Pengujian Hipotesis Analisis Data

pada sheet SPSS dengan mengaktifkan option probabilities of group membership pada bagian Save di kotak dialog utama.       k k k k k p f x p k x p f x   dimana : p k = prior probability kelompok ke- k dan           1 1 2 1 exp 1 2 2 k k p z fi x f x x x            Suatu observasi dengan karakteristik x akan diklasifikasikan sebagai anggota kelompok 0 jika     1 p k x p k x    . Nilai-nilai posterior probability inilah yang mengisi kolom di 1_1 dan kolom di 1_2 pada sheet SPSS. h. Akurasi statisik, dapat di uji secara statistik apakah klasifikasi yang dilakukan dengan menggunakan fungsi diskriminan akurat atau tidak. Uji statistik tersebut adalah prees-Q Statistik. Ukuran sederhana ini membandingkan jumlah kasus yang diklasifikasi secara tepat dengan ukuran sampel dan jumlah grup. Nilai yang diperoleh dari perhitunngan kemudian dibandingkan dengan nilai kritis critical velue yang diambil dari tabel Chi-Square dan tingkat keyakinan sesuai yang diinginkan. Statistik Q ditulis dengan rumus:     2 Pr 1 N nK ees Q N k         dengan : N = ukuran total sampel n = jumlah kasus yang diklasifikasi secara tepat K = jumlah grup

2.5 Pengujian Hipotesis

Intepretasi hasil analisis diskriminan tidak berguna jika fungsinya tidak signifikan. Hipotesis yang akan diuji adalah H yang menyatakan bahwa rata-rata semua variable Universitas Sumatera Utara dalam semua grup adalah sama. Dalam SPSS, uji dilakukan dengan menggunakan Wilks ‟λ. Jika dilakukan pengujian sekaligus beberapa fungsi sebagaimana dilakukan pada analisi s diskriminan, statistik Wilks‟ λ adalah hasil λ univariat untuk setiap fungsi. Kemudian, tingkat signifikansi diestimasi berdasarkan chi-squa re yang telah ditransformasi secara statistik. Setelah hasil analisis diketahui, kemudian dilihat apakah Wilks‟ λ berasosiasi dengan fungsi diskriminan. Selanjutnya, angka ini ditransformasi menjadi chi-quare dengan derajat kebebasan df yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan dengan uji kriteria hipotesis berikut: H : Tidak ada perbedaan antara perusahaan yang tidak sehat dan sehat H 1 : Ada perbedaan antara perusahaan yang tidak sehat dan sehat Dengan titik keputusan sebagai berikut: Jika F hitung F tabel maka H ditolak Jika F hitung _ F tabel maka H 1 diterima Selanjutnya dengan menggunakan nilai F , dapat di ambil keputusan untuk menerima atau menolak H . Jika H diterima, akan memberikan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dengan perusahaan yang sehat. Sebaliknya jika H ditolak maka terdapat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dengan perusahaan yang sehat sehingga proses analisis diskriminan dapat digunakan. Universitas Sumatera Utara BAB 3 PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti ingin menunjukkan hasil dari analisis diskriminan untuk mengelompokkan rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan.

3.1 Pengelompokkan Data

Data yang diolah dapat dikelompokkan sebagai berikut:

3.1.1 Sumber data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder ini berasal dari catatan laporan keuangan beberapa perusahaan yang terdaftar Listing maupun yang telah dihapus karena kondisi perusahaan yang mengalami krisis keuangan Delisting . Beberapa laporan keuangan tersebut adalah Aktiva lancarKewajuban lancar Current Ratio disimbolkan dengan X 1 ,Laba DitahanTotal Aktiva Retained Earning to Total Assets disimbolkan dengan X 2 , Laba sebelum Bunga dan PajakTotal Aktiva Earning Before Interest and Taxes to Assets disimbolkan dengan X 3 , Total KewajibanTotal Equitas Debt to Equity Ratio disimbolkan dengan X 4 , PenjualanTotal Aktiva Sales to Total Assets disimbolkan dengan X 5 , Total AktivaTotal Ekuitas Equity Multiplier disimbolkan dengan X 6 , Laba KotorPenjualan Gross P rofit Margin disimbolkan dengan X 7 , Laba BersihPenjualan Net P rofit Margin disimbolkan dengan X 8 , Laba BersihTotal Aktiva Return on Investment disimbolkan dengan X 9 dan Laba BersihTotal Ekuitas Return on Equity disimbolkan dengan X 10 . Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Populasi

