Fasilitas Pendidikan URAIAN TEORITIS

namun kepuasan marginal masyarakat semakin menurun karena di lain pihak untuk menambah fasilitas publik maka pemerintah mambutuhkan anggaran yang lebih banyak lagi maka pemerintah akan meningkatkan penerimaan pajak. Semakin banyak pajak yang di pungut maka semakin besar rasa ketidakpuasan masyarakat.

2.5. Fasilitas Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk menumbuhkan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara UU Sisdiknas Tahun 2003. Tujuan pendidikan dasar adalah mengajarkan kecakapan dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan penunjang utama pengajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 14 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Fasilitas pendidikan merupakan segala sesuatu yang memberikan kemudahan dalam penyelenggaran pendidikan yakni meliputi sarana dan prasarana dalam mendukung proses pendidikan. Menurut Misbach Fasilitas pendidikan meliputi semua faslitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sebagai tempat proses belajar mengajar, sekolah herus didukung dengan sarana dan prasarana sekolah yang digunakan dalam proses pendidikan seperti ruang belajar yang nyaman, perpustakaan yang dapat menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA media yang tepat, dan laboratorium yang lengkap. Sehubungan dengan hal tersebut maka pengadaan sarana dan prasarana sekolah perlu diperhatikan agar siswa merasa diperhatikan dan dapat belajar dengan tenang. Standar yang digunakan untuk fasilitas satuan pendidikan adalah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007. Standar ini mencakup sarana dan prasarana untuk SDMI, SMPMTs, dan SMAMA. Ketentuan yang diatur dalam standar ini meliputi satuan : satuan pendidikan, luasan lahan, bangunan gedung, prasarana dan sarana yang harus dimiliki fasilitas pendidikan beserta ketentuannya. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 8 standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi dan informasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010 tentang standar pelayanan minimal pendidikan dasar di kabupatenkota dijelaskan bahwa : a Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SDMI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMPMTs tidak melebih 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 satu ruang kelas yang dilengkap dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. Bab II Pasal 2 ayat 2a b Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkap dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik. Bab II Pasal 2 ayat 3a c Di setiap SDMI tersedia 1 satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 enam orang guru untuk setiap satuan pendidikan dan untuk daerah khusus 4 empat orang guru setiap satuan pendidikan. Bab II Pasal 2 ayat 5a d Di setiap SMPMTs tersedia 1 satu orang guru untuk setiap mata pelajaran dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran. Bab II Pasal 2 ayat 6a e Di setiap SDMI tersedia 2 dua orang guru yang memenuhi kualifikasi akademi S1 atau D-lV dan 2 dua orang guru yang telah memilik sertifikat pendidikan. Bab II Pasal 2 ayat 7a f Disetiap SMPMTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-lV sebanya 70 dan separuh diantaranya 35 dari keseluruhan guru telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing – masing sebanyak 40 dan 20 . Bab II Pasal 2 ayat 8a g Di setiap SMPMTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-lV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing - masing satu orang untuk mata pelajaran Matematikal, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Bab II Pasal 2 ayat 9a h Setiap SDMI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Indonesia, Matematika lPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Bab II Pasal 2 ayat 1b i Setiap SMPMTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik. Bab II Pasal 2 ayat 2b j Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbinga tau melatihp esertad idik, dan melaksanakan tugas tambahan. Bab II Pasal 2 ayat 5b k Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : a Kelas I – II : 18 jam per minggu b Kelas III : 24 jam per minggu c Kelas IV – VI : 27 jam per minggu d Kelas VII – IX : 27 jam per minggu Bab II Pasal 2 ayat 6b l Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya. Bab II Pasal 2 ayat 8b. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam mengumpulkan informasi guna memecahkan masalah dari penelitian

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian untuk mengumpulkan data primer penelitian ini yaitu di Kabupaten Karo pada lima dari 17 Kecamatan yaitu Kecamatan Juhar, Kecamatan Merek, Kecamatan Berastagi, Kecamatan Simpang Empat, dan Kabanjahe.

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Daerah Kabupaten Karo dengan menganalisa data – data fasilitas publik khususnya fasilitas pendidikan yang tersedia di kabupaten tersebut dan menganalisa persepsi masyarakat Kabupaten Karo terhadap fasilitas publik yang tersedia tersebut. Dalam penelitian ini sarana publik yang diteliti dibatasi yaitu fasilitas pendidikan antara lain ; sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

3.3. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui masyarakat yang bersedia diwawancarai dan diminta untuk mengisi kuesioner, guna memperoleh data – data yang dibutuhkan sehubungan dengan permasalahan ini. Data sekunder diambil dari publikasi BPS Medan dan publikasi BPS Kabupaten Karo. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA