BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Sukuk merupakan segmen yang paling cepat pertumbuhannya di pasar
keuangan syariah, bahkan juga paling cepat di antara segmen lain di pasar keuangan global. Hal ini dikarenakan sukuk telah berhasil menarik komunitas
bisnis di seluruh dunia. Sukuk telah meletakkan keuangan syariah sebagai sebuah industri yang layak dan menjadi aset yang tidak hanya tertuju bagi negara Islam,
tetapi juga menjadi bagian dari pasar keuangan internasional. Penerbitan sukuk telah memberikan bentuk pembiayaan baru. Berikut ini adalah gambaran singkat
tentang sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan sukuk di Indonesia dan beberapa negara lain.
4.1.1 Sukuk di Indonesia
Sejak penerbitan sukuk pertama di Indonesia oleh PT Indosat pada tahun 2002 dengan akad mudharabah dengan nilai 175 miliar rupiah, sukuk terus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan seiring dengan industri pasar modal syariah di Indonesia yang juga sedang tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai
dengan adanya peningkatan baik dari sisi nilai emisi sukuk maupun jumlah emiten baru yang menerbitkan sukuk. Penerbitan sukuk di Indonesia telah memiliki
regulasi yang cukup dan skema akad yang bervariasi.
Peraturan tersebut adalah Peraturan IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, Peraturan IX.A.14 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan
Efek Syariah, dan Peraturan II.K.1 tentang kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Bapepam-LK juga sedang melakukan penyempurnaan dan penyusunan
peraturan-peraturan terkait dengan pasar modal syariah. Selain itu, pemerintah Indonesia juga sedang mengkaji untuk menerbitkan
sukuk berbasis proyek guna membiayai infrastruktur yang tertuang dalam APBN.
4.1.2 Sukuk di Beberapa Negara Lain
a. Sukuk di Malaysia
Malaysia menyumbang hingga 69 persen atau setara US 43,5 miliar dari total penerbitan sukuk global. Di Malaysia, pembangunan fasilitas umum
dan infrastruktur telah banyak yang berhasil dibiayai oleh sukuk proyek. Pembangunan yang bersumber dari sukuk proyek tidak hanya berkutat di
sektor transportasi, tetapi juga merambah rumah sakit, pembangkit listrik, perumahan, jalan tol, bandara, bahkan sirkuit.
b. Sukuk di Arab Saudi
Arab Saudi berpotensi menjadi pemimpin penerbitan sukuk di dunia, Namun hal tersebut terkendala karena belum adanya dukungan pemerintah
sebagai akibat dari kekhawatiran terhadap krisis global. Bursa efek Saudi Tadawul yang telah ada sejak tahun 2009, belum mampu menarik sukuk
yang masih tertahan di pasar uang setempat. Namun pemerintah akan
mempertimbangkan penerbitan sukuk pada tahun 2012 untuk membantu pendanaan proyek-proyek tertentu.
c. Sukuk di Yordania
Yordania, negara dengan tingkat perekonomian terendah di Timur Tengah, berencana mengeluarkan sukuk pertama negara tersebut. Obligasi syariah
itu rencananya bakal bernilai 759 miliar dolar AS. Penerbitan sukuk berguna untuk mengatasi defisit keuangan dan juga menjalankan sejumlah
proyek infrastruktur. Sebelumnya negara ini menerbitkan obligasi internasional dengan kupon 4,94 persen. Yordania membidik para investor
asal Eropa. Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk negara Teluk lainnya dan sejumlah negara Asia.
d. Sukuk di Senegal
Senegal seakan juga tidak mau ketinggalan mencari sumber pendanaan melalui penerbitan obligasi syariah atau sukuk. Maka Negara di Afrika ini
mengeluarkan sukuk
pada awal
2011 yang lalu.
Senegal yang memiliki populasi Muslim hingga 94 persen dari total penduduknya, memiliki potensi kuat bagi perbankan syariah. Sym
Internasional merupakan perusahaan penasihat keuangan yang melayani investor internasional yang hendak menanamkan modalnya di negara
Afrika Barat ini. Di saat banyak negara Afrika terjerumus dalam perselisihan politik dan kudeta, negara ini justru muncul sebagai titik
penghubung yang stabil bagi bisnis di kawasan itu, Senegal merupakan negara domokratis yang stabil, karena investasi membutuhkan keamanan,
dan kondisi ini terdapat di Senegal. Kondisi itu membuat minat investasi meningkat seiring dengan kenaikan produksi minyak di Teluk.
e. Sukuk di Palestina
Palestine Monetary Authority menerbitkan sukuk senilai US50 juta pada
Desember tahun 2011. Rencana penjualan sukuk ini telah tertunda dari jadwal semula pada kuartal kedua tahun 2011 karena memerlukan
persetujuan dari parlemen. International Monetary Fund IMF telah memprediksi pertumbuhan ekonomi di Jalur Gaza dan Tepi Barat
mengalami pelemahan menjadi 7 dari semula 9. Chief Economist National Commercial Bank
yang berbasis di Jeddah, Jarmo Kotilane menilai banyak investor yang berminat menanamkan dananya untuk
mengambil keuntungan dari kawasan tersebut, termasuk juga yang bersimpati terhadap Paletina karena sukuk adalah salah satu upaya untuk
memobilisasi dana bagi Palestina. f.
Sukuk di Perancis Awal tahun 2011 Perancis mengeluarkan obligasi syariah pertama sukuk
di negara tersebut. Persetujuan akan hal ini telah dilakukan Agustus 2010 lalu. Sejumlah struktur pendanaan Islam lain termasuk sukuk, ijarah dan
murabahah juga telah disetujui penggunaannya. Sementara untuk struktur
lainnya seperti badan investasi, wakalah dan mudharabah masih dalam proses. Setelah kerangka hukum disetujui, hal ini akan menjadi pintu bagi
korporasi untuk menerbitkan sukuk di Perancis, namun dengan sedikit penyesuaian.
g. Sukuk di Inggris
Perusahaan investasi berbasis syariah, Solum Asset Management, yang berkedudukan di Inggris akan menerbitkan untuk pertama kalinya sukuk
investasi di kuartal pertama 2012. Sukuk ini akan lebih menjadi media investasi daripada instrumen utang. Sukuk investasi yang akan diterbitkan
senilai 200 juta poundsterling atau sekitar 310 juta dolar AS. Tidak seperti sukuk
tradisional yang mirip dengan produk surat utang konvensional, sukuk
investasi ini akan memberikan imbal hasil yield tahunan 4-6 persen. Perusahaan ini mencari produk keuangan syariah yang berbeda
dengan instrumen utang pada keuangan konvensional.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Sukuk Negara