Populasi adalah semua unsur dari masalah yang inigin diamati ataupun diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah perusahaan pada Bursa Efek Indonsia BEI sebanyak 435 Perusahaan. Pemilihan perusahaan pada BEI diharapkan dapat memudahkan akses mendapatkan data, informasi, hemat waktu penelitian dan biaya murah. Populasi diketahui bersifat homogen dan tersebar secara proporsional merata ke setiap perusahaan dan juga diasumsikan bahwa populasi berdistribusi normal. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah bersifat purposive sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga sampel yang dipilih benar- benar representatif sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 Perusahaan. Tabel 3.1 Sampel Penelitian No. Kode Saham Nama Perusahaan Tanggal Berdiri 1 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 01 Maret 1990 2 TALF PT Tunas Alfin Tbk. 12 Februari 2001 3 SBTR PT Semen Batu Raja Persero Tbk. 23 Juni 2004 4 TRJE PT Truba Jaya Engineering Tbk. 09 Januari 2008 5 MLSS PT Muliaglass Tbk. - 6 PTPV PT Perkebunan Nusantara V Tbk. - 7 BFNC PT Bhakti Finance Tbk. 04 Desember 2007 8 BETA PT Beta Inti Multifinance Tbk. - 9 RENT CSM PT Corporotama Tbk. 12 November 2004 10 BUKK PT Bukaka Teknik Utama Tbk. 09 Januari 1995 11 JASS PT Jasa Angkasa Semesta Tbk. 15 Juni 2002 12 MACO PT Courts Indonesia Tbk. 17 Juli 2002 13 PROD PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk. 16 Juni 1989 14 SING PT Singer Indonesia Tbk. 30 Desember 1983 Universitas Sumatera Utara 15 SKBM PT Sekar Bumi Tbk. 05 Januari 1993 16 ASBI PT Asuransi Bintang Tbk. 29 November 1989 17 BTEL PT Bakrie Telecom Tbk. 03 Februari 2006 18 BUMI PT Bumi Resources Tbk. 30 Juli 1990 19 ELTY PT Bakrieland Development Tbk. 30 Oktober 1995 20 GTBO PT Garda Tujuh Buana Tbk. - 21 INAF PT Indofarma Tbk. 17 April 2001 22 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk. 04 Juni 1990 23 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk. 28 Juni 1986 24 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. 12 Juli 1990 25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk. 16 Oktober 2001 26 SONA PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. 12 Juli 1992 27 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. 30 September 1993 28 TOTL PT Total Bangun Persada Tbk. 25 juli 2006 29 TMPO PT Tempo Inti Media Tbk. 08 Januari 2001 30 ELSA PT Elnusa Tbk. 06 Februari 2008 a. Sumber Data : www.jsx.co.id b. Data diolah penulis

