Surat Shaf

Pasal XV Surat Shaf

Surat Shaf ayat 2 – 3:

Artinya : “Wahai Orang – orang yang beriman mengapa kamu sekalian dapat mengatakan tetapi tidak mau mengerjakan ?Besarlah kemurkaan Allah dimana kamu sekalian berkata apa yang tidak kamu perbuat”.

Sebelum kami menerangkan bagaimana perndapat KHA Dahlan dalam ayat ini, lebih dahulu kami akan menerangkan beberapa keterangan yang berhubungan dengan ayat ini yaitu yang diterangkan dalam tafsir jalalain. Ada keterangan bahwa : “Kita ingin perang sabil dan mengajak mengadakan perang sabil. Maka diakhirnya diwaktu pertempuran Uhud ada yang lari dari barisan pertahanan. Hingga seterusnya ayat ini menerangkan, sungguh Allah menyukai terhadap orang yang perang sabil, berbaris seperti tembok yang berlapis baja.

Tersebut dalam tarikhul Ustadz Imam Muhammad Abduh Juz II hal. 112 s.d 117. “Sangat banyak pembicaraan dan alangkah sedikitnya beramal. Pada pokoknya menerangkan termasuk orang yang rendah budinya manusia yang suka berkata tetapi tidak mengerjakannya. Dan menunjukkan jalan yang baik kepada orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak mengerjakannya dan mencela perbuatan – perbuatan yang busuk tetapi dirinya sendiri mengerjakan. Maka yang demikian itu menunjukkan dirinya seorang yang bodoh orang yang tidak sempurna yang kotor rendah hikmahnya”.

Mestinya kita wajib sedikit bicara banyak bekerja dan lebih dahulu berusaha menyempurnakan dirinya, kemudian memberi contoh kepada yang lainnya. Imam Ghozali berkata :

Artinya : “Tingkah laku amal nyata itu lebih jelas menunjukkan daripada perkataan di mulut”. Seperti ulama mengajak mementingkan keakhiratan, tetapi ulama itu sendiri dalam amalnya menunjukkan kecintaannya kepada keduniaan. Bagi murid itu mencontoh apa yang diperbuat oleh ulama lebih mudah daripada mendengarkan.

Syekh Jamaluddin Al Afghani berkata : “Sinar Islam tertutup oleh amal kaum Muslimin artinya keterangan – keterangan yangt menuju kepada kebaikan dan hikmah Islam itu dijatuhkan oleh perbuatan umat Islam itu sendiri. Kalau Islam itu agama yang benar, yang baik, yang membawa kemuliaan dan kebahagiaan, mengapakah umat Islam sekarang pecah, lemah, rendah, tidak memegang pimpinan, didunia khalifatullah yang sungguh adil?

Tersebut dalam surat Al Baqorah ayat 44 :

Artinya : “Apakah kamu memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik sedangkan dirimu lupa pada dirimu sendiri padahal kamu sekalian membaca kitab. Apakah kamu sekalian menggunakan akal?”

Bagaimana sikap KHA Dahlan dalam menanggapi ayat ini? KHA Dahlan terlebih dahulu mengakui kesalahan (menjadi ulama As Syû’)

lalu bertaubat meninggalkan bid’ah seperti talkin di kuburan, meninggalkan membaca, berjanji dengan memukul terbang (rebana), menolak hadiah – hadiah selamatan pada bulan sya’ban, menolak pemberian zakat fitrah dan sebagainya. Lalu menerangkan kesalahan – kesalahannya. KHA Dahlan mendahului beramal mendirikan langgar, madrasah dan mengadakan pengajian – pengajian, da’wah, membela dengan harta dan jiwa untuk menegakan agama Islam. Kemudian setelah memberi keterangan lisan tentang kewajiban kita terhadap Islam. KHA Dahlan pernah berkata demikian : “Teori – teori pimpinan tentasng rencana – rencana/ program sangat muluk – muluk memenuhi bumi tetapi tidak diamalkan. Padahal pelajaran agama sungguh telah terang dan jelas bagi orang yang dapat petunjuk, akan tetapi pengaruh hawa nafsu sangat merajalela sehingga akal pikiran menjadi buta.

Imam Ghozali berkata demikian : “Sungguh membuat nasehat, membuka mulut dan mendengarkan nasehat itu sangat mudah. Akan tetapi mengamalkan itulah yang sangat berat bagi orang yang masih menghambakan dirinya kepada hawa nafsu.

Tersebut dalam Bukhori dan Muslim riwayat dari sahabat Abi Zaid bin Usamah bin Zaid bin Harits r.a berkata : aku mendengar Rasul saw bersabda : “Pada hari kiamat ada seseorang dalam Neraka ia pecah perutnya dan berputar – putar seperti Khimar (keledai), maka ahli Neraka sama mendekati kepada orang tersebut dan bertanya : apakah kamu dahulu tukang amar ma’ruf serta hani munkar? Maka orang Tersebut dalam Bukhori dan Muslim riwayat dari sahabat Abi Zaid bin Usamah bin Zaid bin Harits r.a berkata : aku mendengar Rasul saw bersabda : “Pada hari kiamat ada seseorang dalam Neraka ia pecah perutnya dan berputar – putar seperti Khimar (keledai), maka ahli Neraka sama mendekati kepada orang tersebut dan bertanya : apakah kamu dahulu tukang amar ma’ruf serta hani munkar? Maka orang

Keterangan tentang amal, beramal kami sudahi sekian saja karena kami tidak bermaksud memberi pelajaran – pelajaran yang ilmiah, tetapi bermaksud mengajak untuk mengamalkan pelajaran – pelajaran Islam. Sungguh umat Islam pada waktu ini sangat membutuhkan contoh bukti adanya pimpinan yang dapat memberi contoh dalam mengamalkan ajaran – ajaran Islam yang sesungguhnya.