, peternak menjual sapi ke blantik, karena peternak sudah berlangganan setiap tahunnya. Blantik menjual sapi ke pedagang pemotong/ jagal dan kemudian jagal menjual langsung ke konsumen dalam bentuk daging. Skala usaha pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh jagal sebanyak 2-5 ekor sapi tiap hari.

c. Saluran Pemasaran III

Saluran pemasaran III peternak menjual sapi ke blantik, karena peternak tidak ingin mengeluarkan biaya. Blantik menguasai proses pemasaran baik di desa maupun di pasar hewan, sehingga peternak tidak perlu membawa sapi ke pasar hewan. Biaya transportasi, parkir dan biaya tenaga kerja di keluarkan blantik. Blantik membawa sapi ke pasar hewan untuk dijual ke pedagang besar yang membeli sapi dalam skala besar (banyak), skala usaha pedagang besar berkisar antara 12-18/ekor/hr. Sapi dari pedagang besar

commit to user

36 dijual ke jagal yang berada di luar Kecamatan Playen. Biaya yang

dikeluarkan jagal meliputi biaya transportasi, tenaga kerja, retribusi RPH dan sewa kios. Sapi kemudian dijual ke konsumen dalam bentuk daging.

d. Saluran Pemasaran IV

Saluran pemasaran IV, peternak melakukan penjualan ternak dilakukan di kandang dengan cara blantik desa diundang untuk melakukan penawaran, karena kebutuhan peternak yang sangat mendesak, seperti biaya sekolah dan hajatan. Blantik menjual sapi ke pedagang pengumpul dengan skala usahanya berkisar 5-10 ekor sapi, pedagang pengumpul melakukan seleksi sapi sesuai dengan ukuran tubuh (bobot), kesehatan, jenis dan bangsa sapi. Sapi setelah diseleksi kemudian dikirim ke pedagang besar luar Kabupaten Gunungkidul. Sapi potong yang berada di pedagang besar kemudian dijual ke pedagang pemotong luar kabupaten Gunungkidul yang berdomisili di Jakarta, Cirebon, Klaten, Wonogiri, Pacitan dan Pracimantoro. Jagal melakuakan pemotongan di RPH setempat kemudian hasil potongannya dijual ke konsumen yang berlokasi disekitarnya. Jagal mengeluarkan biaya meliputi biaya transportasi, tenaga kerja, sewa kios dan retribusi RPH.

Berdasarkan Gambar saluran pemasaran I,II,III dan IV dapat diketahui bahwa alur III merupakan saluran yang paling banyak digunakan yaitu sebesar 29 responden atau 48,33% dari 60 responden. Peternak pada umumnya tidak menjual sendiri ternak sapinya ke pasar hewan, karena adanya hambatan dari blantik untuk masuk ke pasar. Saluran pemasaran I merupakan saluran yang lebih sedikit digunakan yaitu sebesar 8,34%. Hal ini disebabkan karena peternak sudah berlangganan dengan pembeli setiap tahunnya dan dalam penguasaan informasi pasar kurang.

commit to user

37

E. Fungsi - fungsi Pemasaran

Setiap pedagang melakukan fungsi - fungsi pemasaran dalam memasarkan sapi antara lain fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.

Fungsi - fungsi tersebut dapat dilihat pada tabel 16 sebagai berikut:

Tabel 16. Fungsi - fungsi Pemasaran Oleh Pedagang Sapi potong

Sumber : Data Primer Diolah

a. Peternak

Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh peternak adalah menjual ternak sapi potong dan pada umumnya langsung ke blantik. Peternak dalam menjual sapi sudah membiasakan cenderung menunggu blantik datang, karena peternak lebih mengutamakan pekerjaan yang lain seperti tani, buruh tani dan buruh pabrik. Transaksi jual-beli antara peternak dan blantik dilakukan ditempat peternak.

