Nilai DKEL sebesar Rp48,24 triliun dan DDEL sebesar Rp48,56 triliun yang terkait dengan PFK gaji pegawai tidak sesuai dengan nilai penerimaan dan pembayaran riil

b) Nilai DKEL sebesar Rp48,24 triliun dan DDEL sebesar Rp48,56 triliun yang terkait dengan PFK gaji pegawai tidak sesuai dengan nilai penerimaan dan pembayaran riil

Realisasi penerimaan dan pengeluaran PFK berdasarkan LAK BUN adalah sebesar Rp27.890.676.043.138,00 dan Rp27.568.349.717.076,00. Nilai tersebut telah sesuai dengan database dari aplikasi SPAN. Sedangkan nilai DDEL dan DKEL dalam LPE LKTK Tahun 2015 (audited) sebesar Rp48.568.141.084.718,00 dan Rp48.245.696.666.929,00, sehingga terdapat selisih sebesar Rp20.677.465.041.580,00 dan Rp20.677.346.949.853,00. Pos DKEL dan DDEL terbentuk dari setiap transaksi dengan pihak lain yang tidak hanya berasal dari transaksi realisasi pembayaran dan penerimaan PFK saja, melainkan juga berasal dari transaksi koreksi dan penyesuaian yang dilakukan atas satker Pengembalian Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (440780). Sampai dengan pemeriksaan berakhir, Pemerintah belum dapat menyampaikan dokumen sumber koreksi dan penyesuaian sesuai dengan penjelasan yang diberikan. Hal tersebut menyebabkan nilai DDEL dan DKEL yang disajikan dalam LPE LKTK tidak sesuai dengan transaksi riil penerimaan dan pengeluaran PFK gaji pegawai.

c) Penyusunan LPE LKBUN belum melalui proses eliminasi akun Transaksi Antar Entitas sehingga pos Koreksi Lain-Lain Sebesar Rp220,22 Triliun dan Transaksi Antar Entitas (TAE) sebesar Rp556,05

triliun belum dapat menggambarkan saldo yang sesungguhnya

LPE LKBUN merupakan hasil konsolidasi LPE dari Bagian-Bagian Anggaran BUN serta perubahan ekuitas pada UAPBUN-AP (Akuntansi Pusat). Perubahan ekuitas selama tahun berjalan pada UAPBUN-AP (Akuntansi Pusat) dipengaruhi antara lain oleh transaksi pengeluaran dan penerimaan kas selama tahun berjalan di rekening milik BUN. Transaksi yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran kas pada rekening milik BUN ini akan membentuk akun intraco (DDEL dan DKEL) sebagai penyeimbang catatan akuntansi pada UAPBUN-AP dan satuan kerja yang mengelola penerimaan dan belanja. Pada LPE, saldo akun DKEL dan DDEL tersebut disajikan pada pos Transaksi Antar Entitas.

Berpedoman pada PMK Nomor 262/PMK.O5/2014 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pusat, dalam proses penyusunan laporan keuangan Direktorat PKN selaku UAPBUN-AP tidak menyusun LPE karena hanya diwajibkan menyusun Laporan Arus Kas (LAK) dan Neraca Kas Umum Negara (KUN), sehingga UAPBUN-AP tidak dapat menyajikan nilai transaksi yang mempengaruhi perubahan ekuitas selama tahun berjalan dari pengelolaan kas pada rekening milik BUN.

Tidak tersedianya data dan informasi mengenai perubahan ekuitas selama tahun berjalan dari pengelolaan kas pada rekening milik BUN menyebabkan pada saat proses konsolidasi LKBUN, perubahan ekuitas selama tahun berjalan pada Akuntansi Pusat seluruhnya dimasukan ke dalam pos koreksi lain-lain di LPE sebesar Rp99.797.017.163.417,00 (selisih antara ekuitas Tidak tersedianya data dan informasi mengenai perubahan ekuitas selama tahun berjalan dari pengelolaan kas pada rekening milik BUN menyebabkan pada saat proses konsolidasi LKBUN, perubahan ekuitas selama tahun berjalan pada Akuntansi Pusat seluruhnya dimasukan ke dalam pos koreksi lain-lain di LPE sebesar Rp99.797.017.163.417,00 (selisih antara ekuitas

Karena perubahan ekuitas dari Akuntansi Pusat seluruhnya dimasukkan dalam pos lain-lain, maka pada saat konsoliasi LPE, akun DKEL dan DDEL yang berasal dari Akuntansi Pusat tidak mengeliminasi akun DKEL dan DDEL yang berasal dari bagian anggaran BUN. Saldo DKEL dan DDEL pada LPE LKBUN hanya merupakan penggabungan dari akun DKEL dan DDEL dari bagian-bagian anggaran BUN, tanpa proses eliminasi dengan akun DKEL dan DDEL dari Akuntansi Pusat sebagai berikut.

Tabel 15 Rincian Saldo atas Akun DKEL dan DDEL pada LPE LKBUN

(dalam rupiah)

Transaksi Antar Entitas No

Selain itu, pada pos Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar, diantaranya terdapat nilai koreksi lain-lain pada BA 999.04 sebesar Rp2.409.069.014.969,59 yang berasal dari jurnal koreksi manual yang dilakukan oleh KPPN KI melalui WebADI yang dilakukan untuk menyesuaikan saldo akhir piutang dari output SPAN dengan saldo akhir data rincian yang dihasilkan oleh Aplikasi DMFAS. Jurnal manual yang dilakukan oleh KPPN KI melalui WebADI tersebut hanya dapat dirinci sampai dengan jenis debitur dan tidak dapat dirinci sampai dengan jenis Loan ID karena jurnal manual melalui WebADI merupakan penjurnalan melalui Modul General Ledger yang hanya dapat merinci sampai jenis debitur. Menurut penjelasan KPPN KI, penjurnalan tersebut tidak dapat dilakukan melalui Modul Government Receipt karena Aplikasi SPAN sudah memasuki tahap closing period dan terbatasnya waktu penyusunan dan penyampaian laporan bagian anggaran BUN.