Informasi yang Harus Disampaikan

i. Kapan pasien boleh bangun dari tempat tidur setelah operasi Roper, 2002.

2.2.5 Informasi yang Harus Disampaikan

Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 168 ayat 1 ‘’Untuk menyelenggarakan Upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan, ayat 2 ‘’ Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor, ayat 3 ‘’ Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam Pasal 169 Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat . Sedangkan Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien atau keluarga adalah informasi mengenai apa yang perlu disampaikan, kapan disampaikan, siapa yang harus menyampaikan dan informasi mana yang harus disampaikan, tentu segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit pasien. Tindakan apa yang akan dilakukan, tentunya prosedur tindakan yang akan dijalani pasien baik diagnostik maupun terapi dan lain-lain sehingga pasien atau keluarga dapat memahaminya. Hal ini mencakup bentuk, tujuan, risiko, manfaat dari terapi yang akan dilaksanakan dan alternatif terapi. Mengenai kapan disampaikan bergantung pada waktu yang tersedia setelah dokter memutuskan akan melakukan tindakan invasif. Pasien atau keluarga harus diberi waktu yang cukup untuk menentukan keputusannya. Yang menyampaikan informasi, bergantung pada jenis tindakan yang akan dilakukan dalam tindakan bedah dan tindakan invasif lainnya harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan tindakan. Penyampaian informasi ini memerlukan kebijaksanaan dari dokter yang akan melakukan tindakan tersebut atau petugas yang ditunjuk. Mengenai informasi mana yang harus disampaikan haruslah selengkap-lengkapnya, kecuali dokter menilai informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi, bila perlu, informasi dapat diberikan kepada keluarga pasien Hanafiah Amir, 2008. Dokter yang akan melakukan tindakan medik mempunyai tanggung jawab utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Apabila berhalangan, informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakilkan kepada dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan. informasi dan penjelasan disampaikan disampaikan secara lisan, sedangkan secara tulisan dilakukan hanya sebagai pelengkap penjelasan yang telah disampaikan secara lisan. Cara penyampaian dan isi informasi disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien Guwandi, 2004. 2.2.6 Hak dan Kewajiban Pasien a. Hak untuk menentukan nasib sendiri Dalam Hospital Patients Charter yang disepakati dalam sidang pleno memuat hal-hal yang berhubungan dengan pasien yaitu dikatakan bahwa pasien berhak untuk memilih dokternya secara bebas. Pasien berhak untuk menerima atau menolak pengobatan sesudah pasien menerima informasi yang jelas. Pasien berhak untuk mengakiri atau memutuskan dengan dokter tersebut. Dengan kata lain dokter tidak berhak untuk mencegah atau melarang jika pasien hendak berobat kepada dokter yang lain. Dalam kenyataan dokter dan pasien melihat suatu keadaan dari sudut pandang yang bebeda, Disatu pihak tindakan medis terhadap seseorang yang tidak didasarkan pada informasi yang adekuat akan mencemarkan atau menganggu pribadi orang tersebut. Dipihak lain untuk menentukan nasib sendiri yang mengandung hak untuk berkembang dalam masyarakat tidak dapat diwujudkan apabila individu tidak memperoleh informasi yang cukup yang berhubungan langsung dengan kepentingan jasmani dan rohaninya. b. Hak atas informasi Hak untuk menentukan nasib sendiri tidak akan terwujud secara optimal jika tidak didampingi hak atas informasi, Karena keputusan akhir mengenai penentuan nasibnya sendiri itu dapat diberikan jika untuk pengambilan keputusan tersebut memperoleh informasi yang lengkap tentang segala untung dan ruginya apabila suatu keputusan telah diambil. Selain dari kedua hak tersebut, hak-hak pasien yang lain adalah sebagai berikut: a. Hak memberikan persetujuan tindakan medis Persetujuan tindakan medis atau Informed consent merupakan hal yang sangat prinsip dalam profesi kedokteran jika ditinjau dari sudut hukum perdata ataupun pidana. b. Hak untuk memilih dokter atau rumah sakit Walaupun pada dasarnya setiap dokter dianggap memiliki kemampuan yang sama untuk melakukan tindak medis dalam bidang masing-masing, pasien tetap berhak memilih dokter atau rumah sakit yang dikehendaki. c. Hak atas rahasia medis Yaitu segala sesuatu yang disampaikan oleh pasien secara sadar dan tidak sadar kepada dokter dan segala sesuatu yang diketahui oleh dokter sesuatu mengobati dan merawat pasien. Etika kedokteran mengatakan behwa rahasia ini harus dihormati oleh dokter, bahkan setelah pasien itu meninggal. d. Hak untuk menolak pengobatan atau perawatan serta tindakan medis Dokter atau rumah sakit tidak boleh memaksa pasien untuk menerima suatu tindakan medis tertentu, tetapi dokter harus menjelaskan risiko atau kemungkinan yang terjadi jika tindakan medis itu tidak dilakukan. Apabila setelah menerima penjelasan pasien tetap menolak, pasien harus menandatangani penolakan itu. e. Hak atas pendapat kedua second opinion Usaha mendapatkan second opinion dari dokter lain, maka dokter pertama tidak perlu tersinggung, demikian pula dengan keputusan pasien setelah mendapatkan second opinion. f. Hak untuk mengetahui isi rekam medis Pasien adalah pemilik berkas rekam medis serta bertanggung jawab sepenuhnya atas rekam medis tersebut. Apabila pasien menghendaki keluarga atau pengacara untuk mengetahui isi rekam medis tersebut, pasien harus membuat izin tertulis atau surat kuasa untuk itu. Berdasarkan izin itu, dokter atau rumah sakit dapat memberikan ringkasan atau foto kopi rekam medis tersebut meskipun dokter atau rumah sakit harus tetap menjaga rekam medis tersebut dari orang yang tidak berhak. Kewajiban-kewajiban pasien adalah sebagai berikut : a. Kewajiban memberikan informasi medis. b. Kewajiban mentaati petunjuk. c. Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada sarana kesehatan. d. Kewajiban memberikan imbalan jasa kepada dokter. e. Kewajiban berterus terang. f. Kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahui.

2.2.7 Persetujuan Tindakan Medis

Dokumen yang terkait

PENGARUH INFORMED CONSENT TERHADAP KECEMASAN DAN PENGETAHUAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KABUPATEN SRAGEN

0 11 109

PENGARUH INFORMED CONSENT TERHADAP KECEMASAN DAN PENGETAHUAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KABUPATEN SRAGEN

0 4 137

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PEMBERIAN INFORMED CONSENT SEBELUM TINDAKAN OPERASI Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Informed Consent Sebelum Tindakan Operasi Di RSUD Dr.Moewardi.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Informed Consent Sebelum Tindakan Operasi Di RSUD Dr.Moewardi.

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PEMBERIAN INFORMED CONSENT SEBELUM TINDAKAN OPERASI Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pemberian Informed Consent Sebelum Tindakan Operasi Di RSUD Dr.Moewardi.

0 1 13

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Afitaria Qulsum

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Pengertian dan Batasan Kecemasan - Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pemberian Informed Consent pada Pasien Pra Operasi di RSUD Kabupaten Gayo Lues

0 0 28

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Pemberian Informed Consent pada Pasien Pra Operasi di RSUD Kabupaten Gayo Lues

0 0 8

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN PRA OPERASI DI RSUD KABUPATEN GAYO LUES TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

0 0 15

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRA OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN INFORMED CONCENT PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN 2013

0 1 6