Analisis Data

B. Analisis Data

Perbedaan rerata waktu kematian cacing antarkelompok dari Tabel 4.1. Untuk mengetahui apakah terdapat beda yang signifikan dari rerata kematian cacing pada masing-masing kelompok dilakukan uji beda. Namun, sebelum melakukan uji beda dilakukan terlebih dahulu uji normalitas untuk mengetahui distribusi data.

1. Uji Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data normal atau tidak. Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode analitik, yaitu menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk sampel lebih dari 50 maupun Saphiro-Wilk untuk sampel kurang dari 50. Metode analitik lebih sering digunakan daripada metode-metode lain seperti histogram dan kurtosis karena metode analitik dianggap lebih sensitif dan objektif (Dahlan, 2008). Metode analitik yang dipakai di sini adalah Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel yang akan diuji lebih dari 50.

Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dilakukan pada kelompok 1% g/ml, 2% g/ml, 4% g/ml, 6% g/ml, 8% g/ml, 10% g/ml, 12% g/ml, kontrol positif dan kontrol negatif. Dari hasil uji Kolmogorov- Smirnov yang dapat dilihat pada lampiran 2, didapatkan bahwa distribusi data yang normal (p > 0,05) hanya ditunjukkan oleh kelompok konsentrasi ekstrak buah mengkudu 2% g/ml, 6% g/ml, kontrol positif dan kontrol

commit to user

non parametrik dengan menggunakan Kruskall-Wallis.

2. Uji Kruskall-Wallis

Uji beda non parametrik dipilih jika sebaran data tidak normal. Uji Kruskall-Wallis merupakan uji beda non parametrik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan signifikan lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan (Dahlan, 2008).

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu kematian cacing yang signifikan yaitu dengan nilai p = 0,000 yang terdapat pada minimal 2 kelompok yang dibandingkan. Taraf signifikansi (p < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna antarkelompok. Hasil Uji Kruskall-Walis dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Uji Post Hoc

Uji Post Hoc digunakan untuk mengetahui kelompok mana saja yang memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik. Karena distribusi dari data tidak normal maka, uji Post Hoc yang digunakkan adalah Uji Mann-Whitney (Dahlan, 2008).

Tabel 4.2. Hasil Uji Mann-Whitney

No

Kelompok

Kelompok pembanding

Signifikansi (p)

1. 1%

2%

.131*

4%

.000

6%

.000

8%

.000

10%

.000

12%

.00

commit to user

Keterangan: * menyatakan tidak signifikan. Hasil dari uji Post Hoc Mann-Whitney dapat dilihat pada lampiran 3.

4. Koreksi Bonferroni (Bonferroni correction)

Koreksi bonferroni adalah suatu proses koreksi yang digunakan ketika beberapa uji statistik untuk kebebasan dan ketidakbebasan

commit to user

dalam pembandingan ganda (Kunto dan Hasana, 2006). Uji Post Hoc merupakan uji lanjut yang digunakan untuk mengetahui variabel mana yang mempunyai perbedaan paling signifikan. Untuk meminimalkan kesalahan tipe I α yang dihasilkan dari uji Post Hoc, data dikoreksi dengan menggunakan koreksi Bonferroni (Green dan Salkind, 2008).

Formula sederhana koreksi Bonferroni adalah sebagai berikut :

p/n

Nilai p merupakan target signifikansi yang ingin dicapai dan nilai n, dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut:

n= k(k-1)/2

k = jumlah kelompok.

Maka, hasil koreksi Bonferroni dalam penelitian ini :

p/ n

= 0,05/[ 9(9-1)/2] = 0,05/ 36 = 0,0014

Nilai signifikansi 0,0014 dianggap sebagai batas nilai signifikansi dalam penelitian ini. Tabel 4.2 menunjukkan hasil dari uji Post Hoc Mann-Whitney dengan koreksi Bonferroni. Taraf signifikansi p < 0,0014 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu kematian cacing Ascaris suum yang bermakna secara statistik antarkelompok yang dibandingkan. Dari Tabel

commit to user

tidak terdapat perbedaan waktu kematian cacing yang bemakna.