3.2 Analisis Data

Analisis diskriminan dimulai dengan hal-hal yang sederhana yaitu pemilihan variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen harus bersifat kategorik sedangkan variabel independen harus bersifat numerik. Kemudian melakukan analisis univariat untuk mengetahui kenormalan data. Klasifikasi normal ketika      2 1 , anggap bahwa kepadatan bersama dari X ` = [X 1 , X 2 , ..., X p ] untuk populasi 1  dan 2  diberikan oleh           1 1 2 1 exp 1 2 2 k k p z fi x f x x x            Anggap bahwa parameter-parameter populasi µ 1 , µ 2 dan  diketahui. Hal ini dilihat dari uji kolmogorov Smirnov. Jika p value Kolmogorov Smirnov 0,05 maka data Universitas Sumatera Utara berdistribusi normal. Dari hasil test Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa ada 6 faktor yang tidak berdistribusi normal, yaitu ,Laba DitahanTotal Aktiva X 2 , Laba sebelum Bunga dan PajakTotal Aktiva X 3 , Total Ekuitas SahamTotal Kewajiban X 4 , Laba KotorPenjualan X 7 , Laba BersihPenjualan X 8 dan Laba BersihTotal Ekuitas Saham X 10 . Karena memiliki nilai p Kolmogorov Smirnov 0,05. Maka dilakukan usaha untuk menormalkan distribusi data dengan proses transformasi data. Dari hasil tes Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa keenam nilai tersebut telah berubah menjadi 0,05, secara berurut yaitu 0,959, 0,667, 0,715, 0,999, 0,712, 0,590, yang memperlihatkan bahwa faktor ini telah berdistribusi normal. Dengan demikian faktor tersebut akan diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Setelah diketahui data-data berdistribusi normal, maka dilakukan uji kolinearitas yaitu untuk mendeteksi korelasi antara faktor independen Kolinearitas. Selanjutnya dilakukan pengujian pearson correlation terhadap semua faktor independen yang termasuk dalam distribusi normal , dimana bila r 0,8 terjadi masalah kolinearitas. Dari uji test correlation menggunakan program SPSS bahwa tidak ada data yang memiliki r 0.8, artinya tidak ada masalah kolinearitas. Korelasi Pearson P roduct Moment dilambangkan dengan r , dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga - 1 ≤ r ≤ 1. Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi ; r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Tingkat hubungan nilai indeks korelasi dinyatakan sebagai berikut: Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,800 – 1,000 Sangat Kuat 0,600 – 0,799 Kuat 0,400 – 0,599 Cukup Lemah 0,200 – 0,399 Lemah 0,000 – 0,199 Sangat Lemah Dari output SPSS dapat diketahui korelasi antara X 1 dengan X 2 , X 1 dengan X 4 , X 1 dengan X 5 dan seterusnya hingga X 9 dengan X 10 . Adapun beberapa penjelasan terhadap korelasi tersebut berdasarkan output SPSS adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Korelasi antara Current Ratio X 1 dengan Retained Earning to Total Assets X 2 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara faktor Current Ratio X 1 dan faktor Retained Earning to Total Assets X 2 sebesar 0,056. Angka tersebut menunjukkan sangat lemahnya korelasi antara Nilai Current Ratio dengan nila Retained Earning to Total Assets dibawah 0,5 sedangkan tanda + menunjukkan arah hubungan yang sama atau searah, yaitu semakin tinggi nilai Current Ratio maka akan membuat nilai Retained Earning to Total Assets juga tinggi dan sebaliknya. Korelasi antara dua faktor tidak signifikan karena angka signifikan 0,770 0,05. 2. Korelasi antara Current Ratio X 1 dengan Earning Before Interest and Taxes to Total Assets X 3 . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara faktor Current Ratio X 1 dan faktor Earning Before Interest and Taxes to Total Assets X 3 . sebesar -0,296. Angka tersebut menunjukkan sangat lemahnya korelasi antara Nilai Current Ratio dengan nilai Earning Before Interest and Taxes to Total Assets dibawah 0,5 sedangkan tanda - menunjukkan arah hubungan yang berlawanan, yaitu semakin tinggi nilai Current Ratio maka akan membuat nilai Return Of Assets semakin rendah dan sebaliknya. Korelasi antara dua faktor tidak signifikan karena angka signifikan 0,112 0,05. 3. Korelasi antara Current Ratio X 1 dengan Debt to Equity Ratio X 4 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara faktor Current Ratio dan fakto Debt to Equity Ratio X 4 . sebesar -0,828. Angka tersebut menunjukkan sangat lemahnya korelasi antara Nilai Current Ratio dengan nilai Debt to Equity Ratio dibawah 0,5, sedangkan tanda - menunjukkan arah hubungan yang berlawanan, yaitu semakin tinggi nilai Current Ratio maka akan membuat nilai Debt to Equity Ratio semakin rendah dan sebaliknya. Korelasi antara dua faktor adalah signifikan karena angka signifikan 0,000 0,05. 