BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah suatu uji klinis, tersamar tunggal, menggunakan pre- dan post- design.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2012 sampai Februari 2013, bertempat di beberapa perkampungan penduduk di Kecamatan Medan
Selayang
3.3 Populasi Penelitian
3.3.1 Populasi Populasi target
: Pasien perempuan yang menderita PK
Populasi terjangkau :
Pasien perempuan yang menderita PK di beberapa perkampungan penduduk di
Kecamatan Medan Selayang 3.3.2 Sampel
Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria inklusi :
a. Pasien perempuan yang menderita PK b. Usia pasien 6 tahun keatas
c. Panjang rambut dengan batas terpendek dari auricularis inferior dan batas terpanjang sampai papila mammae
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Bersedia ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani inform consent.
3.4.2 Kriteria eksklusi :
a. Sedang dalam pengobatan PK selama 2 minggu terakhir. b. Berambut keriting
c. Mempunyai penyakit kulit di kepala Psoriasis, Dermatitis Kontak, Dermatitis seboroik, Tinea kapitis, Pioderma
3.5 Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus :
n = Jumlah sampel
z α
= Tingkat kepercayaan 95 = 1,96
z β
= Power penelitian = 1,282
S =
Simpangan baku = 5,74 kepustakaan X
34
1-
X
2
Maka : n
= =
Perbedaan rerata yang dianggap bermakna = 4
1,96 + 1,282 x 5,74
2
4 =
=
1,96 + 1,282 x 5,74
2
= 3,242 x 5,74 =
4
2
= 18,609
2
= 21,6 ∼ 22 orang
4 4
n = z α + zβ S
2
X
1
– X
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh besar sampel minimal = 22 orang
Antisipasi drop out:
Dengan rumus di atas, maka jumlah sampel minimal yang direncanakan diteliti = 25 orang
3.6 Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode consecutive sampling.
3.7 Identifikasi Variabel
Variabel bebas :
alat pemanas pelurus rambut Variabel terikat
: pedikulosis kapitis
3.8 Alat dan Cara Kerja
3.8.1 Alat
a. Alat pemanas pelurus rambut merk philips dengan suhu 60ºC b. Kaca pembesar
c. Sisir kutu lice meister comb LMC
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Mangkuk plastik putih e. Pinset
f. Alat penghitung g. Jepitan rambut
h. Kain kasa i. Karet gelang
j. Kertas putih ukuran 25 cm x 25 cm
3.8.2 Cara kerja
Sebelum melakukan penelitian ini telah dilakukan penelitian pendahuluan pre-eliminary study untuk memvalidasi distribusi kutu dan telur kutu pada
sisi kanan dan kiri kepala penderita PK. Penelitian dilakukan pada 10 subjek, dengan menggunakan uji statistik t-test diperoleh nilai p = 0,79
p 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna jumlah kutu dan telur kutu pada sisi kanan dan kiri kepala terdistribusi merata. Oleh
karena itu pada penelitian ini jumlah kutu dan telur kutu pada kepala bagian kanan dan kiri dianggap sama banyak.
Dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Terhadap sampel yang sudah memenuhi kriteria kemudian dilakukan
pencatatan data dasar sampel. Setiap sampel ditangani dengan memakai alat pemanas pelurus rambut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Pada setiap pasien rambut kepala dalam keadaan kering dibagi menjadi 2
bagian. Sisi kanan sebagai lokasi rambut sebelum pemanasan pre treatment dan sisi kiri sebagai lokasi rambut setelah pemanasan post treatment.
b. Rambut sisi kanan dibagi dalam 10 bagian kecil dengan bantuan penjepit
rambut. Dilakukan penyisiran tiap bagian kecil dengan LMC sebanyak 20 kali dan kutu dan telurnya ditampung di atas kertas putih. Kemudian diperiksa dan
dihitung jumlah kutu dan telurnya baik yang hidup maupun yang mati dengan bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan oleh asisten peneliti tanpa
diketahui peneliti. c.