Kelompok kontrol negatif memiliki perbedaan waktu kematian yang sangat signifikan terhadap kelompok kontrol positif maupun kelompok perlakuan. Namun, tidak semua kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan waktu kematian yang signifikan terhadap kelompok kontrol positif. Kelompok perlakuan yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif adalah kelompok 6% g/ml, 8% g/ml, dan 10% g/ml.

5. Lethal Concentration 50 (LC 50 )

Perhitungan Lethal concentration 50 (LC 50 ) digunakan untuk mengetahui keefektivan dosis ekstrak. LC 50 adalah konsentrasi yang diperlukan untuk dapat membunuh 50% cacing dalam waktu tertentu. Batas waktu pengamatan digunakan untuk menghitung LC 50 . Batas waktu pengamatan yang dipakai adalah 810 menit (13 jam 30 menit). Hasil yang diperoleh selama pengamatan 810 menit dapat dilihat dalam tabel

4.3.

Tabel 4.3. Pengamatan Cacing Selama 810 Menit

No.

Dosis (%)

Jumlah cacing mati dalam setiap

9 Kontrol (-)

commit to user

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa LC 50 ekstrak buah mengkudu dapat dihitung dengan menggunakan analisis probit. Hasil analisis probit untuk ekstrak buah mengkudu dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Lethal Concentration Ekstrak Buah Mengkudu No

Prosentase mortalitas (%)

LC x (%)

Batas bawah(%)

Batas atas (%)

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa LC 50 ekstrak buah mengkudu adalah pada konsentrasi 4,94% g/ml, dengan batas bawah 4,03% g/ml dan batas atas 5,70% g/ml. Selanjutnya, dari konsentrasi yang mendekati batas

atas, yaitu 6% g/ml dilakukan analisis probit untuk menghitung LT 50 ekstrak buah mengkudu.

6. Lethal Time 50 (LT 50 )

LT 50 adalah waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan kematian 50% cacing pada konsentrasi tertentu. Pada penelitian ini, LT 50 digunakan untuk membandingkan efektivitas piperazin dengan ekstrak mengkudu. Tabel 4.5. menyajikan data LT 50 ekstrak buah mengkudu yang dihitung menggunakan analisis probit.

commit to user

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa LT 50 ekstrak buah mengkudu adalah 703,31770 menit dengan batas bawah 647,61428 menit dan batas atas 790,40417 menit. Selain LT 50 yang dihitung dari LC 50 ekstrak buah mengkudu, juga diperlukan perhitungan LT 50 dari konsentrasi tertinggi yaitu 12% g/ml. Tabel 4.6. Lethal Time Ekstrak Buah Mengkudu Konsentrasi 12%

No Prosentase mortalitas (%)

LT x (menit)

Batas bawah

(menit)

Batas atas (menit)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa LT 50 konsentrasi 12% g/ml adalah 206,00728 menit dengan batas bawah 188,51363 menit dan batas atas 223,02695 menit.

No Prosentase mortalitas (%)

LT x (menit)

Batas bawah

(menit)

Batas atas (menit)

1 10 423,50013

362,05165

467,66784

2 20 504,05430

453,85544

545,40827

3 30 571,48836

526,57415

618,16832

4 40 636,21122

589,25828

698,03844

5 50 703,31770

647,61428

790,40417

6 60 777,50246

707,11586

900,85661

7 70 865,55705

773,71541

1040,36026

8 80 981,35415

857,21313

1234,81872

commit to user

No Prosentase mortalitas (%)

LT x (menit)

Batas bawah

(menit)

Batas atas (menit)

LT 50 piperazin adalah 506,46734 menit dengan batas bawah 471,86920 menit dan batas atas 543,10182 menit. Selanjutnya, untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak buah mengkudu, LT 50 ekstrak buah

mengkudu dibandingkan dengan LT 50 piperazin.

commit to user