4. Korelasi antara Earning Before Taxes to Assets X 3 dengan Debt to Equity Ratio X 4 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara faktor Earning Before Taxes to Assets dan faktor Debt to Equity Ratio. sebesar 0,491. Angka tersebut Universitas Sumatera Utara menunjukkan korelasi antara Nilai Current Ratio dengan nilai Debt to Equity Ratio adalah cukup lemah dibawah 0,5, sedangkan tanda + menunjukkan arah hubungan yang sama atau searah, yaitu semakin tinggi nilai Current Ratio maka akan membuat nilai Debt to Equity Ratio semakin tinggi juga dan sebaliknya. Korelasi antara dua faktor adalah signifikan karena angka signifikan 0,006 0,05. 5. Korelasi antara Net Profit Margin X 8 dengan Return on Investment X 9 Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara faktor Net Profit Margin dan faktor Return on Investment. sebesar 0,790. Angka tersebut menunjukkan kuatnya korelasi antara nilai Net Profit Margin dengan nilai Return on Investment diatas 0,5, sedangkan tanda + menunjukkan arah hubungan yang sama atau searah, yaitu semakin tinggi nilai Net Profit Margin maka akan membuat nilai Return on Investment semakin tinggi juga dan sebaliknya. Korelasi antara dua faktor adalah signifikan karena angka signifikan 0,000 0,05. Dari hasil uji kesamaan rata-rata terlihat hanya satu variabel yang sama equal karena mempunyai nilai p 0,05 yaitu X 1 sehingga hanya rasio ini yang masuk ke dalam analisis selanjutnya. Tabel 3.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Wilks Lambda F df1 df2 Sig. X1 .983 .471 1 28 .498 X2 .955 1.306 1 28 .263 X3 .859 4.583 1 28 .041 X4 .991 .266 1 28 .610 X5 .991 .244 1 28 .625 X6 .931 2.084 1 28 .160 X7 .999 .034 1 28 .854 X8 .949 1.496 1 28 .231 X9 .966 .998 1 28 .326 X10 .969 .902 1 28 .350 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 Hasil Output Uji Kesamaan Matriks Kovarian Sama tidaknya grup matriks kovarian juga dapat dilihat dari tabel output log determinan pada tabel Box`s M. Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa angka log determinan untuk kelompok tidak sehat -1,396 dan sehat -1,780 tidak memiliki banyak perbedaan sehingga dapat dikatakan bahwa grup matriks kovarian akan relatif sama untuk kedua kelompok. Tabel 3.5 Hasil Uji Box`s M Boxs M .515 F Approx. .497 df1 1 df2 2352.000 Sig. .481 Dari hasil uji equality antara grup matriks kovarian terlihat bahwa nilai p pada Box`s M 0,05 0,481. Dengan demikian data diatas sudah memenuhi asumsi equality. Tabel grup statistik pada dasarnya terdiri dari data statistik deskriptif yang utama, yaitu rata-rata dan standard deviasi dari kedua grup. Dari tabel 3.6 grup statistik terlihat bahwa ada 15 Perusahaan yang bangkrut dan ada 15 perusahaan yang sehat dan total seluruh perusahaan adalah 15 + 15 = 30 perusahaan. Log Determinant Perusahaan Rank Log Determinant Tidak Sehat 1 -1.396 Sehat 1 -1.780 Pooled within-groups 1 -1.570 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6 Grup Statistik Perusahaan Mean Std. Deviation Valid N listwise Unweighted Weighted Tidak Sehat X1 3.16793 3.219196 15 15.000 X2 -.76049 .836287 15 15.000 X3 -1.20023 .497688 15 15.000 X4 -.30519 .440480 15 15.000 X5 .52047 .656770 15 15.000 X6 3.90827 2.862337 15 15.000 X7 -.54384 .536794 15 15.000 X8 -1.37937 .573729 15 15.000 X9 .05356 .047761 15 15.000 X10 -1.10132 .572619 15 15.000 Sehat X1 2.54853 1.359164 15 15.000 X2 -1.05182 .524764 15 15.000 X3 -1.55687 .410575 15 15.000 X4 -.36923 .192683 15 15.000 X5 .64827 .757856 15 15.000 X6 2.68140 1.625808 15 15.000 X7 -.57766 .458150 15 15.000 X8 -1.58918 .334830 15 15.000 X9 .03647 .045942 15 15.000 X10 -1.28854 .504787 15 15.000 Total X1 2.85823 2.448259 30 30.000 X2 -.90615 .701798 30 30.000 X3 -1.37855 .483580 30 30.000 X4 -.33721 .335634 30 30.000 X5 .58437 .699808 30 30.000 X6 3.29483 2.370771 30 30.000 X7 -.56075 .490646 30 30.000 X8 -1.48427 .473725 30 30.000 X9 .04501 .046859 30 30.000 X10 -1.19493 .538860 30 30.000 Universitas Sumatera Utara Dapat diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan perusahaan terhadap faktor yang telah ditentukan. Penilaian ini berdasarkan perbandingan rata-rata mean tiap variabel untuk grup “bangkrut” dan “sehat”. Semakin besar koefisien semakin bagus pula perusahaan menilai rasio keuangan. Pada rasio keuangan current ratio X 1 misalnya, nilai mean untuk grup tidak sehat 3,16793 lebih tinggi daripada nilai mean grup sehat 2,85823. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang memiliki catatan laporan keuangan dimana current ratio nya bernilai tinggi menjauhi nol maka akan menjadiu salah satu rasio keuangan yang memberi dampak kurang baik terhadap kesehatan perusahaan. Tabel Variabel Entered dari analisis 1 Stepwise Statistik menunjukkan rasio keuangan apa saja yang Mauk ke dalam fungsi diskriminan, dimana nilai p 0,05. Tabel 3.7 Variabel dimasukkandibuang

a,b,c,d