Surat Al Qari’ah
PASAL XIV Surat Al Qari’ah
Surat Al Qari’ah ayat 6:
Artinya: “Adapun orang yang berat timbangan kebaikannya maka dia hidup puas. Adapun orang yang ringan timbangan kebaikannya maka tempat orang itu di Hawiyah. Apakah kamu tahu apakah Hawiyah itu ? ialah api Neraka yang panas”.
Sebelum kami menerangkan Pendapat KHA Dahlan dalam ayat ini kami akan menerangkan ayat Al Qur’an yang ada hubungannya dengan masalah ini, surat Al A’raf ayat 8 – 9:
Artinya: “Timbangan pada hari kiamat itu benar. Maka barangsiapa yang berat timbangan kebaikannya maka mereka itulah yang bahagia. Dan barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya maka mereka itulah orang – orang yang rugi, sebab keadaan mereka pada ayat – ayat-Ku mereka sama berbuat aniaya”.
Surat Al Zalzalah ayat 5:
Artinya : “Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat tepung, akan melihat balasannya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat tepung pun juga akan tahu balasannya”.
Surat Annisa ayat 40:
Artinya: “Sungguh Allah tidak akan menganiaya seberat tepung pun, jika keadaanya itu baik Allah akan melipat gandakan dan Allah akan memberikan pahala yang besar (dari hadhirat-Nya)”.
Surat Yunus ayat 61: ﹴ ﲔﹺﺒ ﻣ ﹴ ﺏ ﺎ ﺘ ﻛ ﻰﻓ ﱠﻻﺇ ﺮ ﺒ ﻛﺃ ﹶ ﻻ ﻭ ﻚﻟ ﺫ ﻦﻣ ﺮ ﻐ ﺻﺃ ﹶ ﻻ ﻭِ ﺀ ﺎ ﻤﺴﻟ ﺍ ﻰﻓ ﺓ ﺭ ﹶ ﺫ ﻝﺎﹶ ﹶ ﻘ ﺜ ﻣ ﻦﻣ ﻚﺑ ﺭ ﻦ ﻋ ﺏ ﺮ ﻐ ﻳ ﺎ ﻣ ﻭ .........
Artinya : “Dan tidak akan samar Tuhanmu amal seberat tepung pun dalam bumi, dan tidak samar pula di Langit, walaupun lebih kecil lagi ataupun yang lebih besar dari itu, kecuali semuanya telah tertulis dalam kitab yang terang”.
Artinya : dalam kitab Bukhori dan muslim dari sahabat Abu Huroirah r.a: berkata : Rasul bersabda : “Dua kalimat yang diicintai oleh Allah yang Maha Murah yang keduanya ringan di bibir tetapi berat dalam timbangan yaitu Subhanallah wabihamdi dan Subhanallahil ‘adhim.
Dan diriwayatkan dari Abu Darda’i berkata : bersabda Rasulullah saw tidak ada sesuatu di dalam timbangan yang lebih berat daripada budi pekerti yang baik” hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi shahih.
Dan juga tersebut dalam hadits marfu’ shahih, kitab Fathul Majid hal 52 diterangkan sebagai berikut : “Besok di hari kiamat ada seorang dari umatku yang bertanya dihadapan para makhluk, kemudian disiarkan 99 lembar catatan amal bagi orang itu yang lebarnya sepanjang pemandangan (penglihatan) lalu dikatakan; apakah kamu mengingkari ini? Apakah malaikat hafadhah yang pekerjaannya menulis menganiaya kamu? Maka dia menjawab : tidak, ya tuhanku. Lalu ditanyakan : Apakah kamu ada halangan? Atau apakah ada kebaikan? Maka orang tersebut sangat takut dan berkata : “Tidak”. Lalu dikatakan kepadanya : “ya, kamu mempunyai kebaikan yang ada padaku, sungguh pada hari ini kamu tidak akan dianiaya. Kemudian dikeluarkan baginya sesuatu bendel tulisan yang didalamnya;
Apa ini bendelan diperbandingkan dengan beberapa lembar ? maka dikatakan “Itu beberapa lembar dalam satu tempat dan itu bendelan dalam satu tempat maka naik yang beberapa lembar, dan bendelan itu turun, karena sangat berat timbangannya maka orang itupun tidak disiksa (hadits ini diriwayatkan oleh Imam Nasai dan Ibnu Hibban, Fathul Majid hal. 52)
Dan juga hadits yang tersebut dalam Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah r.a bersabda Rasul saw :
Dua kalimah syahadat. Barang siapa bertemu dengan Allah membawa dua kalimah syahadat dengan tidak ragu, maka tidak akan tertutup pintu surga baginya. Dan juga dalam hadits Imam Muslim dari Sahabat Anas r.a Rasul Bersabda :
Artinya: “Seorang hamba yang menyaksikan bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah dengan sungguh – sungguh membenarkan dalam hati, pasti orang itu diharamkan oleh Allah untuk masuk neraka”.
