Individu lansia sering tidak melaporkan gejala, barangkali kerena mereka takut akan diagnosa penyakit serius atau karena mereka menerima gejala tersebut
sebagai bagian dari proses penuaan. Secara umum, lansia dianggap memiliki resiko operasi lebih buruk dibandingka pasien yang lebih muda. Cadangan
jantung menurun, fungsi ginjal dan hepar menurun dan aktifitas gastrointestinal tanpaknya berkurang. Dehidrasi, konstipasi dan malnutrisi mungkin terjadi.Secara
ringkas, tujuan keseluruhan dalam periode pra operasi adalah untuk memperbanyak mungkin faktor-faktor kesehatan yang positif. Brunner
Suddarth, 2001. Mengatasi rasa cemas dan takut dapat dilakukan persiapan psikologis pasien
melalui pengetahuan kesehatan, penjelasan tentang peristiwa yang mungkin terjadi. Sedangkan resiko infeksi atau cedera lainya dapat dilakukan dengan persiapan pra
operasi sepeti diet, persiapan perut, kulit, persiapan bernapas dan latihan kaki dan latihan mobilitas. Malam sebelum di operasi, diusahakan agar pasien dapat istirahat
dan tidur nyeyak. perasaan nyeri dapat mengganggu tidur pasien. Bila perlu, diberi satu tabelt parasetamol dan pasien yang tidak bisa tidur diberi satu tabelt Luminal
Kozier,2004.
2.4 Landasan Teori
Menurut Smeltzer dan Bare 1996 dalam bukunya menjelaskan pentingnya Informed Consent dimana izin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari
pasien diperlukan sebelum pembedahan dilakukan. Izin tertulis seperti itu
melindungi pasien terhadap operasi yang lalai dan melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum. Demi kepentingan semua pihak yang terkait,
perlu mengikuti prinsip medikolegal yang baik. Sebelum pasien menandatangani formulir Informed Consent, ahli bedah harus memberikan penjelasan yang jelas dan
sederhana tentang apa yang akan diperlukan dalam pembedahan. Ahli bedah juga harus menginformasikan pasien tentang alternatif-alternatif yang ada, kemungkinan
resiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, menimbulkan kecacatan, pengangkatan bagian tubuh, juga tentang apa yang diperkirakan terjadi pada periode pasca operasi
awal dan lanjut.
Menurut Stuart dan Sundeen 1998 terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan kecemasan, diantaranya: 1 Teori Psikoanalisa menunjukkan sesuatu
tentang ego manusia. Ego manusia tidak seluruhnya dan tidak selamanya sanggup menghadapi stimulus dari luar dan dalam dirinya. Dalam keadaan demikian manusia
akan mempergunakan berbagai macam mekanisme pertahanan diri. Bila mekanisme pertahanan ini tidak mampu mengendalikan stimulus dari luar, beberapa di antara
mekanisme pertahanan diri yang patologik, baik sendiri atau bersamaan, akan dipergunakan. 2 Teori interpersonal dihubungkan dengan trauma pada masa
perkembangan atau pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah
biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan berat . 3 Teori perilaku
Kecemasan merupakan hasil frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku
menganggap kecemasan merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia yang
pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berat pada kehidupan masa dewasanya.
4 Teori keluarga kecemasan yang dialami oleh individu kemungkinan memiliki dasar genetik. Orang tua yang memiliki gangguan cemas tampaknya memiliki resiko
tinggi untuk memiliki anak dengan gangguan cemas. 5 Teori biologi menunjukkan
bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-gamma
neuroregulator GABA dan endorfin juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan sebagaimana halnya dengan endorfin.
kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan menurut Hawari
2008 adapun tingkat kecemasan adalah ringan, sedang, berat dan panik.
2.5 Kerangka Konsep