Penjualan ternak sapi potong oleh peternak digolongkan berdasarkan umur, jenis kelamin dan bobot badan. Fungsi fisik yang dilakukan oleh peternak adalah pemeliharaan ternak sapi dengan cara dikandangkan.

Fungsi - fungsi pemasaran

Petani peternak

Blantik

Pedagang Pengumpul

Pedagang Besar

Pedagang Pemotong

Pertukaran · Pembelian

· Penjualan

Fisik · Penampungan

· Penyimpanan · Pengangkutan · Pengemasan · Grading

Fasilitas · Penanggungan

Resiko · Pembiayaan · Informasi

Pasar

commit to user

38 Kepemilikan ternak sapi oleh peternak rata-rata sebanyak 1-5 ekor. Pakan

yang diberikan pada ternak sapi adalah rumput lapang, pollard (jagung dan janggel) dan dedak padi.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh peternak adalah mencari informasi pasar tentang harga sapi sehingga peternak dapat memprediksi harga jual dan harga beli sapi potong. Peternak biasanya mencari informasi harga sapi di pasar hewan atau menanyakan kepada tetangga desa.

b. Blantik

Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh blantik yaitu meliputi sub- fungsi pembelian dan sub-fungsi penjualan. Blantik melakukan negoisasi dan transaksi jual beli ternak sapi di tempat peternak, profesi sebagai blantik yang memiliki pengalaman bertahun-tahun, sehingga terjalin suatu ikatan sosial dengan peternak. Blantik memberi uang muka kepada peternak sebagai tanda sepakat dalam pembelian sapi dan sisa dari harga sapi yang belum dibayar oleh blantik dibayarkan setelah hari pasar. Ternak sapi yang telah dibeli oleh blantik tidak langsung dibawa tetapi menunggu hingga hari pasar. Sub-fungsi penjualan yang dilakukan oleh blantik adalah melakukan penjualan ternak sapi ke pasar hewan. Blantik menjual sapi kepada pedagang pengumpul, kepada jagal dan pedagang besar, seluruh transaksi penjualan ternak sapi oleh blantik dilakukan di pasar hewan.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh blantik adalah pembiayaan dan informasi pasar, sub-fungsi pembiayaan yang dilakukan blantik yaitu pembiayaan dalam pengangkutan. Sub-fungsi informasi pasar yang dilakukan blantik yaitu mencari informasi peternak yang akan menjual sapinya. Blantik keliling desa dengan menggunakan sepeda motor untuk mencari informasi peternak yang akan menjual sapi. Pedagang sapi sering berinteraksi di pasar dan selalu mengamati perkembangan pasar terutama mengenai harga sapi.

commit to user

39

c. Pedagang Pengumpul

Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah melakukan sub-fungsi pembelian dan sub-fungsi penjualan, pembelian sapi

yang dilakukan oleh pedagang pengumpul berasal dari blantik. Pedagang pengumpul membeli sapi dari blantik dilakukan di pasar hewan. Sapi dari pedagang pengumpul dijual ke kepada pedagang besar. Seluruh transaksi penjualan dan pembelian antara pedagang pengumpul dengan pedagang besar dilakukan di pasar hewan.

Fungsi fisik yang dilakukan pedagang pengumpul meliputi sub-fungsi penampungan dan sub-fungsi pengangkutan. Pedagang pengumpul melakukan penampungan sementara sapi yang telah dibeli. Sapi dari pedagang pengumpul akan dijual kembali pada hari pasar. Lama penampungan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu antara 2-3 hari. Pedagang pengumpul melakukan pengangkutan sapi pada saat pembelian dan saat penjualan. Pengangkutan ternak sapi dilakukan dengan menggunakan truk diesel dengan kapasitas 12 ekor sapi.