Kemudian pada rambut yang telah disisir tadi dilakukan pemanasan dengan menggunakan alat pemanas pelurus rambut dengan suhu 60°C selama 3 menit
pada setiap bagian kecil tersebut. Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti. d.
Rambut sisi kiri dibagi pula dalam 10 bagian kecil dengan bantuan penjepit rambut kemudian pada setiap bagian kecil rambut tersebut dilakukan
pemanasan dengan menggunakan alat pemanas pelurus rambut dengan jarak 1 cm dari kulit kepala pada suhu 60°C selama 3 menit dari setiap bagian kecil.
Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti. e.
Setelah dilakukan pemanasan, pada bagian kecil rambut tadi dilakukan penyisiran dengan LMC rambut sebanyak 20 kali dan hasil penyisiran
ditampung diatas kertas putih. Pengerjaan ini dilakukan oleh`peneliti. f.
Kemudian kutu dan telur kutu dimasukkan ke dalam masing-masing mangkuk plastik putih dan ditutup dengan kasa steril serta diikat dengan karet gelang,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kutu dibiarkan selama 3 jam sebelum dihitung dan untuk telur kutu dibiarkan selama 10 hari pada suhu kamar sebelum dihitung.
g. Setelah 3 jam dilakukan pemeriksaan serta penghitungan jumlah kutu yang
hidup dan mati dengan bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan oleh asisten peneliti tanpa diketahui peneliti.
h. Kemudian dilakukan perbandingan jumlah antara tindakan b dan tindakan g
untuk menilai keberhasilan efek pemanasan pada penatalaksanaan PK dan untuk mengetahui jumlah kutu pada sisi kanan dan kiri kepala. Pengerjaan ini
dilakukan oleh peneliti. i.
10 hari kemudian dilakukan pemeriksaan dan penghitungan jumlah telur kutu yang hidup dan mati dengan bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan
oleh asisten peneliti tanpa diketahui peneliti. j.
Kemudian dilakukan perbandingan jumlah antara tindakan b dan tindakan i untuk menilai keberhasilan efek pemanasan pada penanganan terhadap telur
kutu dan untuk mengetahui jumlah telur kutu pada sisi kanan dan kiri kepala. Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti.
k. Pada kulit kepala dan rambut dilihat efek samping yang timbul rambut patah,
eritema, rasa panas setelah pemanasan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.9 Kerangka Operasional
Gambar 7. Diagram kerangka operasional penelitian
Penghitungan jumlah kutu telur kutu yang hidup mati
PEDIKULOSIS KAPITIS
Alat pemanas pelurus rambut 60°C
rambut sisi kanan kepala pre treatment
LMC tampung
telur kutu
Penghitungan jumlah kutu yang
hidup mati
10 hari kemudian
rambut sisi kiri kepala post treatment
LMC tampung
Perbandingan jumlah kutu telur kutu yang hidup mati
kutu 3 jam kemudian
Efektifitas ?
Penghitungan jumlah telur kutu
yang hidup mati
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.10 Definisi Operasional
1. Pedikulosis kapitis adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh
ektoparasit spesifik yaitu Pediculus humanus capitis.
2. Usia adalah umur pasien yang dihitung berdasarkan tanggal lahir, apabila
lebih besar dari 6 bulan dilakukan pembulatan ke atas dan apabila lebih kecil
dari 6 bulan dilakukan pembulatan ke bawah.
3. Kutu kepala yang hidup sebelum pemanasan adalah kutu yang tampak masih
bergerak di bawah kaca pembesar.
4. Kutu kepala yang hidup setelah pemanasan adalah kutu yang tampak masih
bergerak di bawah kaca pembesar yang sebelumnya telah dilakukan
penanganan dengan alat pemanas.