Artinya: “Bersabda Rasul saw : Maka sungguh Allah mengharamkan api neraka pada orang yang berkata : Lâ Ilâha Illalâh yang melulu mencari keridhoan Allah semata – mata”.
Hadits tersebut dengan singkat dapat disimpulkan: Barang siapa yang memegang teguh kalimah tauhid menyatakan dengan mulut percaya dengan hati, tidak ragu – ragu dan sungguh bersih dari syirik bahkan yakin dalam hati dan mengamalkan dengan semestinya, itu akan selamat dari Neraka dan pasti akan masuk Surga.
Artinya : Imam Muslim menceritakn hadits dari sahabat Abu Hurairah r.a : “Adakah diantara kamu yang tahu akan Muflis? Mereka menjawab : Orang muflis (miskin) dari kita adalah orang yang tidak punya sedirham (serupiah) dan tidak punya apa – apa. Lalu Rasul bersabda : “Orang muflis (miskin) dari umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat membawa ibadah shalat, puasa dan zakat tetapi dahulunya ia pernah mencaci maki pada orang tua dan menuduh jahat pada orang lain dan pernah makan harta benda orang lain, pernah membunuh orang, memukul orang maka orang ini lalu diambil kebaikannya (diberikan kepada orang yanh dianiaya). Maka jika sudah habis kebaikannya sebelum beres, maka orang yang pernah dianiaya diambil selisih kesalahannya lalu diberikan kepada orang tadi dan akhirnya ia dimasukan neraka”.
Dan juga tersebut dalam hadits Muslim dari Abu Hurairah r.a
ﷲﺍ ﻊﺳ ﻭﹲ ﻞ ﺟ ﺭ ﻭ ﹺﺭ ﺎﻨ ـﻟ ﺍ ﻲﻓ ﻲ ﻘ ﻟ ﺃ ﱴ ﺣ ﻪ ﹺﻬﺟ ﻭ ﻰﹶ ﻠ ﻋ ﺐﺤ ﺴﹶ ﻓ ﻪ ﹺﺑ ﺮ ﻣ ﺃ ﻢﹸﺛ ﻞﻴ ﹶ ﻗ ﺪﹶ ﻘ ﻓ ﹶ ﺉﹺﺭ ﺎﹶ ﻗ ﻮ ﻫﹶ ﻝﺎﹶ ﻘ ﻴ ـﻟ ﻥﺁ ﹶ ﺮ ﹸﻘ ﻟ ﺍ ﺎ ﻣ ﹶ ﻝﺎ ﹶ ﻗ ﺎ ﻬﻴ ﻓ ﺖﻠ ﻤ ﻋ ﺎ ﻤﹶ ﻓ ﻝﺎﹶ ﹶ ﻗ ﺎ ﻬﹶ ﻓ ﺮ ﻌ ﻓ ﹶ ﻪ ﻤ ﻌ ﹺﻧ ﻪ ﻓ ﹶ ﺮ َـﻌ ﻓ ﹶ ﻪ ﹺﺑ ﻲﺗ ﺄ ﻓ ﹶ ﻪ ﱠﻠ ـﹸﻛ ﹺﻝﺎ ﻤـﻟ ﺍ ﻑﺎ ﻨ ﺻﺃ ﻦﻣ ﻩ ﺎﹶ ﻄﻋﺃ ﻭ ﻪ ﻴ ﻠ ﹶ ﻋُ ﺩﺍ ﻮ ﺟ ﻮ ﻫﹶ ﻝﺎﹶ ﻘ ﻴ ﻟ ﺖﻠ ﻌ ﻓ ﹶ ﻚﱠـﻨ ﻜﹶ ﻟ ﻭ ﺖﺑ ﹶ ﺬﹶ ﻛﹶ ﻝﺎﹶ ﻗ ﻚﹶ ﻟ ﺎ ﻬﻴ ﻓ ﺖﻘ ﹶ ﻔ ﻧ ﺃ ﱠﻻﺇ ﺎ ﻬﻴ ﻓ ﻖﻔ ﻨ ﻳ ﻥﺃ ﺐﺤ ﺗ ﹺﻞﻴ ﹺﺒ ﺳ ﻦﻣ ﺖ ﻛ ﺮ ﺗ ﹺﺭ ﺎﻨ ـﻟ ﺍ ﻲﻓ ﻲﻘ ﻟ ﺃ ﱴ ﺣ ﻪ ﹺﻬﺟ ﻭ ﻰﹶ ﻠ ﻋ ﺐﺤ ﺴﹶ ﻓ ﻪ ﹺﺑ ﺮ ﻣ ﺃ ﻢﹸﺛ ﻞﻴ ﹶ ﻗ ﺪﹶ ﻘ ﹶ ﻓ Artinya : dari Abi Hurairah r.a. beliau berkata aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Sungguh permulaan orang yang diputus (diadili) dihari kiamat ialah : seorang yang mati syahid. Dia datang kepada Allah dengan menunjukkan kenikmatannya, maka setelah Allah mendengar lalu Allah berfirman: “Kamu tidak beramal dalam itu” Maka