sesuai dengan akad dalam muamalah, ditempatkan di sektor usaha yang halal, serta diawasi secara ketat oleh Dewan Pengawas Syariah.
2.1.9 Prinsip Obligasi Syariah Sukuk
Sejalan dengan ketentuan-ketentuan di atas. Maka ada beberapa prinsip yang seharusnya dilaksanakan dalam praktik obligasi syariah.
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1.
Pembiayaan hanya untuk suatu transaksi atau suatu kegiatan usaha yang spesifik dimana harus dapat diadakan pembukuan yang terpisah untuk
menentukan manfaat yang timbul. Hasil investasi yang akan diterima pemilik dana merupakan fungsi dari manfaat yang diterima dari danaharta hasil
penjualan sukuk, bukan dari kegiatan usaha yang lain. 2.
Bila pemilik dana tidak harus menaggung rugi maka pemilik dana harus mengikat diri akad jaiz untuk menanggung semua biaya dari kegiatan usaha
yang melebihi pendapatan usaha. 3.
Pemilik dana dapat menerima dari pendapatan revenue sharing bila pemilik usaha emitten mengikat diri untuk membatasi penggunaan pendapatan
sebagai biaya usaha.
2.1.10 Konsep Dasar Syariah
Penerapan prinsip syariah terhadap sukuk tentunya bersumber dari Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad Saw. Selanjutnya,
dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah
pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Konsep dasar syariah ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Konsep Dasar Syariah
2.1.11 Landasan Hukum Syariah
Asal mula munculnya obligasi syariah sukuk ini tentu saja sangat berhubungan dengan landasan hukum syariah yang mengharamkan bunga riba
yang didapat dari obligasi konvensional non-syariah, oleh karena itu muncullah sukuk
sebagai alternatif obligasi yang halal menurut hukum syariah.
Adapun beberapa landasan hukum syariah tersebut adalah : -
“Orang-orang yang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan; dan urusannya terserah
kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. Q.S. Al-
Baqarah : 275 -
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa”. Q.S. Al-Baqarah : 276 -
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-orang yang beriman”.
Q.S. Al-Baqarah : 278 -
“Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba, maka ketahuilah bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat dari pengambilan riba, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya dirugikan”. Q.S. Al-Baqarah
: 279
- “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda, dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. Q.S. Ali-Imran: 130.
- “Dan sesuatu riba tambahan yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak bertambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka yang berbuat demikian itulah orang- orang yang melipatgandakan pahalanya”. Q.S. Ar Rum: 39
- “Dari Jabir ra, bahwa Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan
riba, orang yang memberikannya, pencatatnya dan saksi-saksinya.” Kemudian beliau berkata, “Mereka semua adalah sama”. H.R. Muslim
- Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW berkata, “Jauhilah tujuh
perkara yang membinasakan” Para sahabat bertanya, “Apa saja tujuh perkara tersebut wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Menyekutukan
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah SWT kecuali dengan jalan yang benar, memakan riba, mamakan harta anak yatim, lari dari
medan peperangan dan menuduh berzina pada wanita-wanita mu’min yang sopan yang lalai dari perbuatan jahat”. H.R. Muttafaqun Alaih.
2.1.12 Daftar Sukuk dan SBSN