Latar Belakang Masalah Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi berbasis syariah Islam yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari munculnya industri – industri syariah, khususnya industri keuangan dan unit usaha syariah. Fenomena bangkitnya minat yang besar terhadap industri keuangan Islam pada tahun-tahun belakangan ini, salah satunya ditunjukkan dengan muncul dan tumbuhnya bentuk sekuritas Islam sukuk, yang memiliki kemampuan besar untuk menawarkan solusi keuangan yang inovatif. Tidak hanya produknya yang benar-benar memberi kontribusi terhadap usaha untuk melakukan inovasi produk, tetapi juga gemanya yang sebanding dengan pasar modal konvensional lainnya. Produk-produk antarnegara sovereign dipertimbangkan secara aktif oleh perusahaan penerbit alternatif baru ini, untuk kebutuhan pembiayaan dan investasi mereka. Penerbitan pertama Obligasi Syariah dengan mata uang dollar senilai 600 juta telah ditawarkan oleh Malaysia pada tahun 2002. Diikuti dengan peluncuran 400 juta ‘Trust Sukuk’ dari Islamic Development Bank pada Bulan September 2003. Setelah itu, penerbitan sekitar tiga puluh sukuk negara dan perusahaan telah ditawarkan di Bahrain, Malaysia, Arab Saudi, Qatar, UAE, UK, Jerman, Pakistan. Di Indonesia pada bulan Maret 2004 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN MUI mengeluarkan fatwa baru tentang obligasi syariah. Lembaga tersebut membolehkan Pemerintah RI maupun perusahaan- perusahaan bila ingin menerbitkan obligasi syariah dengna skim ijarah. Suatu kenyataan dari keseluruhan sistem Islam bahwa alternatif yang berlandaskan syariah keberadaannya seharusnya merupakan alternatif terhadap aktivitas yang tidak berlandaskan syariah, yang selalu berlanjut sepanjang masa dan diakui, yang dipraktikkan oleh umat manusia pada seluruh aspek kehidupan. Dalam hal ini, para sarjana muslim selama bertahun-tahun telah memberikan pemikiran mendasar, untuk mencari alternatif Islam terhadap instrumen keuangan konvensional yang dapat diperdagangkan. Fakta empiris membuktikan dan menyimpulkan bahwa sukuk secara nyata digunakan secara luas oleh masyarakat muslim pada abad pertengahan, dalam bentuk surat berharga yang mewakili kewajiban pembiayaan yang berasal dari perdagangan dan kegiatan komersial lainnya Huda dkk, 2008. Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Sejak adanya konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang memiliki komponen bunga interest-bearing instrument ini keluar dari daftar investasi halal. Oleh karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah. Pada awalnya, penggunaan istilah “obligasi syariah” sendiri dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk disyariahkan. Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No.32DSN-MUIIX2002, “Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasilmarginfee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Penerbitan obligasi syariah muncul sehubungan dengan berkembangnya institusi-institusi keuangan syariah, seperti asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan reksa dana syariah yang membutuhkan alternatif penempatan investasi. Menariknya, investor obligasi syariah tidak hanya berasal dari institusi-institusi syariah saja, tetapi juga investor konvensional. Produk syariah dapat dinikmati dan digunakan siapa pun, sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi manfaat kepada seluruh semesta alam. Investor konvensional akan tetap bisa berpartisipasi dalam obligasi syariah, jika dipertimbangkan bisa memberikan keuntungan kompetitif, sesuai profit risikonya, dan juga likuid. Sementara obligasi konvensional, investor base- nya justru terbatas karena investor syariah tidak bisa ikut ambil bagian di situ. Bagi emiten, menerbitkan obligasi syariah berarti juga memanfaatkan peluang- peluang tertentu. Emiten dapat memperoleh sumber pendanaan yang lebih luas, baik investor konvensional maupun syariah. Selain itu, struktur obligasi syariah yang inovatif juga memberi peluang untuk memperoleh biaya modal yang kompetitif dan menguntungkan. Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrumen investasi yang diterbitkan berdasarkan atas suatu transaksi atau akad syariah yang melandasinya underlying transaction, yang dapat berupa ijarah sewa, mudharabah bagi hasil, musyarakah, atau yang lain. Sukuk yang sekarang sudah banyak diterbitkan adalah berdasar akad sewa sukuk al-ijarah, di mana hasil investasi berasal dan dikaitkan dengan arus pembayaran sewa aset tersebut. Meskipun demikian, sukuk dapat pula diterbitkan berdasar akad syariah lain. Penerbitan instrumen investasi ini dapat dipandang sebagai inovasi baru dalam keuangan syariah. Sukuk bukan instrumen utang piutang dengan bunga riba, seperti obligasi yang dikenal dalam keuangan konvensional, tetapi sebagai instrumen investasi. Sukuk diterbitkan dengan suatu underlying asset dengan prinsip syariah yang jelas. Sukuk jamak dari kata sak secara luas digunakan oleh masyarakat muslim di era pertengahan sebagai surat berharga yang merupakan obligasi keuangan yang berasal dari perdagangan atau kegiatan lainnya. Bagaimana pun, struktur sukuk saat ini berbeda dari sukuk yang mula-mula digunakan dan mirip dengan konsep sekuritisasi konvensional; suatu proses di mana kepemilikan aset- aset utama dipindahkan kepada sejumlah besar investor melalui surat berharga yang umumnya diketahui sebagai sanat, sertifikat, sukuk, atau instrumen lain yang menggambarkan proporsi nilai dari aset yang relevan. Melihat begitu cepatnya pertumbuhan dan perkembangan sukuk di banyak negara di dunia, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan sukuk di negara Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Obligasi Syariah Sukuk di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2011”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan obligasi syariah sukuk di Indonesia sampai dengan tahun 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Reksa Dana Syariah di Indonesia sampai dengan Tahun 2012

9 99 84

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerbitan Obligasi Pemerintah Di Indonesia

5 105 111

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Syariah: Studi Empiris Pada Pasar Obligasi Syariah di Indonesia

1 5 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN ASET PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2014 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia Tahun 2014.

3 19 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN ASET PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia Tahun 2014.

0 4 20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2011-2014.

0 8 24

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN EMITEN TERHADAP JENIS OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 24

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK P T I K 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

0 1 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH (ISLAMIC MUTUAL FUND) DI INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN 2012

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Obligasi - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2011

0 0 23