Fungsi fasilitas yang dilakukan pedagang pengumpul adalah pembiayaan untuk pengangkutan, tenaga kerja, retribusi pasar dan biaya pakan, pedagang pengumpul menyewa truk untuk mengangkut ternak sapi. Besarnya biaya pengangkutan dibebankan per ekor sapi yang diangkut. Biaya tenaga kerja dikeluarkan untuk membantu dalam mengangkut sapi saat pembelian dan saat penjulan. Biaya retribusi pasar dibebankan pada setiap pengeluaran ternak sapi dari pasar hewan dan biaya pakan dikeluarkan selama ternak sapi dalam penampungan. Pedagang pengumpul berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga antar pasar, sehingga pedagang pengumpul selalu mengamati perkembangan pasar dan perkembangan harga sapi.

d. Pedagang besar

Fungsi pertukaran yang dilakukan pedagang besar adalah meliputi sub-fungsi pembelian dan sub-fungsi penjualan. Pedagang besar membeli sapi dari blantik dan pedagang pengumpul yang dilakukan di pasar hewan.

commit to user

40 Pedagang besar menjual sapi dengan cara melakukan pengiriman ternak sapi

keluar daerah. Besarnya skala usaha pedagang besar yaitu antara 12 – 18 ekor. Fungsi fisik yang dilakukan pedagang besar adalah meliputi sub-

fungsi penampungan dan sub-fungsi pengangkutan. Pedagang besar melakukan penampungan ternak sapi selama 2-3 hari sebelum sapi tersebut dikirim. Pedagang besar memberi pakan sapi selama dalam penampungan agar tidak terjadi penyusutan bobot badan yang drastis. Pedagang besar mengangkut sapi dari pasar hewan ke tempat penampungan sementara, kemudian sapi di angkut lagi dari tempat penampungan ke daerah tujuan.

Fungsi fasilitas yang dilakukan pedagang besar adalah sub-fungsi pembiayaan yang meliputi biaya pengangkutan, biaya tenaga kerja, biaya pakan dan retribusi pasar. Pedagang besar mengeluarkan biaya pengangkutan yang berguna untuk mengangkut sapi pada saat pembelian dan pengiriman. Biaya pengangkutan sapi ke luar daerah cukup besar karena jarak yang ditempuh cukup jauh. Pedagang besar mengeluarkan biaya lain- lain yaitu berupa pungutan-pungutan selama dalam perjalanan.

e. Pedagang Pemotong (Jagal)

Fungsi pertukaran yang dilakukan pedagang pemotong (jagal) adalah melakukan pembelian ternak sapi potong di pasar hewan. Jagal membeli sapi dari pedagang pengumpul dan pedagang besar, transaksi pembelian dan penjualan sapi dilakukan di pasar hewan. Jagal membeli sapi rata-rata sebanyak lima ekor dan dilakukan pada saat hari pasar. Jagal kemudian menjual sapi tersebut dalam bentuk potongan-potongan dan dijual di pasar tradisional.

Fungsi fisik yang dilakukan pedagang pemotong meliputi sub-fungsi penampungan, sub-fungsi pengangkutan dan sub-fungsi grading. Jagal melakukan penampungan sapi hingga saatnya dipotong, pemotongan sapi yang dilakukan oleh jagal yaitu selama 1-5 hari. Jagal mengangkut sapi dari pasar hewan ke tempat penampungan sementara, kemudian dari tempat penampungan sementara sapi diangkut lagi ke RPH untuk dipotong/disembelih, setelah itu pengangkutan hasil ternak sapi dari RPH di

commit to user

41 bawa ke pasar tardisional. Pengangkutan ternak sapi dilakukan

menggunakan truk, kemudian untuk hasilnya diangkut menggunakan mobil boks atau angkot.

Grading yang dilakukan jagal yaitu pada saat penjualan daging. Jagal menentukan kualitas daging dengan cara membedakan daging yang tidak banyak lemaknya dan daging sapi yang banyak mengandung lemak. Jagal membeli sapi dengan bobot badan rata-rata 270 kg, dan dengan ciri-ciri ternak tersebut gemuk, sehat dan tidak cacat atau sakit. Pengalaman dan keahlian dalam mengamati bobot badan dan karkas sapi sangat diperlukan oleh jagal. Jagal tidak melakukan penggolongan daging secara khusus seperti sirloin, tender loin dan sebagainya.

