Mobilisasi dan Demobilisasi PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana pekerjaan; 2. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-alat berat peralatan pemancangan, peralatan pengaduk beton dan sebagainya. 3. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air, peralatan laboratorium dan sebagainya disediakan oleh Kontraktor dan disetujui Direksi. Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan peralatan tersebut selalu siap dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah berakhirnya pelaksana pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik. Demobilisasi adalah pembongkaran, penyingkiran dan pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi proyek menuju ketempat yang dikehendaki oleh Kontraktor.

I.5. Kantor Proyek dan Perlengkapan

Kontraktor harus menyediakan kantor pengelola proyek ukuran 4 x 5 meter lengkap dengan peralatanperabotan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.

I.6. Kantor dan Gudang Pelaksana

Pelaksana harus membuat kantor dilokasi proyek untuk tempat wakil dan seluruh stafnya bekerja dilengkapan dengan peralatan yang dibutuhkan. Pelaksana harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan- peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian. Penempatan kantor dan gudang pelaksana harus diatur sedemikian rupa agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

I.7. Pemadam Kebakaran

Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kontraktor harus menyediakan 1satu unit alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3 kg.

I.8. Biaya Asuransi

Kontraktor harus memperhitungkan biaya Asuransi Sosial Tenaga Kerja ASTEK terhadap stafpelaksana, DireksiPengawas Proyek yang ditempatkan dilapangan.

I.9. Personil Kontraktor

a. Kontraktor wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang cukup cakap dan berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan ini dilapangan pelaksana minimal tamatan STMSMK pengalaman minimal 3 tahun. b. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapatkan kuasa penuh dalam bertindak untuk dan atas nama Kontraktor dan dinyatakan dengan Surat Tugas Keterangan. c. Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis kepada Direksi mengenai Pelaksana pekerjaan ini. Pelaksana baru bisa bertindak jika Direksi menyetujuinya. Dalam waktu seminggu bila tidak ada keberatan dari Direksi, berarti Direksi menyetujuinya dalam waktu 6 enam hari setelah dikeluarkan kuasa, kecuali Kontraktor sendiri Direktur penanggung jawab perusahaan yang memimpin sehari-harinya.

J. BESTEK DAN GAMBAR

J.1. Kontraktor diwajibkan meneliti semua bestek dan gambar-gambar pekerjaan ini. J.2. Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar, antara gambar satu dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah : a. B e s t e k RKS b. Gambar dengan skala yang lebih besar detail. J.3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor wajib menanyakan terlebih dahulu kepada direksi untuk mendapatkan ketegasan.

K. RENCANA KERJA

K.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun suatu rencana kerja jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan paling lambat dalam satu minggu setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja, untuk diketahui dan disetujui oleh Direksi. K.2. Setelah rencana kerja disetujui Direksi, di copy dalam 4 empat rangkap, 3 tiga salinan untuk Direksi dan 1 satu salinan ditempel pada ruang Direksi Keet. K.3. Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut yang menjadi dasar bagi Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan

L. PENGADAAN BAHAN BANGUNAN

L.1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan hanyalah bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar. L.2. Cara dan tempat penimbunanpenyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau menurut petunjuk DireksiPengawas Teknik. L.3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar. L.4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas Teknik, dan penggantian bisa dilakukan setelah ada persetujuan secara tertulis. L.5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan bangunan lain harus setarasetingkat kualitasnya. L.6. Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh DireksiPengawas Teknik karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus segera dipindahkan dan dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.