orang tadi berkata : Aku berperang dijalan- Mu sehingga syahid. Allah berfirman : engkau berdusta, kamu berperang supaya dikatakan berani. Kemudian diperintahkannya kepadanya masuk neraka. Dan ada lagi orang yang belajar ilmu, ia mengajarkan ilmu dan baca Al Qur’an. Ia datang kepada Allah dan memperlihatkan kenikmatannya. Maka setelah Allah mengerti, berfirman : kamu tidak beramal. Orang itu berkata : Aku belajar ilmu dan mengajarkan ilmu dan aku membaca al Qur’an kepada engkau belajar ilmu biar dikatakan alim dan kamu membaca Al Qur’an supaya dikatakan Qori, kemudian dikatakan padanya supaya dimasukan kedalam neraka. Yang ketiga adalah orang yang diberi harta benda yang banyak oleh Allah maka ia datang dengan kenikmatannya kepada Allah, kemudian setelah Allah melihat, berfirman : Kamu tidak beramal. Orang tadi menjawab : kami tidak meninggalkan sesuatu jalan yang mestinya harus dibantu, kami tentu memberikan derma. Allah berfirman : Kamu tidak beramal, kamu mengerjakan itu supaya kamu dikatakan dermawan. Kemudian dikatakan padanya dan diperintahkan masuk neraka.(HR. Muslim)
Kembali kepada pasal XIV tersebut dalam surat Al Qori’ah ayat 6 s.d 11, bagaimana menurut KHA Dahlan ? singkatnya demikian : “Kita semua akan dihadapkan kemahkamah agung di hari kiamat, akan ditanya segala yang telah kita lakukan/kerjakan/tinggalkan. Seterusnya akan dihisab/diperiksa dan diperbandingkan?
Menurut KHA Dahlan yaitu “antara” : ANTARA KARENA Allah dan KARENA HAWA NAFSU. Artinya : Apabila selama hidupnya terdapat yang lebih banyak amal sholehnya karena Allah, maka ia akan termasuk berat timbangan (kebaikan)nya yang akan hidup puas di Surga. Sebaliknya yang selama hidupnya banyak amal yang menuruti hawa nafsunya, maka ia yang termasuk ringan timbangan (kebaikan)nya dan ia akan masuk Neraka.
Seterusnya bagaimana dengan diri kita? Umur kita? Harta benda kita? Yang paling banyak dipergunakan untuk menuruti hawa nafsu ataukah untuk diberikan kepada Allah?
Demikian pemahaman KHA Dahlan yang menjadi salah satu unsur yang mendorong KHA Dahlan berjuang fisabilillah menegakan agama Islam. Surat Al Qori’ah inilah yang kerap dipikirkan dan banyak murid yang menyebarkannya.