Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Reabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor skala pengukuran . Reabilitas mencakup dua hal utama yaitu stabilitas ukuran dan konsistensi internal ukuran Sekaran, 2007: 205-7, dikutip dalam Kuncoro, 2009 . Stabilitas ukuran menunjukkan kemampuan sebuah ukuran tetap stabil atau tidak rentan terhadap perubahan situasi. Rumus utuk mengukurnya adalah sebagai berikut : � = � � � − 1� � 1 − ∑ � � 2 � � 2 � Keterangan : α = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah item σ j = varians responden untuk item I σ x = jumlah varians skor total Item instrumen dianggap reliable jika r hitung r table. Sebaliknya jika r hitung r table, item instrument dianggap tidak reliabel. 3.6. Metode Analisis Data 3.6.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif yaitu dengan cara menganalisis data yang sudah dikumpulkan, dikelompokkan yang kemudian dianalaisis dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran mengenai bagaimana persepsi masyarakat Kabupaten Karo terhadap fasilitas publik yang tersedia di Kabupaten Karo. Menurut Kuncoro 2009:192 pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam defenisi masalah. Semua bentuk analisis UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tersebut mencoba untuk menggambarkan pola – pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna. 3.7. Definisi Operasional • Otonomi daerah merupakan penyerahan sebagian hak dan kewajiban oleh pemerintahan pusat kepada daerah Kabupaten Karo dalam menjalankan pemerintahan daerahnya • Fasilitas pendidikan merupakan sarana dan prasarana pendidikan yang secara umum dapat dinikmati masyarakat Kabupaten Karo khususnya responden. • Pengeluaran pembangunan adalah sejumlah anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membiayai kegiatan – kegiatan pemerintah Kabupaten Karo dalam rangka pelayanan publik. • Persepsi yaitu pandangan responden terhadap fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Karo sebelum dan sesudah dilaksanakannya otonomi daerah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1. Analisis Kondisi Fasilitas Pendidikan Kabupaten Karo

Dibawah ini ditunjukkan perkembangan jumlah sekolah, ruang kelas, guru, beserta murid Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Karo tahun 1997 - 2010 Tabel 4.1 Data jumlah sekolah, ruangan, murid beserta guru yang tersedia di Kabupaten Karo tahun 1997 – 2010 Tahun Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Ruang kelas Guru Murid Sekolah Ruang kelas Guru Murid 1997 279 1754 2369 36943 52 1186 18078 1998 310 2219 2702 45106 55 541 1379 12503 1999 280 2054 2815 37594 53 488 1527 17394 2000 283 2022 1680 36820 53 534 1345 16803 2001 282 1862 2543 36820 53 610 1385 17380 2002 282 1768 2428 38853 53 457 1313 16193 2003 280 58 2004 275 1757 2415 37335 55 449 1428 15208 2005 256 1604 2455 38526 59 556 1532 17073 2006 256 1843 2468 39972 59 529 1468 17061 2007 256 2034 2828 46802 59 562 1574 17584 2008 256 2088 3130 47034 60 579 1574 18234 2009 256 1905 2832 44759 64 576 1643 18779 2010 257 1798 2709 41041 64 654 1623 19061 Sumber ; BPS Kabupaten Karo dan BPS Sumatera Utara Dari data tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah ruang kelas dan guru diikuti dengan perkembangan jumlah murid. Dengan bertambahnya murid maka kebutuhan akan ruang kelas dan tenaga pendidik akan semakin banyak juga. Capaian di bidang pendidikan terkait erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan. Pada jenjang pendidikan SD UNIVERSITAS SUMATERA UTARA