5. Sukuk Salam
Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga di muka, yang dibuat
untuk barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan menjual komoditas yang diurus sebelum menerimanya.
6. Sukuk Murabahah
Sukuk ini merupakan “sukuk berharga” yang mewakili obligasi moneter,
yang dikeluarkan untuk transaksi penjualan kredit oleh bank, tidak dapat menciptakan instrumen yang dapat diperjualbelikan. Sukuk murabahah ini
lebih memungkinkan digunakan untuk hal yang berhubungan dengan pembelian barang untuk sektor publik.
7. Sukuk Portofolio Gabungan Sekuritas
Bank dapat membuat sekuritas gabungan dari kontrak musyarakah, ijarah, dan beberapa mudharabah, salam, istisna’, dan ju’alah kontrak untuk
melaksanakan tugas tertentu dengan menetapkan pembayaran pada periode tertentu. Returnrisiko pada sekuritas tersebut akan bergantung pada
gabungan kontrak yang dipilih.
2.1.8 Ketentuan Umum Obligasi Syariah Sukuk
Dalam pelaksanaannya, obligasi syariah memiliki beberapa ketentuan, yaitu :
1. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir harus terhindar dari
format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba pembungaan uang dan gharar
spekulasi murni atau terdapat unsur judi. 2.
Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang sejalan syariah seperti akad kemitraan musyarakah dan mudharabah, jual beli
barang murabahah, salam, dan istishna’, atau jual beli jasa. 3.
Usaha yang dilakukan emiten berhubungan dengan dana sukuk yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal.
4. Pemberian pendapatan dapat dilakukan secara periodik sesuai karakter
masing-masing akad. 5.
Tidak semua sertifikat sukuk dapat diperjualbelikan dan tidak semua pendapatan dapat bersifat mengambang floating atau indikatif.
6. Pengawasan terhadap pelaksanaan dilaksanakan oleh DPS Dewan Pengawas
Syariah dan aspek syariah dan oleh wali amanat dari segi operasional lapangan khususnya terhadap usaha emiten.
7. Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian,
dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang. 8.
Jasa asuransi syariah dapat digunakan sebagai alat perlindungan risiko aset sukuk.
Pada dasarnya ketentuan-ketentuan umum obligasi syariah harus terpenuhi guna tercapainya tujuan syariah. Ketentuan di atas menjelaskan bahwa sudah
seharusnya obligasi syariah yang dipraktikkan selama ini berjalan tanpa riba,
sesuai dengan akad dalam muamalah, ditempatkan di sektor usaha yang halal, serta diawasi secara ketat oleh Dewan Pengawas Syariah.
2.1.9 Prinsip Obligasi Syariah Sukuk
Sejalan dengan ketentuan-ketentuan di atas. Maka ada beberapa prinsip yang seharusnya dilaksanakan dalam praktik obligasi syariah.
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1.
Pembiayaan hanya untuk suatu transaksi atau suatu kegiatan usaha yang spesifik dimana harus dapat diadakan pembukuan yang terpisah untuk
menentukan manfaat yang timbul. Hasil investasi yang akan diterima pemilik dana merupakan fungsi dari manfaat yang diterima dari danaharta hasil
penjualan sukuk, bukan dari kegiatan usaha yang lain. 2.
Bila pemilik dana tidak harus menaggung rugi maka pemilik dana harus mengikat diri akad jaiz untuk menanggung semua biaya dari kegiatan usaha
yang melebihi pendapatan usaha. 3.
Pemilik dana dapat menerima dari pendapatan revenue sharing bila pemilik usaha emitten mengikat diri untuk membatasi penggunaan pendapatan
sebagai biaya usaha.
2.1.10 Konsep Dasar Syariah