Temuan - Pencatatan dan Penyajian Catatan dan Fisik Saldo Anggaran Lebih (SAL) Tidak Akurat

1.4 Temuan - Pencatatan dan Penyajian Catatan dan Fisik Saldo Anggaran Lebih (SAL) Tidak Akurat

Saldo Anggaran Lebih (SAL) adalah akumulasi SiLPA/SiKPA tahun anggaran yang lalu dan tahun anggaran yang bersangkutan setelah ditutup, ditambah/dikurangi dengan koreksi pembukuan. Sedangkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)/Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN selama satu periode pelaporan.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP SAL) pada LKPP Tahun 2015 (audited) menyajikan saldo akhir SAL sebesar Rp107.913.549.522.565,00. Saldo akhir

SAL tersebut berasal dari saldo awal SAL Tahun 2015 sebesar Rp86.136.993.583.586,00, Penyesuaian SAL Awal sebesar minus Rp560.002.491.758,00, SiLPA sebesar Rp24.613.179.586.977,00, dan Penyesuaian SAL sebesar minus Rp2.276.621.156.240,00 yang terdiri dari Penyesuaian Pembukuan sebesar minus Rp880.589.475.126,00, dan Lain- lain sebesar minus Rp1.396.031.681.114,00.

Hasil pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2014 mengungkapkan ketidakakuratan pencatatan dan penyajian catatan dan fisik SAL karena adanya permasalahan transaksi dan/atau saldo terkait SAL senilai Rp5,14 triliun. BPK merekomendasikan kepada Pemerintah agar (a) menetapkan ketentuan formal mengenai mekanisme pencatatan, pelaporan, dan rekonsiliasi transaksi-transaksi yang berpengaruh terhadap SAL serta metode perhitungan SAL yang dapat menjamin adanya pengendalian antara catatan dan fisik SAL; (b) meningkatkan pengendalian dalam rangka memastikan saldo Kas KPPN pada Neraca telah sesuai dengan saldo rekening koran; (c) melakukan rekonsiliasi dan penelusuran atas perbedaan jumlah saldo rekening Kas Hibah KL, Kas di Bendahara Pengeluaran, dan Kas pada BLU antara BUN dan KL; dan (d) melakukan inventarisasi Utang kepada Pihak Ketiga atas retur SP2D dalam rangka memastikan besarnya kewajiban Pemerintah karena adanya retur SP2D. Pemerintah telah menindaklanjuti rekomendasi BPK dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut (a) menerbitkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2015 tentang Tata Cara Perhitungan dan Pelaporan Saldo Anggaran Lebih; (b) menyampaikan surat Direktur APK Nomor S-2976/PB.6/2015 tanggal 14 Februari 2015 hal Petunjuk Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa BUN-Daerah

Tahun 2015; (c) menyampaikan surat Direktur PKN Nomor: S-3134/PB.3/2015 tanggal 17 April 2015 hal Verifikasi atas Data Rekening Per 31 Desember 2014 pada Aplikasi PbnOpen; (d) menyampaikan surat Direktur PKN Nomor:S- 5245/PB.3/2015 tanggal 22 Juni 2015 hal Updating Data Rekening dan Saldo Rekening KPPN pada Aplikasi PbnOpen; (e) melakukan rekonsiliasi dengan BO I Pusat untuk periode Januari - April pada tanggal 6 - 12 Mei 2015 dan periode Mei - Juni 2015 pada tanggal 8 - 13 Juli 2015; (f) melakukan rekonsiliasi data saldo kas di Bendahara Pengeluaran dengan Kementerian/Lembaga; dan (g) menerbitkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-44/PB/2015 tentang Mekanisme Percepatan Penyelesaian Retur SP2D.

Selain itu, hasil pemeriksaan kinerja BPK atas Pengendalian Internal Terhadap Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Berbasis Akrual (Internal Control Over Financial Reporting /ICOFR) Nomor 109/LHP/XV/12/2015 Tanggal 31 Desember 2015 juga telah mengemukakan permasalahan terkait dengan perhitungan SAL yaitu Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan belum memiliki pengendalian yang memadai dalam validasi item- item penyesuaian perhitungan SAL. Atas permasalahan ini, BPK merekomendasikan Menteri Keuangan agar memerintahkan Direktur Jenderal Perbendaharaan untuk menyempurnakan peraturan perhitungan SAL dengan memasukan ketentuan mengenai dokumen sumber untuk setiap jenis penyesuaian dalam perhitungan SAL. Terkait dengan rekomendasi ini, belum ada tindak lanjut dari Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Perbendaharan.

Pada penyusunan LKPP Tahun 2015, LP SAL seharusnya disusun berdasarkan PMK Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang mengamanatkan penggunaan aplikasi SPAN dalam penyusunan LKBUN yang terkonsolidasi ke dalam LKPP berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL), Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas. Namun demikian, proses penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk LKPP Tahun 2015 (audited), termasuk penyusunan LP SAL, masih dilakukan secara manual berdasarkan kertas kerja yang disusun menggunakan Microsoft Excel . Penyusunan LPSAL secara manual dilakukan karena Aplikasi SPAN belum mampu menghasikan LP SAL yang andal, antara lain disebabkan: (1) masih adanya perbedaan saldo awal SAL Tahun 2015 dengan saldo akhir SAL Tahun 2014 (audited); (2) belum dapat diyakininya validitas item-item penyesuian LPSAL pada Aplikasi SPAN; dan (3) perbedaan format LPSAL yang dihasilkan Aplikasi SPAN dengan format yang diatur dalam SAP, yaitu tidak terdapat kolom catatan pada bagian bawah LPSAL yang belum jelas peruntukannya. Pada pemeriksaan LKPP Tahun 2015, BPK menjumpai beberapa permasalahan yang diantaranya relatif sama dengan permasalahan tahun-tahun sebelumnya yang mempengaruhi kewajaran SAL, yaitu sebagai berikut.