Pra operasi dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Dalam hal ini dokter dan perawat dapat
melakukan pengkajian awal, merencanakan metode penyuluhan sesuai dengan kebutuhan pasien dan melibatkan keluarga Atkinson 1992 dalam Tanjung
2004. b.
Tahap operasi Masa operasi dimulai pada saat pasien masuk ruang operasi hingga pasien
dipindah ke ruang pemulihan. Pada situasi ini perawat tidak berperan dominan, tetapi bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pasien.
c. Tahap pasca operasi
Masa pasca operasi adalah situasi setelah pasien kembali dari ruang operasi kemudian ditempatkan di ruang pemulihan atau dikembalikan ke ruang rawat.
Pada tahap ini perawat berperan membantu pasien memenuhi kebutuhan harian sekaligus melanjutkan perawatan luka operasi Tamsuri, 2006.
2.3.3 Persiapan - Persiapan sebelum Operasi
a. Pemeriksaan fisik.
b. Pemeriksaan tekanan darah.
c. Status pernafasan.
Tujuan bagi pasien yang berpotensi menjalani operasi adalah untuk mempunyai fungsi pernafasan yang optimal. Semua pasien diminta untuk berhenti merokok 4
- 6 minggu sebelum menjalani operasi.
d. Status kardiovaskuler
Tujuan dalam menyiapkan semua pasien pra operasi adalah agar fungsi sistem kardiovaskuler berfungsi memenuhi kebutuhan oksigen, cairan dan nutrisi
Karena penyakit kardiovaskuler meningkatkan resiko, pasien dengan penyakit membutuhkan perhatian yang lebih besar dari biasanya selama fase perawatan
dan penatalaksanaan. Tergantung pada keparahan gejala, pembedahan mungkin diundur sampai pengobatan medis dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi
pasien. e.
Fungsi imunologi Fungsi pengkajian pra operasi yang penting adalah untuk menentukan adanya
alergi, termasuk reaksi alergi sebelumnya. Penting untuk mengidentifikasi dan mencatat segala bentuk sensitivitas. Pasien diminta untuk mengingat segala
substansi yang menyebabkan reaksi alergi sebelumnya, termasuk medikasi, transfusi darah dan agen kontras dan untuk menggambarkan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh substansi ini. f.
Persiapan intestinal Pembersihan dengan enema mungkin dilakukan pada malam sebelum operasi dan
diulang jika tidak efektif. Pembersihan ini adalah untuk mencegah trauma yang tidak diinginkan pada intestinal.
g. Pertimbangan gerontologi
Individu lansia yang menghadapi operasi dapat mempunyai suatu kombinasi penyakit kronik dan masalah kesehatan yang mengidentifikasi pembedahan.
Individu lansia sering tidak melaporkan gejala, barangkali kerena mereka takut akan diagnosa penyakit serius atau karena mereka menerima gejala tersebut
sebagai bagian dari proses penuaan. Secara umum, lansia dianggap memiliki resiko operasi lebih buruk dibandingka pasien yang lebih muda. Cadangan
jantung menurun, fungsi ginjal dan hepar menurun dan aktifitas gastrointestinal tanpaknya berkurang. Dehidrasi, konstipasi dan malnutrisi mungkin terjadi.Secara
ringkas, tujuan keseluruhan dalam periode pra operasi adalah untuk memperbanyak mungkin faktor-faktor kesehatan yang positif. Brunner
Suddarth, 2001. Mengatasi rasa cemas dan takut dapat dilakukan persiapan psikologis pasien
melalui pengetahuan kesehatan, penjelasan tentang peristiwa yang mungkin terjadi. Sedangkan resiko infeksi atau cedera lainya dapat dilakukan dengan persiapan pra
operasi sepeti diet, persiapan perut, kulit, persiapan bernapas dan latihan kaki dan latihan mobilitas. Malam sebelum di operasi, diusahakan agar pasien dapat istirahat
dan tidur nyeyak. perasaan nyeri dapat mengganggu tidur pasien. Bila perlu, diberi satu tabelt parasetamol dan pasien yang tidak bisa tidur diberi satu tabelt Luminal
Kozier,2004.
2.4 Landasan Teori