Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tinjauan Pustaka

Analisis diskriminan dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat prediktor yang paling baik untuk mengolompokkan tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan rasio-rasio keuangan yang mempengaruhinya. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok tingkat kesehatan perusahaan sehingga hanya akan diperoleh satu fungsi diskriminan. Meskipun analisis regresi logistik juga dapat digunakan dalam hal ini namun analisis diskriminan lebih sesuai untuk digunakan. Jika tujuan analisis ini lebih mengarah untuk melihat probabilitas suatu pengklasifikasian objek ke dalam kelompok tertentu, sebaiknya menggunakan analisis regresi logistik. Berdasarkan penjelasan tersebut penulis memilih judul “ Aplikasi Analisis Diskriminan Dalam P enentuan Rasio-Rasio Keua ngan Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Analisis Diskriminan dapat digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan suatu perusahaan. 2. Bagaimana mengklasifikasikan tingkat kesehatan perusahaan pada Bursa Efek Indonesia sesuai dengan rasio keuangan yang mempengaruhinya.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 2. Hanya digunakan dalam pengklasifikasian rasio-rasio keuangan apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan perusahaan dengan menggunakan analisis diskriminan. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tinjauan Pustaka

Fakhrurozi 2007, melakukan penelitian tentang pengaruh kebangkrutan bank terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan dengan menggunakan teknik statistika analisis diskriminan berganda altman, peneliti menyimpulkan bahwa dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 seluruh perusahaan perbankan masuk dalam kategori bangkrut. Selain itu Heru Airlangga 2000 juga melakukan penelitian yang menitikberatkan terhadap rasio analisis keuangan dengan menggunakan multiple discriminant analysis altman sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan yang menggunakan data dari laporan neraca keuangan PT Wihani Grafindo dan peneliti tersebut menarik kesimpulan bahwa perusahaan PT Wihani Grafindo adalah perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang rawan akan terjadinya kebangkrutan. Berdasarkan hasil tersebut, maka penulis mengajukan saran- saran yaitu: perusahaan sebaiknya mengurangi proporsi penggunaan hutang dan meningkatkan proporsi modal sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban bunga yang harus ditanggung perusahaan apabila perusahaan menggunakan hutang dalam struktur modalnya. Selain itu, perusahaan harus mampu meningkatkan volume penjualan tiap tahunnya dengan cara lebih mengintensifkan Bagian Pemasaran untuk melakukan promosi ke setiap instansi, baik itu pemerintah maupun swasta agar mendapatkan order dari instansi tersebut. Menurut Simamora 2005, analisis diskriminan mirip dengan regresi linear berganda multiple regression . Perbedaannya, analisis diskriminan digunakan jika variabel dependennya kategoris menggunakan skala ordinal ataupun skala nominal dan faktor independennya menggunakan skala metrik interval dan rasio. Sedangkan dalam regresi, variabel independen dapat berupa metrik maupun nonmetrik. Model analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independen. Universitas Sumatera Utara Model analisis diskriminan berkenaan dengan kombinasi linear yang bentuknya sebagai berikut: Di = b + b 1 X i 1 + b 2 X i 2 + b 3 X i 3 + … + b j X ij Keterangan: b o = Intersep b j = Slope kemiringan X ji = variabel bebas Dalam Analisis Diskriminan ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu: 1. Multivariate Normality Bila menggunakan teknik analisis multivariat dengan analisis diskriminan, variabel independen seharusnya berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi model diskriminan. Regresi Logistik bisa dijadikan alternatif metode jika memang data tidak berdistribusi normal. 2. Matriks kovarians dari semua variabel independen harusnya sama equal. 3. Tidak adanya data yang sangat ekstrim outlier pada variabel independen. Jika ada data outlier yang tetap diproses, hal ini berakibat berkurangnya ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan. 4. Tidak adanya multikolinearitas antar variabel independen. Multikolinearitas terjadi bila ada variabel independen yang berkolerasi sangat kuat dengan variabel independen lainnya Yasril hal 77. Setyorini 1993:3 mengatakan bahwa dalam penelitian Altman ada lima rasio keuangan yang digunakan yaitu Cash flow to total debt, Net income to total assets, Total debt to total assets,Working capital to total assets dan Current ratio. Beberapa tahun berikutnya Setyorini 1999:4 kembali membuat tulisan yang menyatakan bahwa Beaver telah menguatkan hasil temuan Altman tersebut. Beaver mengembangkan penelitian Altman dengan menambah jumlah sampel perusahaan yaitu 79 perusahaan sehat dengan 79 perusahaan bangkrut dan mengaitkan rasio keuangan perusahaan-perusahaan tersebut dengan harga sahamnya. Berdasarkan hasil Universitas Sumatera Utara penelitiannya, Beaver memutuskan bahwa dari kedua kelompok perusahaan tersebut, lima dari rasio prediktor yang telah dimodelkan Altman tersebut menunjukkan hasil yang signifikan antara perusahaan yang sehat maupun yang gagal. Para investor pun mengakuinya dan membawa informasi rasio keuangan tersebut ke harga saham. Adnan dan Kurniasih 2000:147 dalam Analisis Tingkat Kesehata n Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman . penelitian ini memperkuat formula dan penelitian yang telah dilakukan oleh Altman, karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sepuluh perusahaan yang menjadi objek penelitiannya setelah dianalisis dengan menggunakan formula yang telah ditemukan Altman, seluruhnya mempunyai rasio keuangan dengan tingkat resiko keuangan yang tinggi karena rasionya di bawah 1,20. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kebangkrutan perusahaan dapat diukur dua tahun sebelum perusahaan itu mengalami kebangkrutan.

1.5 Tujuan Penelitian