Fungsi fasilitas yang dilakukan jagal mencakup sub-fungsi pembiayaan, sub-fungsi penanggungan resiko dan sub-fungsi informasi pasar. Jagal mengeluarkan biaya untuk pengangkutan sapi dan hasil potongan-potongannya, tenaga kerja, pakan, retribusi RPH, pengemasan dan sewa kios untuk berjualan. Jagal melakukan penyimpanan daging yang tidak habis terjual di pasar. Jagal selalu mengamati perkembangan harga sapi dan harga hasil ternak sapi baik daging maupun non daging.

F. Analisis Biaya Pemasaran

Proses mengalirnya barang dari produsen ke konsumen memerlukan biaya pemasaran dan dengan adanya biaya tersebut maka suatu produk akan meningkat harganya. Semakin panjang saluran pemasaran maka biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Setiap pedagang berusaha mendapatkan keuntungan dari kegiatan usahanya untuk mendapatkan nilai tambah. Menurut Saliem (2004) menyatakan bahwa analisis margin pemasaran bertujuan untuk melihat efisiensi pemasaran semakin tinggi harga yang diterima produsen, semakin efisien pemasaran tersebut.

Rata-rata biaya, keuntungan dan margin pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel 17.

commit to user

42

Tabel 17. Harga yang diterima dan yang dibayarkan pada saluran

pemasaran I

Sumber: Data Primer Diolah (2011)

Berdasarkan Tabel 17 pola saluran pemasaran ternak sapi potong yang pertama paling efisien karena mempunyai nilai farmer’s share tinggi yaitu 100%. Menurut Sudiyono (2002) bahwa untuk mengukur efisiensi pemasaran yaitu apabila bagian yang diterima produsen < 50% pemasaran belum efisien dan bila bagian yang diterima produsen > 50% maka pemasaran dikatakan efisien.

Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa pedagang yang terkait pada saluran pemasaran II adalah blantik dan pedagang pemotong. Peternak pada saluran ini tidak mengeluarkan biaya pengangkutan karena biaya dikeluarkan sepenuhnya oleh blantik. Harga sapi yang diterima blantik sebesar Rp. 7.750.000/ekor karena kondisi sapi tersebut masih berada di peternak. Blantik pada saluran II mengeluarkan biaya sebesar Rp. 34.000 dan keuntungan yang diperoleh blantik sebesar Rp. 416.000/ekor. Margin pemasaran yang dikeluarkan adalah Rp. 450.000/ekor. Harga jual ternak sapi potong ditingkat blantik sebesar Rp. 8.200.000/ekor. Jagal mengeluarkan biaya paling besar di biaya tenaga kerja sebesar Rp. 200.000/ekor setiap potongnya. Resiko yang diperoleh jagal yaitu daging busuk/rusak, tidak laku, dan persaingan pasar. Biaya retribusi yang dikeluarkan jagal meliputi biaya keamanan, dan pajak di pasar dan total biaya pemasaran ternak sapi potong saluran pemasaran II sebesar Rp. 291.000/ekor, diperoleh dari penjumlahan biaya yang dikeluarkan blantik dan jagal. Total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 849.000/ekor, diperoleh dari penjumlahan keuntungan antara blantik dan jagal. Margin pemasaran pada saluran pemasaran ke II sebesar Rp. 1.150.000/ekor. Farmer's share pada saluran II adalah 87,08%. Melihat

No Uraian Biaya Rp/ekor

1 Peternak (Harga Jual 1 ekor sapi)

8.100.000

2 Konsumen (Harga Beli)

8.100.000

3 Farmer’s share 100%

commit to user

43 nilai farmer's share yang terjadi >50% maka saluran pemasaran II efisien. Hal

ini sesuai pendapat Sudiyono (2002) bahwa untuk mengukur efisiensi pemasaran yaitu apabila bagian yang diterima produsen < 50% pemasaran

belum efisien dan bila bagian yang diterima produsen > 50% maka pemasaran dikatakan efisien, dan juga menurut pendapat dari Soekartawi (2002) bahwa efisiensi pemasaran adalah persentase antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dipasarkan. Pemasaran tidak akan efisien jika biaya pemasaran semakin besar dari nilai produk yang dipasarkan.

