Efisiensi Pemasaran Ternak Sapi Potong

1. Efisiensi Pemasaran Ternak Sapi Potong

Pemasaran yang efisien apabila mampu menyampaikan hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya murah serta mampu mengadakan

pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam mendistribusikan sapi tersebut. Tinggi rendahnya margin pemasaran dan bagian yang diterima peternak merupakan indikator dari efisiensi pemasaran. Semakin rendah margin pemasaran dan semakin besar bagian yang diterima peternak, maka sistem pemasaran tersebut dikatakan efisien (Mubyarto, 1995).

Efisiensi pemasaran ternak sapi potong dapat diukur dengan melihat margin dan bagian yang diterima peternak (farmer’s share) pada setiap saluran pemasaran yang ada. Pedagang berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan usahanya dalam memasarkan ternak sapi potong.

Tabel 21. Perbandingan Total Biaya, Margin, dan Keuntungan Pemasaran Pada Setiap Pedagang Sapi Potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul

No

Saluran Pemasaran

Total Biaya

( Rp/ekor/hr )

Total Margin Pemasaran ( Rp/ekor/hr )

Total Keuntungan ( Rp/ekor/hr )

Farmer’s Share (%)

1 Saluran I

0 0 0 100,00

2 Saluran II

Saluran III Saluran IV

Sumber: Data Primer Diolah (2011) Pedagang sapi berusaha mendapatkan tambahan nilai atau keuntungan

dengan cara mendistribusikan sapi dari peternak sampai ke konsumen. Jagal agar bisa mendapatkan tambahan nilai sehingga mereka menjual sapi dengan cara di potong-potong berupa daging yang dikonsumsi oleh konsumen.

Keuntungan yang diterima oleh masing-masing pedagang berbeda- beda tergantung dari tingkat usahanya. Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa saluran pemasaran IV memiliki margin pemasaran yang

commit to user

49 paling tinggi dibandingkan saluran pemasaran yang lain, yaitu sebesar Rp.

2.200.000/ ekor. Hal ini disebabkan karena pada saluran pemasaran IV memiliki farmer’s share yang kecil dan pedagang yang terlibat lebih

banyak, sehingga biaya yang dikeluarkan juga semakin tinggi. Hal ini sesuai pendapat Soekartawi (1993) bahwa perbedaan harga di masing-masing pedagang sangat bervariasi tergantung besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh masing-masing pedagang, dan sekaligus Soekartawi melanjutkan bahwa biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran, besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lain disebabkan karena macam komoditas, lokasi pemasaran, macam pedagang dan efektivitas pemasaran yang dilakukan.

Margin pemasaran menurut Kohls (2002) adalah perbedaan harga antara produsen dan konsumen tingkat akhir, dimana di dalamnya terdapat harga penambahan nilai guna dan fungsi serta keuntungan bagi pedagang. Berdasarkan tinggi dan rendahnya margin pemasaran maka saluran pemasaran pertama merupakan saluran pemasaran yang lebih efisien di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Hal ini dikarenakan pedagang yang terlibat lebih sedikit yaitu dari peternak langsung ke konsumen. Nilai farmer’s share s aluran pemasaran pertama lebih tinggi yaitu sebesar 100%. Hal ini dapat dilihat pada tabel 21 bahwa pada saluran pemasaran pertama total margin pemasaran sebesar Rp 0/ekor yang jauh lebih kecil dari total margin pemasaran pada saluran II, III, dan IV, hal ini disebabkan karena perbedaan biaya yang dikeluarkan dan tingkat keuntungan yang berbeda. Saluran pemasaran ternak sapi potong IV di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul mempunyai nilai farmer’s share yang rendah dibandingkan dengan saluran pemasaran yang lain. Hal ini disebabkan karena margin pada saluran ini lebih tinggi, yaitu sebesar Rp. 2.200.000/ekor.

commit to user

50 Kendala-kendala yang dihadapi peternak dalam pemasaran ternak sapi

potong di Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul adalah

a. Peternak belum berusaha maksimal dalam mencari informasi di pasar hewan yang berkaitan dengan harga sapi.

b. Merosotnya harga sapi potong dipengaruhi oleh cuaca, seperti pada saat musim penghujan fisik pada sapi kurang menarik, contoh pada kulit sapi timbul bintik hitam dan berukuran kecil. Hal ini tentunya tidak menguntungkan bagi peternak.