5. Kutu kepala yang mati sebelum pemanasan adalah kutu yang tampak tidak
bergerak lagi di bawah kaca pembesar walaupun disentuh dengan
menggunakan jarum.
6. Kutu kepala yang mati setelah pemanasan adalah kutu yang tampak tidak
bergerak lagi di bawah kaca pembesar walaupun disentuh dengan menggunakan jarum yang sebelumnnya telah dilakukan penanganan dengan
alat pemanas.
7. Telur kutu yang hidup sebelum pemanasan adalah telur yang tampak belum
menetas berwarna hitam, bulat dan translusen yang dilihat di bawah kaca
pembesar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Telur kutu yang mati sebelum pemanasan adalah telur yang tampak hanya
berupa selubung yang telah ditinggalkan oleh nimfa berwarna putih dan
kolaps yang dilihat di bawah kaca pembesar.
9. Telur kutu yang mati setelah pemanasan adalah telur yang berupa telur yang
berwarna hitam, kolaps dan telah mengering yang dilihat di bawah kaca
pembesar.
10. Lice meister comb LMC adalah suatu alat yang memiliki bentuk yang
bervariasi, biasanya terdiri dari metal yang tipis atau bergigi plastik yang didisain sebagai sisir rambut, digunakan untuk membantu mendeteksi kutu
kepala dengan cara mengeluarkan kutu dan telurnya dari rambut kepala sehingga dapat dilakukan penghitungan kutu dan telur kutu yang diperoleh
dari penyisiran serta direkomendasikan untuk mengkonfirmasi keberhasilan
pengobatan.
11. Alat pemanas pelurus rambut adalah suatu alat yang digunakan untuk
meluruskan dan merapikan rambut yang menggunakan tenaga listrik dengan menghasilkan udara panas dengan suhu 60
˚C melalui dua pelat yang terbuat
dari logam atau keramik.
12. Efek samping adalah efek yang timbul akibat pemakaian alat pemanas berupa
rambut patah, eritema, rasa panas.
13. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar target telah
tercapai, dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
efektifitasnya target adalah hasil pengobatan yang direncanakan dapat
tercapai.
14. Psoriasis adalah suatu penyakit autoimun yang bersifat kronik dan residif,
yang ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai fenomena tetesan
lilin, Auspitz, dan Kobner.
15. Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh bahan
substansi yang menempel pada kulit yang menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi dan dapat disertai dengan keluhan gatal maupun rasa terbakar 16.
Dermatitis seboroik adalah suatu kelainan kulit yang ditandai dengan eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, dengan batas yang tidak
tegas. .
17. Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan
oleh spesies dermatofita yang dapat ditandai dalam beberapa bentuk klinis,
antara lain :
- Grey patch ring worm berupa plak yang memucat dan bersisik dengan
rambut menjadi warna abu-abu, tidak berkilat dan mudah patah. Kemudian lama-kelamaan dapat terbentuk alopesia setempat yang
disertai rasa gatal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
- Blackdot ring worm berupa rambut yang sangat rapuh dan patah tepat
pada muara folikel, sehingga ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut terlihat sebagai bintik hitam
- Kerion berupa sebukan massa rambut yang patah dan pus disertai gatal
dan nyeri. .
- Favus berupa pembentukan skutula krusta yang berbentuk mangkuk
berwarna merah kuning dan berkembang menjadi berwarna kuning kecoklatan. Pada pengangkatan krusta terlihat dasar yang cekung,
merah, basah dan berbau seperti tikus mousy odor. Dapat terjadi skar, atrofi dan alopesia permanen.
19. Pioderma adalah penyakit-penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman bakteri, terutama Streptococcus beta hemolyticus atau Staphylococcus
aureus . Secara umum gejala klinis dari beberapa penyakit pioderma dapat
berupa papul, pustul, eritematosa hingga dapat menjadi abses dengan atau tanpa rasa sakit.
3.11 Rencana Pengolahan dan Analisis Data