Tabel 18. Rata-rata biaya pemasaran setiap pedagang pada saluran

pemasaran II

No

Uraian Biaya

Rp/ekor/hari

1 Peternak

a. Harga Jual (1 ekor sapi)

7.750.000

2 Blantik

a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan (Transportasi) - Parkir - Retribusi Pasar

Jumlah Biaya

c. Harga Jual Sapi

d. Margin Pemasaran

e. Keuntungan

3 Pedagang Pemotong

a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan - Parkir - Retribusi RPH - Tenaga Kerja - Sewa Kios

Jumlah Biaya

c. Harga Jual Daging dan Ikutannya

d. Margin Pemasaran

e. Keuntungan

4 a. Total Biaya Pemasaran

b. Total Margin Pemasaran

c. Total Keuntungan

d. Farmer’s Share

291.000 1.150.000 849.000 87,08%

Sumber: Data Primer Diolah (2011) *) Rincian harga daging dan ikutannya dapat dilihat pada Lampiran 7

commit to user

44

Tabel 19. Rata-rata biaya pemasaran setiap pedagang pada saluran

pemasaran III

No

Uraian Biaya

Rp/ekor

1 Peternak: a. Harga Jual (1 ekor sapi) 7.750.000

2 Blantik

a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan - Parkir - Retribusi Pasar

Jumlah Biaya

c. Harga Jual Sapi

d. Margin Pemasaran

e. Keuntungan

3 Pedagang Besar

a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan - Parkir - Retribusi Pasar - Pakan - Tenaga Kerja

Jumlah Biaya

c. Harga Jual Sapi

d. Margin Pemasaran

e. Keuntungan

4 Pedagang Pemotong

a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan - Parkir - Retribusi RPH - Sewa Kios - Tenaga Kerja

Jumlah Biaya

c. Harga Jual Daging dan Ikutannya

d. Margin Pemasaran

e. Keuntungan

5 a. Total Biaya Pemasaran

b. Total Margin Pemasaran

c. Total Keuntungan

d. Farmer’s Share

430.000 1.700.000 1.270.000

82,01% Sumber : Data Primer Diolah (2011)

*) Rincian harga daging dan ikutannya dapat dilihat pada Lampiran 7

commit to user

45 Berdasarkan Tabel 19 saluran pemasaran III pada ternak sapi potong

pedagang yang terlibat yaitu blantik, pedagang besar dan jagal, pada alur pemasaran ini blantik mengeluarkan biaya yaitu biaya parkir, pengangkutan

dan retribusi pasar. Biaya paling tinggi adalah biaya pengangkutan, yaitu sebesar Rp. 30.000/ekor. Hal ini disebabkan karena blantik harus melakukan pengangkutan sapi potong dari peternak sampai ke pasar hewan. Keuntungan yang diperoleh blantik sebesar Rp. 416.000/ekor, margin pemasarannya sebesar Rp. 450.000/ekor, dan harga jual ternak sapi potong ditingkat blantik sebesar Rp. 8.200.000/ekor. Total biaya pemasaran pada saluran pemasaran III sebesar Rp. 430.000/ekor dengan total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 1.270.000/ekor. Besarnya biaya dan keuntungan dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya pedagang yang terlibat dalam saluran pemasaran. Berdasarkan Tabel 19 total margin pemasarannya sebesar Rp. 1.700.000/ekor. Besarnya nilai margin ini disebabkan oleh besarnya biaya pemasaran. Saluran ini memiliki margin pemasaran yang paling rendah hal ini ditunjukkan dengan nilai farmer’s share sebesar 82,01%.

