PEKERJAAN BETON BERTULANG Personil Kontraktor
5. Bekisting : Bahan cetakan beton bekisting menggunakan kayu klas III,
kecuali Direksi Pengawas menegaskan lain. R.4.
Pelaksanaan 1. Proporsi :
a. Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton karakteristik K-225 untuk
semua struktur beton. b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak
Kontraktor harus mengadakan Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi campuran, terutama pada gedung
bertingkat. c. Untuk
mengontrol kekuatanmutu yang
dicapai pada
pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI
1987 pasal 4.6 dan 4.7. 2. Pengecoran Beton :
a. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk
beton beton molen dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus
diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak
cocokan pada ukuran Kontraktor diwajibkan untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
b. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat
dipasaran, Kontraktor diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
c. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter dan segera sesudah pengecoran dimulai,
lapisan-lapisan beton dipadatkan dengan penggetar internal concrete vibrator. Kecepatan vibrator dalam adukan harus
tetap dan konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan.
d. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang
termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat. e. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas
pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan pemberi-
tahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya. f. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan
mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu
dilaksanakan. 3. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai , sebelum melanjutkan pengecoran
pada beton yang telah mengeras permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting
dikencangkan kembali dan penyambungannya menggunakan air atau bonding agent yang disetujui DireksiPengawas.
4. S l u m p : a. Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix normal
adalah sesuai dengan PBI 1971
b. Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya daerah yang pembesiannya rapat
dipergunakan slump yang tinggi. 5. Pemeliharaan Beton :
a. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung
basah atau menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu minggu.
b. Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar
matahari.
R.5. Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi Pengawas.
Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
R.6. Bekesting :
1. Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang kayu klas III dan balok 57 cm, kecuali
DireksiPengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli.
2. Celah-celah anatar papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai
mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.
3. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran
tidak mengakibatkan
cacat-cacat, gelombang-gelombang
maupun perubahan-perubahan
betuk, ukuran-ukuran,
ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton yang dicor. 4. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat
mencegah defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah
kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang- lubang permukaan sementara harus disediakan didalam
bekesting untuk memudahkan pembersihan.
5. Pembongkaran Bekesting : Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa,
sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur- struktur yang dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat
minimum sebagai berikut :
a. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 tujuh hari, dengan syarat bahwa betonnnya
cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut. b. Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak
boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-
beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
c. Dalam hal apapun bekesting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 14 empat belas hari,
demikian pula bekesting yang dipakai untuk mematangkan curing beton tidak boleh dibongkar sebelum beton
ditentukan matang.
R.7. Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna
mendapatkan persetujuan dari DireksiPengawas.