commit to user

46

Tabel 20. Rata-rata biaya pemasaran setiap pedagang pada saluran

pemasaran IV

No Uraian Biaya Rp/ekor/hari

1 Peternak: Harga Jual (1 ekor sapi) 7.750.000 2 Blantik : a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan - Parkir - Retribusi Pasar

Jumlah Biaya

c. Harga Jual d. Margin Pemasaran e. Keuntungan

3 Pedagang Pengumpul : a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran

- Pengangkutan - Tenaga Kerja - Parkir - Retribusi Pasar - Pakan

Jumlah Biaya

c. Harga Jual d. Margin Pemasaran e. Keuntungan

4 Pedagang Besar : a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan - Tenaga Kerja - Parkir - Retribusi Pasar - Pakan

Jumlah Biaya

c. Harga Jual d. Margin Pemasaran e. Keuntungan

5 Pedagang Pemotong : a. Harga Beli

b. Biaya Pemasaran - Pengangkutan - Parkir - Retribusi RPH - Tenaga Kerja - Sewa Kios

Jumlah Biaya

c. Harga Jual Daging dan Ikutannya d. MarginPemasaran e. Keuntungan

6 a. Total Biaya Pemasaran b. Total Margin Pemasaran c. Total Keuntungan

d. Farmer’s Share

514.000 2.200.000 1.786.000

77,89%

Sumber : Data Primer Diolah (2011) *) Rincian harga daging dan ikutannya dapat dilihat pada Lampiran 7

commit to user

47

Berdasarkan Tabel 20 menunjukkan bahwa saluran pemasaran IV pedagang yang terlibat yaitu blantik, pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pemotong (jagal). Peternak pada saluran pemasaran ini tidak mengeluarkan biaya pengangkutan, hal ini disebabkan karena peternak menjual sapi potong pada umumnya langsung ke blantik, sehingga biaya pengangkutan dikeluarkan penuh oleh blantik. Harga yang diterima blantik sebesar Rp. 7.750.000/ekor, karena kondisi sapi tersebut masih berada di peternak. Blantik mengeluarkan biaya pengangkutan rata-rata sebesar adalah Rp. 30.000. Keuntungan yang diperoleh blantik sebesar Rp. 416.000/ekor, margin pemasarannya yaitu Rp. 450.000/ekor dan harga jual ternak sapi potong ditingkat blantik sebesar Rp. 8.200.000/ekor. Pedagang pengumpul pada saluran pemasaran ini mengeluarkan biaya meliputi biaya pengangkutan, tenaga kerja, parkir, retribusi pasar, dan pakan. Biaya paling tinggi adalah biaya tenaga kerja, yaitu sebesar Rp. 35.000/hari. Biaya pakan dan pengangkutan masing-masing sebesar Rp. 25.000/ekor. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul sebesar Rp. 461.000/ekor. Margin pemasaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 550.000/ekor. Harga jual ternak sapi potong di tingkat pedagang pengumpul sebesar Rp. 8.750.000/ekor. Total biaya pemasaran ternak sapi potong pada saluran pemasaran IV diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pedagang sapi potong seperti blantik, pedagang pengumpul, pedagang besar dan jagal.

Hasil dari penjumlahan tersebut diperoleh sebesar Rp. 514.000/ekor. Total keuntungan pemasaran ternak sapi potong pada saluran IV diperoleh dari penjumlahan keuntungan dari masing-masing pedagang yang terlibat yaitu sebesar Rp. 1.768.000/ekor dan total margin pemasarannya sebesar Rp. 2.200.000/ekor. Farmer's share pada saluran pemasaran IV adalah 77,89%. Melihat nilai farmer's share >50% maka saluran pemasaran IV efisien.

commit to user

48

G. Efisiensi Pemasaran